
Oleh. L.Sholihah
Muslimahtimes.com–Mahasiswa baru-baru ini melakukan aksi demo yang digelar pada Kamis, 20 Februari 2025 bertajuk “Indonesia Gelap” di Jakarta. Aksi tersebut merupakan aksi terpusat nasional setelah sebelumnya masa Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar unjuk rasa serentak pada Senin, 17 Februari 2025 di masing-masing daerah, termasuk Jakarta. Selain di Jakarta, demo mahasiswa terjadi di sejumlah daerah, seperti Bandung, Lampung, Surabaya, Malang, Samarinda, Banjarmasin, Aceh, dan Bali.
Dalam aksi tersebut, terdapat sembilan poin tuntutan yang dibawa BEM SI. Rinciannya sebagai berikut:
(1) Kaji ulang Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang berfokus pada efisiensi belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Tahun Anggaran 2025. (2) Transparansi status pembangunan dan pajak rakyat. (3) Evaluasi besar-besaran Makan Bergizi Gratis. (4) Tolak revisi Undang-Undang Minerba yang bermasalah. (5) Tolak dwifungsi TNI 7. (6) Sahkan Undang-Undang Perampasan Aset
Tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional. (8) Tolak impunitas dan tuntaskan HAM berat. (9) Tolak cawe-cawe Jokowi dalam pemerintahan Prabowo Subianto (METRONEWS 21/02/2025)
Aliansi BEM SI menggagas aksi ini untuk menyuarakan kekhawatiran serta kekecewaan terhadap kebijakan negara di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Situasi negara dinilai sudah “makin gelap” akibat kebijakan-kebijakan yang ada. Tempo.co 22/02/2025
Aksi ini menunjukan bahwa para mahasiswa menyadari betul bahwa Indonesia tidak baik-baik saja. Namun, sayang tuntutan-tuntutan yang disuarakan oleh mahasiswa sebenernya hanya cabang-cabang permasalahan yang ada di negri ini. Mereka belum menyadari bahwa akar permasalahan yang menjadi penyebab “Indonesia Gelap” itu adalah sistem demokrasi yang diterapkan di negeri ini. Sistem demokrasi yang katanya menjadikan kedaulatan ditangan rakyat nyatanya tidak merepresentasi kehendak rakyat.
Lahirnya kebijakan-kebijakan yang rusak adalah keniscayaan dalam sistem demokrasi, karena asas dari sistem ini adalah sekulerisme dan liberalisme yang menuhankan akal dan kebebasan. Wajar jika demokrasi tidak mengenal prinsip halal haram. Agama dalam sistem ini, haram turut campur mengatur kehidupan dengan dalih akan mencederai prinsip kebebasan. Adapun politik perwakilan yang dibanggakan dan berbiaya super mahal nyatanya hanya menjadi jalan lahirnya kekuasaan mutlak segelintir orang atas rakyat secara keseluruhan. Sementara sistem kepemimpinannya pun jauh dari fungsi pelayanan.
Rasulullah saw., bersabda: “Imam adalah raa’in (penggembala) dan ia bertanggung jawab atas gembalaannya (rakyatnya).” (HR Bukhari)
”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud)
Maka, seharusnya mahasiswa memahami bahwa satu-satunya solusi adalah dengan Kembali kepada Islam. Syariat Islam kaffah yang ditegakkan oleh para penguasa atas dasar takwa benar-benar memberi tuntunan untuk menjadi solusi seluruh problem kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sistem politiknya menjadikan negara begitu kuat dan disegani musuh-musuhnya. Sistem ekonomi dan keuangan Islam yang diterapkannya membuat sumber daya alam milik rakyat yang melimpah ruah, benar-benar mampu menyejahterakan mereka secara adil dan merata.
Begitu pun penerapan sistem-sistem lainnya, seperti sistem pergaulan, hukum, pendidikan, kesehatan, pertahanan dan keamanan, benar-benar melahirkan kehidupan yang mulia. Akal, jiwa, harta, kehormatan, agama, dan negara benar-benar terjaga di bawah kepemimpinan Islam hingga peradabannya tampil sebagai teladan dan cahaya bagi dunia. Semua itu sudah terbukti dalam sejarah peradaban Islam yang telah berlangsung selama 13 abad silam.
Allah Swt berfirman, “(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (QS. Ibrahim:1)
Sudah saatnya mahasiswa mengambil peran sebagai agen perubahan dengan mengemban risalah Islam, mengoreksi penguasa atas spirit amar makruf nahi munkar dan menyuarakan solusi Islam karena hanya dengan penerapan sistem Islam meniscayakan masa depan masyarakat gemilang bukan gelap atau suram. Untuk itu mereka harus bergabung Bersama kelompok dakwah ideologis agar bisa mewujudkan kehidupan islam ditengah-tengah masyarakat sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
Wallahu’alam bisshowab