Oleh. Kholda Najiyah
Muslimahtimes.com–Akhir-akhir ini muncul fenomena menyedihkan yang menyeret simbol-simbol Islam, seperti hijab. Berhijab tapi selingkuh. Berhijab tapi pelakor. Berhijab tapi bergaul bebas. Na’udzubillahimindzalik.
Pakaian takwa itu dikotori oleh ulah oknum-oknum Muslimah yang kurang paham dalam memaknai hijab. Mungkin berhijabnya hanya ikut-ikutan tren atau demi konten. Sementara hijrahnya menuju jalan Islam belum sempurna dan malah terseret circle pergaulannya yang lama. Pergaulan yang masih permisif dan hedonis.
Oleh karena itu, penting bagi keluarga Muslim untuk mengokohkan keimanan dan ketakwaan setiap anggotanya, terutama kaum Muslimah, agar tidak terseret dalam pergaulan yang salah. Apalagi membuat citra buruk ajaran Islam yang seharusnya menjadi tameng dari perbuatan maksiat.
Baik kita sebagai orang tua maupun anak-anak, sama-sama harus dapat menjaga diri dari pergaulan bebas, yang dapat merusak akidah dan moral. Jangan sampai orang dewasa seenaknya sendiri melanggar syariah, sehingga anak-anak pun turut serta meneladaninya. Seperti selingkuh atau bergaul bebas.
Jangan sampai pula orang tua melakukan pembiaran ketika mengetahui anaknya bermaksiat. Seperti anak menjadi simpanan pejabat atau jual diri, tapi orang tua diam. Semua karena uang. Na’udzubillah. Hal ini tentu sangat jauh dari profil keluarga Muslim yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu, jangan sampai terjadi.
Nah, berikut ini beberapa tips dan cara untuk menjaga keluarga kita dari pergaulan bebas sesuai syariat Islam:
- Punya Rasa Takut pada Allah
Baik kita sebagai orang tua maupun anak-anak, semuanya harus hidup sesuai dengan aqidah yang lurus. Berupa keimanan bahwa Allah itu ada. Dosa dan pahala itu nyata. Surga dan neraka itu konsekuensi yang berat, tidak main-main. Tancapkan keyakinan ini dengan kuat, agar kita benar-benar takut kepada Allah Swt.
- Selalu Merasa Diawasi Allah
Iman yang menancap kuat, menjadi rem. Setiap akan berbuat, kita ingat bahwa Allah Maha Melihat. Kita ingat bahwa perbuatan itu akan mempertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Tidak ada satu pun gerak-gerik kita yang luput dari pantauan-Nya. Jangan merasa aman dari penglihatan Allah Swt.
- Berdzikir Mengingat Allah sebelum Berbuat
Miliki idraksillahbillah atau kesadaran akan hubungan kita dengan Allah. Dzikir atau mengingat Allah bukan hanya ucapan di bibir. Aplikasi dalam mengingat Allah yang sebenarnya adalah: ketika kita dihadapkan pada peluang maksiat, tiba-tiba kita ingat Allah dan tidak jadi melakukannya. Itulah nilai tertinggi dari melibatkan Allah dalam setiap perbuatan.
- Tinggalkan Lingkungan Maksiat
Jika kita memiliki circle atau lingkungan pergaulan yang berpotensi menyeret pada gaul bebas, tinggalkan tanpa keraguan sedikitpun. Apalagi jika kita punya sifat mudah terpengaruh dan tidak enakan pada ajakan teman. Apalagi dalam budaya dunia digital hari ini, istilah FOMO atau fear of missing out telah menyerat seseorang pada hal yang kurang baik.
- Batasi Akses Media Sosial
Baik kita sebagai orang tua maupun anak-anak, tetapkan batasan yang jelas dalam bermedia sosial. Aplikasi tertentu, sangat tidak penting untuk dihadirkan dalam hidup kita. Akun-akun influencer tertentu, sangat tidak layak untuk diikuti. Konten kehidupan orang lain, tidak usah dikepoin, karena tidak akan membawa hikmah sama sekali. Yang muncul hanya perbandingan diri dan iri sosial, yang menggerus rasa syukur dan menanamkan rasa tidak puas. Apalagi dalam budaya dunia digital hari ini, istilah FOMO atau fear of missing out telah menyerat seseorang pada hal yang kurang baik.
- Tegakkan Sistem Pergaulan Islam dengan Tegas
Orang tua dan anak-anak semua punya pemahaman yang sama tentang Rambu-rambu pergaulan dan interaksi dengan lawan jenis. Sama-sama tidak boleh khalwat atau berdua-duaan dengan lawan jenis, sekalipun hanya chat di media sosial. Berawal dari kenyamanan curhat, bisa menyeret pada pertemuan darat.
- Berpakaian Takwa Penuh Kesadaran
Orang tua dan anak sama-sama paham, bahwa pakaian menutup aurat dikenakan penuh dengan kesadaran dan pemahaman. Bukan jadi tameng menutupi maksiat, tapi jadi pelindung dari peluang maksiat.
- Bekali Diri dengan Doa dan Istighfar
Kita bisa melafazkan doa-doa tertentu untuk terhindar dari maksiat. Doa-doa tertentu untuk berlindung dari godaan setan. Doa-doa tertentu untuk memohon perlindingan Allah dari fitnah dunia. Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi berkata: “Bila kamu melakukan suatu hal yang haram, dan kamu tahu bahwa hal tersebut dilarang tetapi engkau sendiri tidak mampu menghindarkannya, maka bacalah doa berikut ini: Allahumma ahrimni ladzdzata ma‘shiyatika, warzuqni ladzdzata tha’atika. Artinya: “Ya Allah, luputkan aku dari kelezatan maksiat kepada-Mu, dan berikanlah aku kelezatan untuk dapat taat kepada-Mu.”
Demikianlah, semoga keluarga Muslim tidak terseret dalam pergaulan bebas dan berjalan di jalur syariat yang benar. Ingat, sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga anak-anak dan membimbing mereka menuju kesuksesan di dunia dan akhirat.(*)
