Oleh. Ayu Mela Yulianti, S.Pt
Muslimahtimes.com–Abad pertengahan, dunia dikuasai oleh kekuatan baru, kekhilafahan Islam. Hingga diawal abad modern yaitu abad ke 15, dunia ada dalam genggaman Islam. Jalur perdagangan dunia dikuasai oleh kekhilafahan Islam, sehingga negara -negara eropa mencari jalan lain untuk menemukan daerah koloni baru, dan menghindari kontak militer dengan Islam.
Sehingga ditemukanlah Tanjung harapan dan tanah baru, oleh bangsa Eropa. Dan dimulailah fase penjajahan oleh bangsa Eropa di negeri-negeri yang ditemukan oleh Kerajaan-kerajaan Eropa.
Waktu terus berjalan, hingga di abad 20, tepatnya tahun 1918, kekhilafahan Turki Utsmaniy, sebagai adidaya dunia dengan sifatnya sebagai kekhilafahan Islam, mengalami kekalahan dalam perang dunia pertama bersama Jerman melawan sekutu (Inggris dkk).
Jadilah Inggris sebagai pihak pemenang perang, dan setelah Inggris menyingkirkan sekutu perangnya, jadilah Inggris menjadi adidaya dunia menggantikan posisi Kekhilafahan Utsmaniyah, dan mulai menguasai tanah bekas kekhilafahan Utsmaniyah secara de yure dan de facto, termasuk didalamanya adalah wilayah Sudan.
Kekuasaan dan pengaruh Inggris ditancapkan di negeri-negeri kaum muslimin melalui para agen yang dipilih Inggris untuk duduk di kursi kekuasaan. Hingga penguasa yang berkuasa di Sudan adalah penguasa yang mendapat restu Inggris. Terus demikian hingga perang dunia kedua yang dimenangi oleh Amerika Serikat
Setelah perang dunia kedua tahun 1945, dan Amerika mampu menjadi negara adidaya dunia, setelah berhasil menyingkirkan para sekutu perangnya, termasuk Inggris, mulailah Amerika mengatur dunia dengan ideologi sekuler kapitalisme, dengan menerapkan metode lama gaya baru, yaitu penjajahan gaya baru, yaitu dengan lilitan utang, politik adu domba, dan intervensi militer.
Percaturan kepentingan antara Inggris dan Amerika di tanah kaum muslimin, untuk mengeksploitasi sumberdaya alam di Negeri-negeri kaum muslimin menjadikan negeri negeri kaum muslimin terus bergolak, terpecah menjadi banyak kubu, yaitu kubu yang pro terhadap keagenan Inggris dan kubu yang pro terhadap keagenan Amerika. Akhirnya kaum muslimin mampu di adu domba sebab membela kepentingan tuan baru dari Eropa dan Amerika, yang menguras habis harta kekayaan kaum muslimin, yang diangkut ke negara Eropa dan Amerika tanpa henti. Termasuk di wilayah Sudan. Akibatnya, wilayah Sudan terpecah menjadi banyak negara, sebagaimana yang terjadi hari ini, setelah warganya diadu domba dan dipersenjatai oleh negara -negara asing untuk saling menghancurkan.
Sementara sesama kaum muslimin saling membunuh, sumber daya alam di Sudan tak ada yang menjaga, semua diambil oleh para penjajah dari Eropa dan Amerika. Jadilah Krisis kemanusiaan di Sudan melebihi krisis kemanusiaan di Gaza Palestina. Sudan terus membara sejak kedatangan bangsa Eropa dan Amerika kedalamnya dan sejak penguasa Sudan ada dibawah titah Eropa dan Amerika.
Ribuan orang mengungsi, pembunuhan masal dan pemerkosaan terus terjadi semakin mengerikan. Padahal Sudan adalah negara terbesar ketiga di Afrika, mayoritas muslim, memiliki piramida lebih banyak dan sungai nil lebih panjang dari Mesir, produsen emas Arab terbesar, dan memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, tapi mengalami krisis kemanusiaan sangat panjang, hingga hari ini.
Karenanya, untuk mengakhiri segala bentuk penjajahan yang menimbulkan banyak krisis kemanusiaan, akibat pengerukan kekayaan sumber daya alam oleh penjajah secara sistemik, maka rakyat Sudan harus kembali kepada identitasnya sebagai muslim, dan harus mengembalikan seluruh persoalannya kepada ajaran Islam, sehingga rakyat Sudan akan mampu mengenali mana kawan dan mana lawan. Mana pengayom dan mana penjajah. Sebab Sudan adalah tanah kaum muslimin, tanah kharaziyah yang akan senantiasa melekat status demikian hingga hari kiamat.
Rakyat Dudan harus menyadari, bahwa Krisis Sudan yang sudah berlangsung lama, bukan murni konflik etnis tapi ada keterlibatan negara adidaya (AS) dan Inggris yang melibatkan negara-negara bonekanya yaitu Zionis dan UEA), terkait rebutan pengaruh politik (proyek timur tengah baru AS) demi kepentingan perampokan sumber daya alam yangmelimpah ruah di Sudan.
Rakyat Sudan harus memahami jika lembaga-lembaga dan aturan internasional dibuat dalam frame kepentingan melanggengkan hegemoni negara-negara adidaya terhadap negeri-negeri muslim, bukan untuk kepentingan umat manusia, utamanya kaum muslimin.
Rakyat Sudan harus menyadari bahwa Sudan yang kaya sumberdaya alam hanya menjadi objek permainan dan perebutan negara-negara adidaya dunia. Karenanya menjadi kebutuhan yang sangat penting dan mendesak, agar umat utamanya rakyat Sudan, untuk menaikkan level berpikirnya, sehingga mampu membaca seluruh problem dunia dalam kacamata ideologis dan keniscayaan perang peradaban antara Islam dan ideologi non Islam.
Umat harus sadar bahwa hanya sistem Islam kaffah saja yang bisa menyolusi berbagai krisis, baik politik, ekonomi, dll hingga kerahmatan bisa tercipta di dunia. Kesadaran ini harus memotivasi umat untuk turut berjuang menegakkan khilafah yang akan menerapkan syariat Islaam kaffah karena dorongan iman.
Dan umat harus menyadari bahwa persatuan negeri-negeri muslim di bawah naungan Khilafah adalah sebuah keniscayaan untuk melawan hegemoni negara-negara kafir Barat yang terus membuat umat Islam terjajah, terpecah dan menderita, utamanya di Sudan.
Allah swt berfirman :
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Artinya : ” Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”( QS. Ali Imran (3) : 103).
Wallahualam.
