Oleh. Azizah, S.Pd
Muslimahtimes.com–Seorang ibu punya peran penting dalam membentuk generasi. Generasi yang hendak dibentuk adalah generasi yang meyakini bahwa mereka harus mempelajari isi kandungan Al-Qur’an, mengamalkan, bahkan memperjuangkan agar Al-Qur’an dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Generasi yang menjadikan Islam sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan, generasi ini akan menjadikan kekuatan digital untuk membebaskan manusia dari cengkeraman sistem kapitalis sekuler menuju kepada naungan sistem Islam yang sempurna.
Inilah misi besar seorang ibu, yakni membentuk generasi menjadi generasi pelopor perubahan. Generasi pelopor perubahan akan terbentuk dengan tempaan Islam kafah. Islam tidak mengenal adanya gap generasi. Generasi tua dengan generasi muda akan tersambung dengan satu jalan hidup dan satu amanah. Jadilah generasi muda siap menjadi pelopor perubahan dunia. Agar menjadi sosok ibu ideologis, para ibu haruslah dibina dengan Islam ideologis secara intens.
Lihatlah shahabiyah Al Khansa’. Ketika datang dakwah Islam, beliau bersama kaumnya yakni Bani Sulaim langsung menyatakan keislaman mereka di hadapan Rasulullah. Beliau adalah penyair ulung di zamannya. Rasulullah sendiri sangat kagum atas keindahan syairnya. Dalam perang al-Qadisiyyah, Al Khansa’ memberi wasiat pada keempat putranya. Beliau memberi nasehat dan motifasi kepada keempat putranya. Sebagai orang yang beriman, mereka tidak perlu takut kepada siapapun. Hanya Allah yang paling layak untuk ditakuti. Mereka didorong untuk berjihad melawan orang-orang kafir. Al Khansa’ memberi iming-iming keempat putranya dengan surga yang penuh kenikmatan tiada tara. Dengan senang hati Al Khansa’ melepas keempat putranya untuk pergi berjihad. Akhirnya, sampailah kabar kepada beliau tentang syahidnya keempat putranya. Dengan bahagia beliau menerima kabar itu. Tanpa ada tangis penyesalan. Karena sejatinya dengan syahidnya keempat putranya berarti Al Khansa’ telah sukses mendidik putra-putranya untuk meraih surganya Allah.
Rasulullah SAW. pernah bersabda, bahwa siapa saja yang merelakan tiga orang putra meninggal dunia, maka dia akan masuk surga. Ketika seorang wanita bertanya, maka Rasulullah memperjelas bahwa dua orang putrapun berlaku hal yang sama. Kisah Al-Khansa’ memberi pelajaran bagi para ibu agar mendidik putra-putrinya dengan Islam kafah. Menjadikan Islam sebagai pedoman hidup, menjadikan anak-anak kita rela mengorbankan apapun, termasuk korban nyawa demi mendapatkan surga Allah SWT. Mestinya para ibu tidak perlu gelisah bila dituduh radikal gegara mengamalkan Islam secara sempurna. Termasuk dalam hal medidik anak-anaknya. Masa depan dunia ini harus berada di tangan umat Islam. Kapitalisme terbukti telah gagal, bahkan membawa kerusakan yang luar biasa. Penerus perjuangan Islam kaffah adalah putra-putri kita semua.
Peran Penting Generasi Muslim
Generasi muda muslim memang sejatinya harus bangkit. Sungguh kapitalisme telah terbukti gagal dalam semua bidang.Dalam sistem kapitalis, kesejahteraan seolah hanya mimpi. Kriminalitas makin hari makin meningkat.
Hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Kegagalan sistem kapitalis ini, harusnya menjadi pelecut
para generasi muda untuk mengubah kondisi ini secara total. Sungguh disayangkan, tren global gen Z
saat ini, hanya fokus pada masalah cabang, bukan masalah mendasar. Mereka kritis terhadap sistem
yang rusak, sayangnya solusi mereka hanya pada tataran teknis. Sebagai contoh merasa cukup dengan hanya
mengganti penguasa ataupun mengganti Undang-Undang tapi coraknya tetap kapitalis. Mereka belum
menyadari bahwa perubahan itu tidak akan terjadi secara total tanpa mengubah ideologi negara.
Mereka banyak melakukan gerakan perjuangan. Sayangnya, perjuangan mereka mudah dialihkan kepada isu-isu yang sekedar viral, tanpa menyentuh akar persoalan. Potensi besar generasi muda saat
ini dibelokkan oleh kapitalisme menjadi gerakan yang sifatnya spontan saja.
Perubahan hakiki membutuhkan pergantian ideologi. Hanya ideologi Islam yang mampu mewujudkan
perubahan yang hakiki. Para generasi muda haruslah dibina dengan Islam kafah. Sementara ideologi
Islam, tidaklah mungkin diterapkan tanpa Khilafah. Generasi muda adalah generasi pelopor perubahan.
Generasi muda memiliki energi dan potensi yang luar biasa. Potensi ini seharusnya digunakan untuk
mewujudkan perubahan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Yakni perubahan untuk
menjalankan semua hukum Allah Swt tanpa terkecuali. Sayangnya, hegemoni digital saat ini di bawah
kendali rezim kapitalis global. Rezim ini hanya berorientasi keuntungan materi saja. Akhirnya, potensi
generasi muda rawan dibajak untuk kepentingan mereka.
Rasulullah SAW sebagai teladan kita telah memberi contoh bagaimana generasi itu dibina agar menjadi kader
pengemban risalah Islam. Saat itu generasi muda menjadi pemain inti dalam dakwah di Makkah untuk
menegakkan Daulah Islam di Madinah. Perubahan hanya bisa terjadi dengan tegaknya Khilafah.
Menegakkan Khilafah membutuhkan sinergi antara pemuda dan orang tua.
Tantangan Ibu Ideologis
Sungguh sayang, peran mulia para ibu mendapat sandungan besar dalam sistem kapitalis sekuler saat
ini. Peradaban Sekuler justru mendorong para ibu untuk menjauh dari fitrahnya. Peran mulia seorang
ibu dianggap sebagai penghalang kemajuan. Perempuan dianggap berprestasi bila terjun dalam dunia
kerja. Padahal apabila seorang ibu tidak mengatur dengan baik antara karir dan peran domestiknya
sebagai ibu dan istri, maka keluarga dan masa depan anak-anak yang menjadi taruhannya. Di sisi lain,
serangan dunia digital sangatlah masif. Media sosial menjadi guru baru yang lebih ditaati dibanding
kedua orang tuanya. Konten yang ada di media sosial tidaklah bebas nilai. Sedangkan anak-anak kita
mengikutinya tanpa adanya filter. Akibatnya tergeruslah akidah generasi kita. Banyak kalangan muda
yang dengan mudah murtad dari agama Islam. Terjerumus dalam berbagai bentuk kemaksiatan.
Akhirnya, para ibu dituntut tanggap dan cerdas agar putra-putrinya tidak terseret dalam arus
kapitalisasi. Penerapan sistem ekonomi kapitalis juga berdampak besar terhadap para ibu. Kondisi
ekonomi memaksa para ibu untuk bekerja. Jadilah mereka memikul beban berat sebagai istri, ibu dan
wanita karir.
Ibu ideologis tidak akan terseret pada jebakan sistem kapitalis. Para ibu ini memahami bahwa semua perkara telah ada aturannya dalam Islam. Mereka akan mendidik anak-anaknya dengan ideologi Islam kafah. Para ibu ini juga mampu merumuskan rancangan pembinaan dan pendidikan yang terbaik dan terstruktur bagi anak-anaknya, dimulai sejak hari pertama kehamilan hingga anak-anak dewasa. Para ibu ini akan terus belajar dan mengembangkan dirinya sehingga terbentuklah anak-anak yang mampu mengarungi hidup di era persaingan global ini. Lahirlah generasi yang cerdas, siap menghadapi percaturan global dengan kekuatan iman dan ketrampilan hidup yang mereka miliki. Serta menjadi pribadi yang mampu memimpin dengan kecerdasan dan keimanannya
