Oleh Nay Beiskara
(Komunitas Bunda Sholihah)
#MuslimahTimes –Sebagai seorang muslim sudah selayaknya kita bersyukur bahwa kita masih diberikan kesempatan oleh Allah Azza wa Jalla untuk bertemu dengan Ramadan tahun ini. Karena tidak semua orang bisa merasakan nikmatnya bersua dengan bulan yang satu ini. Bulan yang penuh dengan rahmat, keberkahan, ampunan serta limpahan rizki bagi umat muslim seluruh dunia.
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala (ridha Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari).
Bulan Ramadan yang selalu dinanti oleh seluruh kaum mukminin ini memang dihiasi dengan banyak keutamaan dan kemuliaan. Salah satunya adalah bonus pahala nan berlipat ganda dari sisi-Nya. Pada bulan ini pula setiap insan beriman berlomba-lomba dalam beramal shalih demi mendapatkan keridhoan-Nya hingga surge-Nya kan menjadi suatu keniscayaan. Pun dengan para bunda shalihah. Mereka pun tak mau ketinggalan tuk memperbanyak amal shalih di bulan Ramadan ini.
Bonus pahala dari Allah bagaikan bintang gemintang yang bertebaran di langit malam. Amalan wajib menjadi berlipat-lipat ganjarannya. Amalan yang sunnah akan setara dengan amalan wajib.
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, “Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 271)
Amalan-amalan yang bisa dilaksanakan pada bulan Ramadan sangatlah banyak, diantaranya sholat fardhu yang lima, berpuasa, membaca Al Quranul Karim, sholat sunnah tarawih, shalat sunnah tahajjud, berinfak dan bersedekah, mengkaji tsaqofah Islam, membaca buku-buku agama, shalat sunnah lainnya, berdzikir, membantu sesama, memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, dan masih banyak yang lainnya.
Namun terkadang, bagi kaum ibu, tuk menghiasi Ramadan dengan amalan-amalan seperti yang tersebut di atas banyak yang menghadapi kendala. Salah satu kendala tersebut datang dari anak-anak kita. Misalnya, ketika kita kaum ibu berpuasa, tidak jarang anak-anak membuat kita mengelus dada, membuat marah dan kesal dengan tingkahnya. Ketika kita hendak melaksanakan sholat tarawih di masjid, anak rewel dan sulit diatur. Akhirnya bunda mau tak mau mengerjakan sholat di rumahnya. Terutama anak yang berusia masih dibawah 4 tahun. Sholat di rumah pun seringkali anak-anak mengganggu, menarik-narik mukena, mengacak-acak sajadah, memanjat ke punggung ketika sujud serta sengaja duduk di depan kita. Saat mau membaca Al Quran, baru saja membaca basmallah, si kecil menangis minta diberi makanan atau mengajak bundanya main. Ketika kita mau membaca buku, si kecil juga ingin membacanya dan berusaha menggapai buku tersebut untuk dijadikan mainannya. Pernahkah bunda-bunda sekalian mengalami hal serupa? Jikalau iya, apa yang kemudian bunda sekalian lakukan? Apakah sontak memarahi si kecil?
Berdamailah Bunda, Husnuzhon pada-Nya
Wahai bunda, pernahkah juga terlintas dalam benak gegara anak-anak, bunda menjadi tidak bisa optimal dalam beribadah di bulan Ramadan? Demi Allah bunda, janganlah berpikir seperti itu.
Allah SWT telah menjadikan kodrat wanita menjadi seorang ibu. Ada kewajiban-kewajiban yang khusus dibebankan kepadanya. Salah satunya adalah adalah kewajiban rodloah (penyusuan) dan hadlonah (pengasuhan). Sesibuk apapun aktivitas yang dimiliki oleh ibu tidak boleh menjadikannya melalaikan kewajibannya tersebut. Pun ketika Ramadan datang dan ibu memiliki target amalan dalam bulan ini, janganlah melupakan kewajibannya tersebut demi mengejar target Ramadan. Berupayalah untuk melaksanakan kedua kewajiban tersebut tanpa melalaikan salah satunya semampu yang kita bisa.
Melaksanakan ibadah di bulan Ramadan akan mendapatkan ganjaran pahala yang luar biasa. Namun, memberikan asuhan terbaik kepada anak-anak kita juga sebuah kewajiban yang telah diperintahkan olehNya. Kita tidak perlu merasa bingung mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
Dalam konsep aulawiyat (prioritas amal), yang wajib harus dikerjakan terlebih dahulu dari yang sunnah. Sebagai contoh, ketika kita hendak sholat tarawih, anak kita menangis ingin digendong atau ingin makan, maka sebaiknya kita memikirkan bagaimana membuat anak nyaman dulu sehingga kita bisa mengerjakan tarawih tanpa rasa khawatir dan terburu-buru, yaitu menggendong anak kita sampai anak kita tenang dan memenuhi hajatnya dengan memberikannya makan. Setelah hajat anak kita terpenuhi in syaa Allah kita bisa melaksanakan kembali tarawih kita. Walaupun kita mungkin baru bisa mengerjakannya menjelang tengah malam. Disinilah kaum ibu dituntut untuk berkorban. Berdamailah dengan emosimu dan bersabarlah. Kedepankan husnuzhon (baik sangka) pada Allah SWT. In syaa Allah, Sang Maha Baik akan memudahkan kita dalam menjalaninya.
Rasulullah Saw pernah berpesan kepada putrinya Fatimah ra. “Wahai Fatimah, sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya, lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, maka Allah tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang. Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, kelak Allah akan tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya, dan juga Allah akan melebur kejelekannya serta meningkatkan derajatnya. Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan diantara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah”.
Subhanallah ya bunda, setiap apa yang kita lakukan untuk suami dan anak-anak kita adalah ibadah juga. Bernilai ibadah ketika kita sadar itu kewajiban kita sebagai ibu dan melaksanakannya dengan penuh keikhlasan. Biarlah Allah saja yang membalas dengan pahala yang berlipat ganda dan ampunanNya.
Nah bunda, kita masih bisa kok melaksanakan ibadah Ramadan dengan optimal semampu kita. Bagaimana caranya? Yaitu dengan memenej waktu kita secara optimal. Sebagai ibu, pastinya kita tahu kapan kira-kira anak-anak membutuhkan ibunya. Kita juga tahu apa saja yang diperlukan anak-anak kita. Maka dari itu, kita bisa mempersiapkan segala kebutuhan anggota keluarga kita lebih awal. Kita masih bisa berdzikir dikala menggendong anak kita. Kita bisa melaksanakan yang sunnah saat anak-anak kita terpenuhi kebutuhannya dan merasa tenang dan nyaman. So, jadikan aktivitas kita sebagai ibu, merawat dan mengurusi anak kita, melayani suami, mengurusi rumah dan melaksanakan yang wajib serta sunnah sebagai ladang amal kita di dunia. In syaa Allah pahala dan kemuliaan akan kita raih.
Wallahua’lam bishshowwab
==========================================
Sumber Foto : Wahdah Islamiyah