Oleh : NS. Rahayu
Bumi koyak oleh keserakahan durjana tamak
Mengaku saudara menikam dalam selimut
Menusuk sembilu jutaan manusia yang termangu
Tak percaya namun lemah tak kuasa berontak
Tubuh-tubuh kokoh yang renta kehilangan ruhnya
Jadi tangis sesal temurun berujung rindu terpendam
Kehilangan tempat suci induk kebangkitan nan mulia
Warisan luhur yang terbeli atas bangunan ruhiyah hakiki
Jadi nestapa berpuluh windu terpatri dalam harapan
Kembalinya ruh-ruh yang tersekat nasionalisme
Menyeruak bak raksasa yang terbangun dari tidur
Berduyun menyambut seruan adzan di Haqia Sophia
Ya! setelah mati surinya,seruannya menembus langit
Menghembuskan nafas segar menghidupkan ruang mati
Siap melangkah bak singa disiang hari arif di malamnya
Memenuhi dada-dada para pemuda yang ditepikan sistem
Suaranya terus mengalirbersambungan di seantero semesta
Memandu jiwa-jiwa mukhlis untuk bergerak bersama
Haqia Sophia telah kembali pada pemiliknya
Hingga para durjana gemetaran menahan amarah
Raksasa yang ditakutkannya terbangun dari buaian
Kini terisi ruh kebangkitan yang tunduk penguasa hidup
Dalam dzikir syukur kerinduan terpadu rapidalam shafnya
Datanglah fajar kemenangan Islam telah terbuka
Ngawi, 13 Juli 2020