
Oleh. Tari Ummu Hamzah
Muslimahtimes.com–Pemandangan memilukan sedang terjadi di Gaza. Sebab, selain harus mencoba bertahan hidup di musim panas yang menyiksa di antara reruntuhan, mereka juga dilanda kelaparan. Bahkan makanan bukan lagi soal hak dasar manusia, tapi hanyalah harapan yang tak kunjung datang. Mirisnya lagi banyak laporan yang menyatakan bahwa wanita-wanita di Gaza tak mampu lagi memberikan air susu kepada bayi-bayi mereka, karena tak ada sesuap makanan pun yang masuk. Ini terjadi akibat blokade bantuan dari negara-negara di sekitarnya. Tak terkecuali truk bantuan dari Indonesia.
Kondisi kelaparan akut ini telah menggugah warga Mesir untuk meluncurkan sebuah inisiatif tak biasa dan penuh simbolisme. Dikutip dari laman New Arab, Sabtu (26/7/2025). Warga mesir melakukan gerakan yang bertajuk “Dari Laut ke Laut – Sebotol Harapan untuk Gaza.” Bermula dari ide pesan di dalam botol, warga Mesir mengisi botol plastik berukuran satu hingga dua liter dengan bahan pangan seperti beras, lentil, biji-bijian, dan makanan kering lainnya. Berharap biji-bijian itu terbawa arus dari laut Mediterania menuju tepi pantai Gaza. (Liputan6.com, 26/7/2025)
Diamnya Dunia
Gerakan ini membuktikan bahwa diamnya pemerintah di negeri-negeri Arab terhadap kelaparan yang menimpa warga gaza, justru menggerakkan masyarakat disekitar Palestina untuk mencari-cari celah membantu warga Palestina. Penguasa Arab seolah-olah berpura-pura tak mendengar dan melihat musibah kemanusian di depan mata mereka. Padahal seluruh dunia mengecam aksi kekejaman Zionis.
OKI dan badan internasional liga Arab pun tak hanya diam ketika warga Gaza dihabisi secara tak manusiawi. Badan-badan kemanusian PBB tak mampu menghentikan aksi-aksi keji itu. Perundingan demi perundingan tak kunjung membuahkan hasil.
Namun, masyarakat di seluruh dunia tidak menutup mata akan nasib warga Gaza. Bahkan sejak aksi heroik Gretha untuk mengirimkan bantuan kewarga Gaza, masyarakat dunia pun makin sadar bahwa mereka harus turun tangan membantu warga Palestina. Karena sejak invansi 8 Oktober 2023 Israel terhadap Gaza, dipastikan zionis ini akan memblokade wilayah Gaza, dan diprediksi akan terjadi kelaparan besar-besaran.
Ternyata prediksi itu terbukti, bulan Mei lalu diperkirakan lebih dari 950 truk bantuan masih tertahan di perbatasan Mesir-Gaza. Sementara itu, PBB melaporkan bahwa lebih dari 1.000 warga Palestina tewas saat mencoba mendapatkan makanan. (Liputan6.com, 26/7/2025)
Omong Kosong Kapitalisme Soal Kemanusiaan
Gagalnya ideologi Kapitalisme dalam memcahkan masalah kemanusiaan, menjadi bukti bahwa ideologi ini tegak atas dasar yang salah. Sebab ideologi ini serba mtrelistik. Semua ditakar atas manfaat serta untung rugi. Kapitalisme memang tidak diciptakan sebagai ideologi yang memimpin dengan rasa keadilan untuk semua orang. Tidak mengenal komitmen moral. Seperti rasa kemanusiaan, empati, cinta, kasih, saling tolong menolong, dll. Yang ada hanyalah mengenal kepentingan pribadi dan segelintir orang.
Kalau pun ada PBB yang katanya punya organisasi kemanusiaan, dan mampu menaungi persoalan kemanusiaan, ternyata bungkam dan tak bertindak menolong warga Gaza. Pun adanya Mahkamah Internasional (ICJ) dan Jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengajukan surat penangkapan untuk Netanyahu pada 2024 atas genosida yang dilakukan, tetapi hingga kini tidak ada tindak lanjutnya. Jadi benar bahwa organisasi itu bak wadah kosong. Tak berisi keadilan, malah mendiamkan kezhaliman.
Organisasi itu hanyalah alat untuk memperkuat kolonialisme. Negara-negara Barat akan sejalan dengan PBB asalkan sesuai dengan kepentingan-kepentingan mereka. Jadi, pemimpin di sistem kapitalisme ini tidak bertujuan untuk memelihara rakyatnya, tapi sebagai alat melanggengkan hegemoni kapitalisme itu sendiri.
Memang, para pemimpin-pemimpin dalam sistem kapitalisme itu bicara soal keadilan, tapi yang terjadi malah kezaliman. Bernarasi panjang soal kesejahteraan yang terjadi kemiskinan makin bertambah. Punya segudang ambisi soal pemerataan ekonomi, nyatanya akses mendapatkan pekerjaan pun sulit. Maka, bolehlah kita katakan bahwa kapitalisme adalah sistem yang gagal dan omong kosong.
Hanya Islam Solusinya
Negeri ini pernah menerapkan beberapa sistem pemerintahan. Dari feodalisme hingga kapitalisme tak kunjung menjadikan masyarakat sejahtera. Bahkan di zaman modern saat ini kapitalisme makin membawa rakyat di seluruh dunia menuju kegelapan.
Untuk itu ideologi yang menyengsarakan ini harus dilawan dengan ideologi sahih, yang berasaskan Al-Qur’an dan As-sunah. Maka, sudah saatnya kaum muslimin harusnya menyadari urgensitas kembalinya kepemimpinan Islam.
Ya, Islam tidak hanya sebagai agama ritual saja, namun sebagai ideologi sebuah institusi negara, yaitu Khilafah. Sistem negara ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Kehadiran beliau tidak hanya sebagai penyampai Wahyu saja. Tapi juga memiliki misi untuk membumikan perintah Allah dan mewujudkannya dalam institusi negara. Karena, aturan yang lahir dari akidah Islam itu butuh kepemimpinan untuk diterapkannya.
Sebab Islam mengajarkan kita bagaimana membangun keimanan dan menjadikan keimanan itu sebagai qiyadah fikriyah (kepemimpinan berfikir). Metode ini sangat sesuai dengan fitrah manusia. Bahkan qiyadah fikriyah Islam ini berhasil menjadikan kaum muslimin memimpin dunia. Karena ketinggian akhlak dan pemikiran yang kokoh, yang dibangun atas dasar keimanan kepada Allah. Maka jelas Islam akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang adil dan memanusiakan manusia.
Tak terkecuali orang-orang kafir. Sebab, Khilafah berkomitmen akan nilai kemanusiaan yang dibangun atas perintah syarak. Dimana Islam menganjurkan seorang muslim itu bermanfaat bagi yang lain. Hal ini tertulis dalam sejarah yang penuh kesan.
Khilafah Utsmaniyah pernah memberikan bantuan kepada penduduk Irlandia yang sedang menderita wabah kelaparan yang dikenal sebagai The Great Irish Famine. Saat berita penderitaan penduduk Irlandia itu sampai ke Sultan Abdul Majid I, saat itu juga Sultan berenca memberikan bantuan sebesar 10.000 poundsterling atau sekitar 1,3 juta US dolar saat ini. Hanya saja, karena Ratu Victoria telah mengucurkan bantuan ke Irlandia sebesar 2.000 poundsterling, dia tidak ingin ditandingi jumlah bantuannya. Akhirnya sang Sultan terpaksa memangkas bantuannya hanya menjadi 1.000 poundsterling
Namun, Sultan tidak kehilangan akal demi membantu sesama manusia. Secara diam-diam Sultan mengirim bantuan ke Irlandia dengan kapal-kapal yang membawa berbagai kebutuhan pokok seperti gandum, madu, jagung, pakaian, dan sejenisnya. Bantuan tersebut sempat dihadang angkatan laut Britania Raya dan diminta berputar. Namun, setelah terjadi diplomasi antara utusan Khilafah di London dan pihak militer Britania Raya, penghadangan itu pun dibatalkan.
Pada Mei 1847 penduduk Irlandia akhirnya melihat kapal-kapal berbendera bintang dan bulan sabit berlabuh di pelabuhan Drogheda. Bantuan telah datang dari penguasa Negara Islam yang tempatnya bermil-mil jauhnya. Bantuan ini dikenang dalam sejarah. Di istana Topkapi hari ini tersimpan surat penghargaan dari bangsawan dan rakyat Irlandia kepada Sultan Abdul Majid I.
Irlandia memang bukan masuk dalam kekuasaan daulah, tapi atas dasar kemanusiaan sultan pun tak segan-segan menggelontorkan dana besar-besaran demi keselamatan jiwa. Sehingga Irlandia selamat dari bencana kelaparan. Jika kita kaitkan dengan Palestina, wilayah Palestina masuk menjadi kekuasaan daulah saat kepemimpinan Umar bin Khattab. Di tanah para nabi ini tak hanya dihuni oleh kaum muslimin saja tapi juga orang Nasrani. Bahkan orang-orang Yahudi yang telah lama mencari perlindungan kepelbagai tempat, diperbolehkan masuk. Maka sang Khalifah pun bersedia memberikan mereka tempat untuk berlindung.
Keberhasilan Islam sebagai ideologi, tidak hanya dirasakan oleh warga negaranya saja. Namun, dalam hubungan internasional pun Khilafah menunjukkan ketinggian moral dan kemanusiaan. Maka sudah saatnya kaum muslimin di seluruh dunia bersatu untuk menegakkan kembali ideologi ini dalam institusi negara, yaitu Khilafah. Karena tegaknya khilafah bukan hanya akan menjanjikan kesejahteraan, tapi juga sebagai induk dari segala hukum syarak yang akan terterapkan.