#MuslimahTimes — Padatnya aktivitas belajar selama satu pekan tidak menghalangi para aktivis remaja untuk turut andil dalam kampanye tolak liberalisasi remaja. Acara digelar dalam bentuk diskusi aktivis remaja dengan tema “Menangkal Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja”.
 Diskusi ini diselenggarakan pada Ahad, 09 Februari 2020 di Pekanbaru, Riau oleh Komunitas Teman Surga.
Peserta yang hadir merupakan aktivis OSIS dan ROHIS yang berasal dari berbagai Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kota Pekanbaru. Selain dari kalangan aktivis remaja, acara ini juga dihadiri oleh para pendidik yang mendampingi siswa-siswinya.
Dahlia, selaku ketua panitia, mengatakan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai wujud kepedulian terhadap masa depan generasi muda. Harapannya, tidak ada lagi remaja muslim yang turut terjebak dalam kubangan kemaksiatan atau pergaulan bebas. Terakhir, Beliau juga menyampaikan harapan kepada guru-guru yang hadir, semoga ke depannya terjalin hubungan yang baik antara sekolah dan penyelenggara acara sehingga dapat bersinergi untuk mengawal generasi remaja menjadi generasi pengukir peradaban gemilang di masa yang akan datang.
Acara berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat. Aura optimisme serta daya pikir kritis terlihat jelas di raut wajah para peserta sejak materi pertama pengantar diskusi dipaparkan. Mengambil judul “Potret Buram Pergaulan Remaja”, Kak Mei Indah Sari, S.Pd. begitu gamblang memaparkan fakta-fakta yang ada.
“Remaja tidak luput menjadi sasaran dari serangan pemikiran liberal. Kita diserang dari berbagai sisi. Sisi paling strategis diantaranya food, fun, fashion, dan Film. Gaya hidup bebas sangat deras kita rasakan ada di sana. Generasi muda menjadi terbuai dengan kesenangan semu yang akhirnya berujung pada kebinasaan. Berapa banyak korban yang sudah berjatuhan dari pergaulan bebas ini? Tidak terhitung lagi.” Kak Mei memaparkan materi dengan penuh keprihatinan.
Materi kedua disampaikan oleh Kak Wulan Citra Dewi, S.Pd. dengan judul “Menjadi Remaja Smart With Islam”. Kak Wulan menjelaskan bahwa remaja memiliki potensi yang besar sebagai agen perubahan. Remaja Islam sudah seharusnya menjadi leader, bukan follower.Â
“Remaja muslim harus cerdas dengan Islam. Sebab, islam memiliki aturan yang lengkap dan sempurna untuk seluruh persoalan hidup kita. Hanya dengan islam, potensi kita sebagai agen perubahan bisa dioptimalkan. Hanya islam, satu-satunya jalan yang akan mampu memuliakan kita di dunia hingga akhirat. Karenanya remaja, jadilah generasi pelurus untuk masa depan bangsa dan peradaban dunia kita.” Gelegar suara Kak Wulan mengobarkan semangat seluruh peserta.
Kak Wulan juga menyinggung tentang budaya perayaan V-Day, bahwa V-Day bukanlah budaya dari islam. V-Day adalah budaya Barat yang telah terbukti banyak merenggut korban di kalangan remaja. Bukan sekadar bagi-bagi coklat, perayaan V-Day ini juga banyak menjadi ajang aktivitas seks bebas di kalangan remaja.Nauzubillah! Oleh karena itu, semakin jelas bahwa remaja Islam harus bangkit dan melawan arus budaya liberal ini. Tidak boleh latah ikut-ikutan dengan budaya yang rusak dan merusak serta bertentangan dengan akidah Islam ini.
Konten acara semakin berdaging ketika salah satu guru yang duduk di kursi peserta memberikan tanggapan. Ibu Suryana, salah satu guru PAI di SMPN 8 Pekanbaru memaparkan bahwa ternyata budaya liberal itu sudah ada sejak lama. Beliau berkisah tentang pengalamannya saat masih duduk di bangku SMA.
“Di tahun 80-an, budaya liberal ini sudah ada. Memang betul, sangat berbahaya. Pernah ada teman saya, terjebak seks bebas pada saat perayaan malam V-Day ini. Akhirnya pada saat itu dia hamil, dikeluarkan dari sekolah, dan pacarnya tidak mau bertanggung jawab.” Suara Ibu Suryana bergetar. Ia terlihat menahan nafasnya.
“Teman saya itu, akhirnya meninggal karena dipaksa untuk minum obat penggugur kandungan berkali-kali oleh si pacar yang menghamili.” Lanjut Bu Suryana dengan penuh keprihatinan.Selanjutnya Ibu Suryana menghimbau kepada seluruh peserta remaja untuk semakin giat mendalami Islam dan bersemangat pula untuk mengamalkan serta menyebarkannya kepada teman-teman yang lainnya. Beliau juga memberikan apresiasi serta ucapan terimakasih kepada panitia atas terselenggaranya acara yang sangat bermanfaat ini.
Alhamdulillah, setelah pemaparan materi dan diskusi berlangsung sangat seru, para guru dan aktivis remaja yang hadir telah bertekad untuk satu suara: Remaja hebat, taat syariat! Remaja cerdas, Anti gaul bebas! Masyaallah, Allahuakbar![]. (wcd)