
Oleh. Kholda Najiyah
Muslimantimes.com–Tekanan hidup kian hari kian ganas. Sistem ekonomi menindas. Keuangan terbatas. Situasi politik tidak jelas. Keadilan hukum amblas. Godaan pergaulan semakin bebas. Gaya hidup materialistis semakin menggilas. Masyarakat pun dibuat semakin tidak waras. Jika tidak kuat menghadapi tekanan hidup, rumah tangga pun banyak yang kandas.
Penting bagi setiap individu untuk menguatkan diri dan kedudukannya dalam keluarga, agar mampu bertahan dari tekanan hidup. Ingat, keluarga adalah benteng tempat berlindung terbaik dari segala tekanan hidup. Untuk itu, penting bagi keluarga muslim untuk memiliki sikap mental yang kompak dalam menghadapi tantangan hidup bersama. Antara lain sebagai berikut:
- Kejujuran dan keterbukaan
Jalin komunikasi yang baik antar seluruh anggota keluarga. Hendaknya saling bersikap jujur dan terbuka dalam menghadapi masalah apapun. Setiap anggota keluarga berani menyampaikan pendapat. Tidak malu mengadukan masalah. Tidak memendam sendiri tekanan hidup. Mau berbagi cerita. Berbagi beban jika untuk saling meringankan.
Jangan sampai anggota keluarga malah tertekan sendiri tanpa bisa berbagi. Berikanlah perhatian satu sama lain, siapa tahu ada masalah yang sebenarnya disembunyikan. Ciptakanlah suasana yang menyenangkan dengan saling mendengarkan satu sama lain. Terimalah perbedaan selama tidak melanggar syariat Islam dan cari titik temunya.
- Kebijaksanaan
Lebih bijaksana dalam menghadapi permasalahan, baik masalah pribadi maupun keluarga. Jangan buru-buru marah atau menghakimi. Terimalah perbedaan selama tidak melanggar syariat Islam dan cari titik temunya. Terima kekurangan anggota keluarga. Seseorang akan merasa berarti hidupnya, jika ia diterima apa adanya. Dan, keluargalah tempat di mana kita diterima apa adanya.
- Kedewasaan
Masing-masing harus lebih dewasa dalam menyikapi tekanan hidup, dengan menyadari bahwa hidup memang tak lepas dari ujian. Ingatlah bahwa tidak ada yang menjanjikan bahwa hidup di dunia ini akan mudah, tetapi bersama kesulitan Allah menjanjikan kemudahan. Nah, dewasa berarti dapat memilah mana masalah yang harus serius dipikirkan dan mana yang cukup dihempaskan. Dewasa berarti menyikapi masalah dengan mental kuat, tanpa mudah goyah dan rapuh. Dewasa berarti paham akan tanggung jawab dalam mencari solusi dan bukan putus asa menghadapi situasi.
- Ketenangan
Ketenangan juga sangat penting dalam menghadapi masalah dan tekanan hidup. Tidak mudah panik dan terburu-buru, melainkan berpikir lebih jernih. Kendalikan emosi dan perasaan, agar tidak mudah terjatuh dalam situasi yang tidak masuk akal. Kelola jenis-jenis emosi, sadari dan tempatkan sesuatu situasi yang dihadapi dengan tepat. Misalnya, kapan boleh marah dan bagaimana mengekspresikan kemarahan itu. Kapan tidak perlu marah, cukup ambil nafas panjang dan tidak perlu dipermasalahkan.
- Kekompakan dan kebersamaan
Antar anggota keluarga bahu-membahu saling menguatkan hubungan agar semakin dekat dan erat. Mengutamakan kebersamaan, kekompakan dan keharmonisan keluarga. Saling bekerjasama, tolong menolong dan mengutamakan satu sama lain. Tidak egois mementingkan perasaan sendiri. Tidak egois mementingkan kebutuhan pribadi. Tidak pelit, saling iri hati atau sikap-sikap tidak terpuji lainnya yang merusak hubungan. Tidak pula membanding-bandingkan satu sama lain. Antara suami istri terjalin relasi yang kuat, intim, akrab dan cair. Antara adik-kakak saling menyayangi dengan tulus. Hubungan antara anak dan orang tua terjalin hangat dan penuh kasih sayang. Bukan hubungan yang saling menuntut, tapi saling mempermudah.
Semoga keluarga kita senantiasa rukun dari dalam dan terjaga dari ancaman luar yang merusak. Pertahankan keluarga, meskipun mungkin tidak ideal, sebagai tempat kita mendapatkan perlindungan diri, kenyamanan dan keamanan. Kepada siapa lagi kita pulang, berlindung dan berteduh, kecuali kepada keluarga yang kita sayangi.(*