Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2025
  • August
  • 8
  • One Piece dan Monopoli Kesejahteraan di Sistem Kapitalis

One Piece dan Monopoli Kesejahteraan di Sistem Kapitalis

Editor Muslimah Times 08/08/2025
WhatsApp Image 2025-08-08 at 19.15.38
Spread the love

Oleh. Ria Rizki

Muslimahtimes.com–Menjelang HUT RI ke-80, publik dihebohkan oleh fenomena pengibaran bendera One Piece di bawah bendera Merah Putih. Fenomena ini terjadi di berbagai daerah, mulai dari kampung hingga truk-truk di jalanan. Anggota DPR Fraksi Golkar, Firman Soebagyo, menyebut tindakan tersebut berpotensi mengarah pada makar yang bisa memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa (Kompas.com).

Namun bagi sebagian masyarakat, pengibaran bendera itu bukanlah tanda makar, melainkan simbol protes dan kekecewaan terhadap kondisi negeri. Seorang warga bahkan menyatakan, “ini bukan soal nasionalisme yang hilang, tetapi mempertanyakan arti nasionalisme jika negara tidak hadir untuk melindungi rakyatnya.” (Tempo.com)

Hal ini menunjukkan bahwa pengibaran bendera one piece bukan hanya sekedar tren yang kebetulan viral menjelang perayaan kemerdekaan. Aksi tersebut menjadi bentuk ekspresi keresahan rakyat yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan negara, sekaligus sinyal bahwa kemerdekaan yang selama ini diperingati belum benar-benar dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Dalam cerita One Piece, bendera bajak laut bertopi jerami tidak sekadar penanda kelompok. Bendera itu menjadi simbol kebebasan, tekad untuk melindungi teman, keberanian melawan tirani, serta perjuangan membela kaum lemah dan tertindas. Nilai-nilai ini tampaknya sesuai dengan situasi masyarakat Indonesia saat ini yang masih harus berjuang untuk mendapatkan keadilan.

Ketika rakyat mengibarkan bendera itu, secara sadar atau tidak, mereka menyuarakan keresahan terhadap ketidakadilan yang terus terjadi. Kebijakan yang lebih berpihak pada pemilik modal, korupsi yang merajalela, serta penguasaan sumber daya alam oleh segelintir elit membuat banyak orang merasa kemerdekaan yang dirayakan tiap tahun hanyalah simbol tanpa arti.

Tak heran jika muncul pertanyaan: apakah bangsa ini benar-benar telah merdeka, ataukah penjajahan hanya berganti rupa, dari penjajah asing menjadi “dominasi kebijakan” yang menindas rakyatnya sendiri?

Setiap tahun, bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh penjuru negeri. Namun di balik semangat upacara, realitas menunjukkan bahwa masih banyak rakyat yang harus berjuang keras hanya untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar.

Hukuman yang ringan bagi koruptor, sementara kasus kecil bisa menjerat rakyat miskin dengan hukuman berat, menunjukkan bahwa hukum di negeri ini tidak berjalan adil, tumpul ke atas, tajam kebawah. Kebijakan yang menguntungkan pemilik modal, yang semakin membuat kesenjangan terlihat jelas antara si kaya dan si miskin.

Inilah bukti bahwa kemerdekaan yang diperingati secara formal tidak selalu berarti kemerdekaan yang sesungguhnya. Tanpa sistem yang benar-benar berpihak pada rakyat, kemerdekaan hanya menjadi slogan kosong yang diulang setiap tahun.

Jika ditarik ke akar permasalahan, seluruh ketidakadilan ini bersumber dari sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Sistem ini memberikan ruang besar bagi pemilik modal untuk menentukan arah kebijakan negara. Hasilnya, kebijakan yang diambil lebih banyak menguntungkan segelintir orang berkuasa dibanding melayani kepentingan rakyat.

Kapitalisme menciptakan kesenjangan yang makin lebar. Mereka yang kaya semakin kaya, sementara mereka yang miskin semakin sulit keluar dari jerat kemiskinan. Penindasan ini berlangsung secara struktural karena didukung aturan yang memang dirancang untuk melindungi kepentingan elit.

Dalam banyak hal, kondisi ini mengingatkan kita pada “Pemerintah Dunia” dalam One Piece, sebuah kekuasaan yang korup, menindas, dan memanipulasi hukum demi mempertahankan kekuasaannya.

Mengibarkan bendera One Piece memang bisa menjadi bentuk protes simbolik, tetapi tidak cukup untuk menyelesaikan masalah yang mendasar. Keresahan rakyat perlu diarahkan pada perjuangan yang mampu mengubah sistem, bukan sekadar mengangkat simbol dari budaya populer.

Jika kapitalisme menjadi penyebab ketidakadilan, maka solusinya tidak bisa sekadar mengganti pejabat atau memperbaiki satu atau dua kebijakan. Sistem itulah yang harus diubah. Perubahan mendasar inilah yang perlu menjadi arah perjuangan rakyat agar ketidakadilan tidak terus berulang.

Islam menawarkan sistem yang berbeda dengan kapitalisme. Islam datang dengan sedemikian lengkap soal aturan hidup, maka hanya pemikiran sempit yang beranggapan bahwa Islam hanyalah agama ritual semata. Syariat Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, dari politik, ekonomi, dan hukum berdasarkan aturan yang datang dari Sang Pencipta, bukan dari kompromi kepentingan manusia. Dalam sejarah, penerapan Islam telah berhasil menghapus eksploitasi dan menciptakan kesejahteraan merata bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang status sosial.

Dengan sistem yang adil ini, kebijakan tidak lagi berpihak pada segelintir elit, tetapi menjamin hak hidup setiap individu. Inilah bentuk kemerdekaan hakiki yang tidak hanya berhenti pada simbol, tetapi benar-benar menghadirkan kesejahteraan dan keadilan yang dirasakan seluruh rakyat.

Pengibaran bendera One Piece adalah sinyal bahwa rakyat mulai menyadari ada yang salah dengan kondisi negeri ini. Tetapi kesadaran itu tidak boleh berhenti pada ekspresi budaya. Kesadaran harus diarahkan pada perjuangan yang mampu membawa perubahan nyata.

Sudah saatnya kita mengibarkan bendera Rasulullah sebagai simbol kebangkitan menuju sistem yang benar-benar menyejahterakan. Dengan penerapan syariat Islam secara menyeluruh, kemerdekaan bukan lagi sekadar seremoni, tetapi menjadi kenyataan yang dirasakan oleh seluruh rakyat.

Perlawanan yang terarah akan membebaskan negeri ini dari tirani kapitalisme, sebagaimana Islam dahulu membebaskan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya keadilan. Inilah perjuangan yang membutuhkan kesadaran, keberanian, dan konsistensi dari setiap individu yang menginginkan perubahan.

Continue Reading

Previous: Solusi Fundamental atas Fakta Kelaparan Sistemis di Gaza
Next: Kelaparan Gaza, Buah Sistem Kapitalisme

Related Stories

Pengibaran Bendera One Piece, Ekspresi Ketidakadilan Sistem Kapitalis WhatsApp Image 2025-08-09 at 20.37.18

Pengibaran Bendera One Piece, Ekspresi Ketidakadilan Sistem Kapitalis

09/08/2025
Blokir Rekening Rakyat, Bukti Sistem Sesat WhatsApp Image 2025-08-09 at 20.23.06

Blokir Rekening Rakyat, Bukti Sistem Sesat

09/08/2025
Bendera Jolly Roger Berkibar, Rakyat Sudah Tak Gentar WhatsApp Image 2025-08-08 at 21.41.24

Bendera Jolly Roger Berkibar, Rakyat Sudah Tak Gentar

08/08/2025

Recent Posts

  • Pengibaran Bendera One Piece, Ekspresi Ketidakadilan Sistem Kapitalis
  • Blokir Rekening Rakyat, Bukti Sistem Sesat
  • Bendera Jolly Roger Berkibar, Rakyat Sudah Tak Gentar
  • Selebrasi Perceraian, Korban Standar TikTok
  • Waspadai, Empat Faktor Pemicu Perceraian Dini

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Pengibaran Bendera One Piece, Ekspresi Ketidakadilan Sistem Kapitalis WhatsApp Image 2025-08-09 at 20.37.18

Pengibaran Bendera One Piece, Ekspresi Ketidakadilan Sistem Kapitalis

09/08/2025
Blokir Rekening Rakyat, Bukti Sistem Sesat WhatsApp Image 2025-08-09 at 20.23.06

Blokir Rekening Rakyat, Bukti Sistem Sesat

09/08/2025
Bendera Jolly Roger Berkibar, Rakyat Sudah Tak Gentar WhatsApp Image 2025-08-08 at 21.41.24

Bendera Jolly Roger Berkibar, Rakyat Sudah Tak Gentar

08/08/2025
Selebrasi Perceraian, Korban Standar TikTok WhatsApp Image 2025-08-08 at 21.27.48

Selebrasi Perceraian, Korban Standar TikTok

08/08/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.