Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2025
  • June
  • 18
  • Wanita Berkelas, Masculine vs Feminine Energy

Wanita Berkelas, Masculine vs Feminine Energy

Editor Muslimah Times 18/06/2025
WhatsApp Image 2025-06-18 at 09.47.45
Spread the love

Oleh. Kholda Najiyah

Muslimahtimes.com–Perbincangan tentang pria vs wanita tak pernah habis. Bahkan di kalangan wanita, masih saja disibukkan urusan bagaimana agar menjadi ‘wanita berkelas’ yang diperlakukan bak ratu. Muncul dua istilah yang begitu populer belakangan ini, masculine energy vs feminine energy.

Ronald F. Levant dalam bukunya Masculinity Reconstructed menyebutkan, ciri-ciri masculine energy adalah ambisius, mandiri, kuat dan agresif. Sedangkan feminine energy, mengutip dari buku Divine Feminine Energy karya Angela Grace, mengacu pada sifat sensitif, penuh kasih sayang, hangat, ramah, menawan, pengertian, penyabar dan lembut.

Baik pria maupun wanita punya sisi feminin dan maskulin dengan kadar yang berbeda. Masing-masing bisa diaktifkan sesuai situasi dan kebutuhan. Contoh, wanita yang dominan energi maskulinnya, dia akan tampil menjadi sosok yang tangguh, tegas, berani, dan berjiwa pemimpin. Mereka penuh percaya diri dan menganggap semua setara. Tidak lagi pemalu, sebaliknya aktif dan agresif.

Dalam relasi percintaan, mereka tidak segan memimpin. Menghubungi duluan, mengajak bertemu, bahkan rela menjemput atau membayari pasangannya. Menurut mereka, zaman sudah berubah. Tidak usah gengsi jika perempuan mengejar pria dan menyatakan cinta duluan.

Bertolak belakang dengan itu, perempuan yang memiliki energi feminin dominan, maka tampil dalam sosok perempuan yang anggun menawan. Karena, feminine energy ditandai dengan sifat sensitif, penuh kasih sayang, hangat, ramah, menawan, pengertian, penyabar dan lembut.

Dalam relasi percintaan, mereka mengharap diperlakukan bak ratu. Membiarkan pasangan melakukan yang menjadi tanggung jawab pria, seperti menghubungi duluan, menjemput, dan membayarinya. Menjadi perempuan anggun, berarti tidak mengejar pria. Memilih strategi memancing lawan jenis agar merekalah yang jatuh cinta.

Di sinilah bertabrakan dua nilai yang bertentangan: apakah perempuan harus tangguh dan mandiri, ataukah tetap anggun dan diperlakukan bak ratu? Para wanita pun kebingungan di antara dua sifat dasar yang sama-sama membentuk jiwanya, yaitu feminine energy dan masculine energy.

Meneguhkan Perbedaan

Munculnya istilah feminine energy dan masculine energy, tak lepas dari makin berkembangnya ilmu pengetahuan yang meneliti perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Penelitian dan penemuan  melalui serangkaian prosedur yang bisa dibuktikan secara ilmiah itu, semakin detail mengungkap tabir perbedaan antarkeduanya. Misal ilmu saraf (neurosains) maupun psikologi. 

Hasil penemuan tersebut, meneguhkan pengakuan bahwa laki-laki dan perempuan adalah jenis individu yang berbeda, baik fisik maupun psikis. Karakter keduanya berbeda, sehingga tidak mungkin disamakan persis. Inilah yang disebut fitrah, suatu kodrat ciptaan Yang Maha Pencipta.

Allah Swt berfirman dalam Surat Ali-Imran ayat 36: وَ لَيۡسَ الذَّكَرُ كَالۡاُنۡثٰ yang artinya: “ … dan tidaklah laki-laki itu seperti perempuan.” Jadi, Islam sejak lama menegaskan bahwa perempuan memiliki fitrah yang berbeda dengan laki-laki.

Perempuan pada dasarnya didominasi oleh energi feminine, dan laki-laki didominasi energi maskulin. Jika keduanya diaktifkan dengan benar dan diaplikasikan berdasarkan syariat Islam, pasti akan melahirkan harmoni antara laki-laki dan perempuan. Ini juga semakin membuktikan, bahwa gagasan untuk menyetarakan kedudukan laki-laki dan perempuan sama persis, pasti akan gagal. Selamanya mereka akan berhadapan dengan dinding perbedaan yang nyata itu. Sebagai contoh, perempuan mandiri dengan sifat-sifat maskulinnya yang ambisius, tetap tidak bisa menghilangkan sisi femininnya. Ia merasaan lelah dan ingin dilindungi. Butuh tempat bersandar dan bergantung.

Fitrah Pria vs Wanita Menurut Islam

Sejatinya, istilah feminin vs maskulin sendiri sudah ditemukan sejak lama. Feminine dari bahasa Prancis, merujuk pada sifat yang menunjukkan sifat keperempuanan. Seperti kelembutan, kesabaran, kebaikan, merawat,empati dll. Sedangkan maskulin berasal dari kata muscle atau otot yaitu sifat-sifat yang hanya mendasarkan pada kekuatan otot (fisik).

Setiap individu memiliki dua energi tersebut, baik feminin maupun maskulin. Sebagaimana juga memiliki dua jenis hormon, yakni hormon testoteron yang dominan pada pria dan hormon estrogen yang lebih dominan pada wanita. Terkait sifat feminin dan maskulin, maka wanita seharusnya dominan feminine energy, sedangkan pria dominan masculine energy.

Realitanya, wanita banyak yang berubah menjadi masculine energy dan sebaliknya pria malah feminine energy. Dunia pun terbalik, wanita banyak yang mandiri dan cenderung maskulin, sementara pria justru lembek alias cenderung feminin. Wanita menjadi tomboy dan pria pun melambai.

Ini tidak terlepas dari landasan liberalisme atau kebebasan yang menaungi sistem hidup manusia saat ini. Adanya gaya hidup pacaran, membuat pria dan wanita sibuk membahas trik-trik menggaet pasangan. Tidak peduli pada urusan umat, selain berputar pada urusan pribadinya.

Sementara itu, adanya isu keadilan dan kesetaraan gender, membuai perempuan untuk keluar dari kodratnya. Memilih menjadi maskulin daripada feminine. Padahal sebagai perempuan, ada rasa ingin dilindungi, bersikap lemah lembut, memiliki rasa malu, penuh kasih sayang, keibuan dan empati. Sedangkan fitrah pria antara lain bertanggungjawab, ingin melindungi, tegas berani, dan butuh dihormati.

Pengetahuan akan sifat feminin vs maskulin bisa dimanfaatkan untuk saling melengkapi dalam menjalankan hak dan kewajiban masing-masing sesuai syariat yang diturunkan Allah Swt. Bukan malah diperdebatkan tanpa ujung, sekadar untuk mendapat predikat ‘wanita berkelas.’

Berkelas ala Islam

Islam memuliakan perempuan. Ungkapan ini sudah sangat mahsyur di khalayak. Artinya, muslimah itu adalah perempuan berkelas. Mereka memiliki ciri-ciri wanita salehah yang sangat agung. Inilah wanita berkelas sesungguhnya:

Pertama, takwa. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan menjadikan syariah sebagai penuntut pedoman hidup. Firman Allah Swt yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!” (TQS At-Taubah: 119)

Kedua, berakhlak mulia. Muslimah berbicara dengan sopan dan bijak. Bersikap rendah hati dan tidak sombong. Menjaga lisan dari ghibah, fitnah, dan perkataan yang tidak bermanfaat. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Memiliki rasa malu yang terpuji.

Rasulullah SAW Bersabda: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Ketiga, menjaga kehormatan diri (iffah). Menutup aurat sesuai syariat. Menjauhi segala hal yang dapat menjatuhkan martabat diri. Misalnya, tidak ‘mengejar’ pria. Memiliki rasa malu yang terpuji. Tidak tabaruj. Berpenampilan bersih dan rapi.

Keempat, berilmu. Punya pengetahuan luas, baik ilmu agama maupun ilmu dunia yang bermanfaat. Wanita terdidik lebih berdaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Selain itu, juga memungkinkan mereka berkontribusi lebih besar kepada keluarga dan masyarakat

Membentuk diri menjadi wanita seperti di atas, tentunya tidak mudah. Dibutuhkan support system, mulai dari tekad individu, dukungan keluarga dan lingkungan, serta kebijakan dari negara. Gunanya untuk apa? Agar dapat menjalin menjalankan relasi suami istri yang harmonis. Mengetahui karakter masing-masing pasangan, dapat membuat pasangan akhirnya lebih menerima dan memaklumi.

Selain itu, dukungan untuk menjadi muslimah terbaik, penting bagi peran keibuan dengan bijaksana. Ibu yang kelak akan melahirkan peradaban mulia dan cemerlang. Inilah urgensi sistem sekuler kapitalis, harus diganti dengan peradaban Islam, agar perbincangan kaum perempuan tidak lagi fokus seputar dirinya, tapi juga problematika umat.(*)

Continue Reading

Previous: Sisi Gelap Media Sosial bagi Perempuan

Related Stories

Sisi Gelap Media Sosial bagi Perempuan WhatsApp Image 2025-06-18 at 09.47.45(1)

Sisi Gelap Media Sosial bagi Perempuan

18/06/2025
Raja Ampat Korban Syahwat Bisnis Nikel WhatsApp Image 2025-06-16 at 06.13.35

Raja Ampat Korban Syahwat Bisnis Nikel

16/06/2025
Krisis Palestina dan Urgensi Sistem Islam: Mengapa Dunia Butuh Khilafah? WhatsApp Image 2025-06-13 at 10.39.45

Krisis Palestina dan Urgensi Sistem Islam: Mengapa Dunia Butuh Khilafah?

13/06/2025

Recent Posts

  • Wanita Berkelas, Masculine vs Feminine Energy
  • Sisi Gelap Media Sosial bagi Perempuan
  • Eksploitasi Raja Ampat, Kerusakan Fatal, Islam Solusi Ideal
  • Kini Keindahan Raja Ampat Sirna
  • Tambang Nikel Raja Ampat, Bukti Tata Kelola SDA Jauh dari Syariat

Recent Comments

  1. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  2. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  3. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  4. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan
  5. wulan on Surya Dalam Dekap

Read This

Wanita Berkelas, Masculine vs Feminine Energy WhatsApp Image 2025-06-18 at 09.47.45

Wanita Berkelas, Masculine vs Feminine Energy

18/06/2025
Sisi Gelap Media Sosial bagi Perempuan WhatsApp Image 2025-06-18 at 09.47.45(1)

Sisi Gelap Media Sosial bagi Perempuan

18/06/2025
Eksploitasi Raja Ampat, Kerusakan Fatal, Islam Solusi Ideal WhatsApp Image 2025-06-18 at 09.47.46

Eksploitasi Raja Ampat, Kerusakan Fatal, Islam Solusi Ideal

18/06/2025
Kini Keindahan Raja Ampat Sirna WhatsApp Image 2025-06-18 at 09.47.45(2)

Kini Keindahan Raja Ampat Sirna

18/06/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.