Oleh: Jihan Lathifah, Siswa SMA Khoiru Ummah, Bogor
Muslimahtimes.com–Baru-baru ini, jagat maya Indonesia digegerkan oleh berita pembunuhan remaja yang pelakunya pun ternyata juga seorang remaja. Bermula dari penemuan jasad seorang gadis membusuk di sebuah warung kopi yang telah tutup di daerah Perumahan Made Great Residence, Desa Made, Lamongan, (15/01/2025). Setelah melalui proses penyelidikan dan autopsi oleh pihak berwajib, korban diketahui dibunuh lantaran menolak pernyataan cinta dari sang pelaku. Karena emosi yang tak terbendung, pelaku lantas membenturkan kepala korban ke dinding berkali-kali hingga meregang nyawa.
Kasus demikian memang bukan yang pertama kalinya. Banyak sekali faktor yang menyebabkan kasus serupa terus berulang hampir setiap tahunnya. Mulai dari lemahnya kontrol emosi, minimnya pendidikan moral terhadap anak dan remaja, pengabaian terhadap kesehatan mental remaja, hingga lingkungan yang kurang suportif. Pun dengan media sosial yang menjadi poros bagi generasi muda kini yang rendah literasi. Media sosial yang menjadi panutan para generasi muda untuk bertindak tanpa berpikir dampak ke depan untuk dirinya. Kondisi terpuruk yang tengah mengungkung dunia remaja ini tak lain dan tak bukan adalah buah dari kehidupan yang berasaskan sistem sekuler-kapitalisme.
Sekularisme yang kini membayangi kehidupan remaja membuat mereka lalai akan yang halal dan haram. Membuat mereka asing dengan agama mereka sendiri. Sementara kapitalisme yang mengukur kebahagiaan adalah hanya dari materi atau terpenuhinya keinginan seseorang sehingga membuat seseorang menghalalkan semua cara demi tercapainya tujuan tersebut. Demikian pula emosi yang dapat dilampiaskan dengan berbagai cara sekehendaknya, sesuai dengan hawa nafsu.
Berbagai persoalan yang dihadapi remaja saat ini membutuhkan solusi yang komprehensif. Solusi yang hanya dimiliki oleh sistem Islam, yang telah mengatur kehidupan umat secara menyeluruh. Termasuk sistem pendidikan yang tentunya tidak hanya berfokus pada aspek akademis, namun juga pembentukan akhlak mulia, pengendalian diri, pemahaman yang benar terhadap hubungan antarmanusia, atau dengan kata lain sistem pendidikan Islam membentuk kepribadian anak dan remaja agar bertingkah laku sesuai dengan syariat.
Islam pun memiliki aturan yang jelas terhadap hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dengan aturan yang diterapkan dalam Islam, laki-laki dan perempuan memiliki batasan dalam berinteraksi di kehidupan sosial yang dapat mencegah terjadinya hubungan yang belum dihalalkan dan dapat merusak moral juga mencegah terjadinya konflik emosional.
Dengan demikian seluruh problematika remaja termasuk kasus-kasus seperti ini dapat dientaskan secara menyeluruh dan tidak memungkinkan akan terjadi kasus berikutnya. Generasi muda pun tak akan terbuai dengan asmaranya dan dapat mengoptimalkan potensinya untuk kebaikan, menjadi pemimpin muslim masa depan