Oleh : Ely Damayanti
(Anggota Komunitas Berkarya Untuk Islam)
#MuslimahTimes — Agustus. Bulan bersejarah bagi Indonesia. Semaraknya telah tercium sejak jauh hari. Spanduk, bendera, umbul-umbul, dan baliho bertuliskan “Dirgahayu Kemerdekaan” menghiasi setiap sudut jalan. Semua berbondong menyongsong hari nan bersejarah. Haru biru pada para pejuang negeri menyeruak dalam diri. Berkat mereka, Indonesia merdeka. Harum nama mereka akan terkenang sepanjang masa.
Namun, sebongkah pertanyaan masih mengganjal dalam benak. Sudahkah negeri tercinta ini sungguh-sungguh merdeka? Apakah sudah sesuai dengan makna kemerdekaan nan hakiki?
Secara harfiah, negeri “zamrud khatulistiwa” ini memang sudah merdeka. Bebas! Tak lagi dalam belenggu penjajah. Namun, lihatlah fakta yang bertebaran di depan mata saat ini. Kesenjangan sosial masih sangat terasa di masyarakat. Tingkat kemiskinan melonjak, sementara para petinggi negeri dengan mudah memanipulasi kekayaan bangsa. Ketidaksetaraan penerapan hukum turut memperparah kesengsaraan anak negeri. Moral generasi bangsa semakin tak terarah.
Kebebasan berperilaku sebagai buah sistem kapitalis, dijadikan tolak ukur perbuatan. Yang haram dihalalkan. Sedangkan yang halal seakan terlarang. LGBT yang jelas rusak dan merusak justru dilegalkan. Begitupun miras dan narkoba.
Ulama Allah dipenjara. Padahal, merekalah pewaris para nabi. Banyak kaum muslim dibunuh dengan tuduhan keji tak terbukti. Para mujahid Allah ditangkap dengan fitnah merusak NKRI. Duhai negeri bermayoritas muslim, inikah kemerdekaan sejati?
Berbangga dengan tujuh puluh tiga tahun dirgahayu negeri. Namun aturan mulia Sang Illahi masih terus diperangi. Meneriakkan merdeka berulang kali, tapi Rasul dan ajarannya dicurangi. Tak sadar, bahwa diri hanyalah abdi. Hamba yang harus menaati-Nya di segala lini.
Merdeka adalah kondisi terbebas dari segala bentuk penjajahan. Terlepas dari segala tekanan pihak luar. Tak hanya penjajahan fisik, utamanya penjajahan akidah.
Maka, kemerdekaan hakiki bermakna terbebas dari penyembahan kepada makhluk. Lalu beralih hanya menyembah Allah semata. Dapat leluasa melaksanakan segala titah-Nya. Dapat hidup tenteram dalam aturan-Nya. Dapat berbangga menegakkan dien-Nya. Tanpa intimidasi dan persekusi pihak pembenci.
Sungguh, kemerdekaan yang indah! Kemerdekaan yang hanya dapat diraih dengan menerapkan syariat Islam. Aturan mulia-Nya nan kaffah di seantero bumi.
Hanya Islam yang dapat menghempaskan penjajahan. Membawa kemerdekaan hakiki dalam genggaman. Meski jalannya penuh aral melintang, tetap harus diperjuangkan. Kewajiban setiap muslim mengupayakan kembalinya kehidupkan Islam. Mari bersama memperjuangkannya. Agar kemerdekaan hakiki dapat diraih kembali.
Wallahua’lam.