Oleh : Sunarti
Terlarut bersama mimpi
Tercecar bersama rasa
Dan pergi entah ke mana
Tiada berdaya raga memeluknya
Sudahi bayang semu ini
Akhiri langkah gontai ini
Aku kian tersiksa
Dalam hayal tak sempurna
Duhai jiwa,
Kehausan hiasi kerongkongan
Dahaga melanda sesakkan dada
Kasih sirna dari genggaman
Yaa Rabb,
Pupus asa tak Kau ridha
Aku tahu, wahai Pemilik Jiwa
Bagi kaum Muhammad itu dosa
Inginku bangkit asa kudekap
Qalbu sakit tercabik fakta
Kemaksiatan yang merajalela
Membuncah porandakan kehidupan
Menelan damai kehidupan
Apalah daya diri merana
Tanpa aktivitas lisan dan raga
Hanya berkeluh urusan pribadi
Tak kan selesai jikalau dituruti
Kerusakan ini butuh rombakan
Kebatilan ini butuh penanganan
Jadi bertanyalah,
Ingin jadi pejuang atau pecundang?
Jangan bilang jadi pejuang
Jika hanya jadi juri
Jangan bilang jadi pejuang
Jika hanya teman yang dikoreksi
Nihil peran, nihil aktivitas
Banjir nasehat, nihil kwalitas
Basah lisan dengan kritik pedas
Nihil muhasabah atas identitas
Umat butuh solusi
Bukan butuh aktivis pedas kritisi
Pejuang butuh motivasi
Bukan butuh selalu diintimidasi
Gajah di pelupuk mata tiada tanpak
Kuman di seberang lautan tampak
Akhirnya
Terseok urusan iri dengki
Tertampak garang tak bertepi
Tiada kebenaran di benak sendiri
Kesalahan dan kesalahan tiada henti
Hiasi mata dan hati
Tertuju pada kawan nan tersakiti
Ngawi, 5 Mei 2019