Oleh. Riza Maries Rachmawati
Muslimahtimes.com–Serangan Zionis Yahudi yang begitu kejam tidak berperasaan terhadap kaum muslimin Palestina menuai kecaman dari dunia. Angka korban jiwa dari hari ke hari semakin bertambah, dilaporkan lebih dari 11.180 Muslim Palestina yang syahid, termasuk didalamnya sekitar 3.100 wanita dan 4.609 anak-anak (Selasa, 14-11-2023). Kekejian yang ditampakan oleh entitas Yahudi ini memunculkan kesadaran individu masyarakat di negeri-negeri muslim untuk membela muslim Palestina. Umat melakukan apa yang mereka mampu salah satunya dengan melakukan pemboikotan produk-produk yang terkait dengan Israel. Seruan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan zionis yahudi ini dilakukan hampir di semua negara mayoritas muslim, termasuk Indonesia. Seruan boikot ini tidak datang dari negara, tetapi datang dari masyarakat.
Ada ratusan daftar produk pro zionis Yahudi yang masuk ke dalam daftar boikot karena perusahaan dari produk-produk tersebut diyakini memberikan sokongan dana untuk agresi zionis Yahudi ke Palestina. Di antaranya: McDonal’s, KFC, Strbucks, Pizza Hut hingga Burger King. Tidak hanya produk makanan tetapi juga produk kebersihan, kosmetik, fashion, hingga restoran. Bahkan baru-baru ini, MUI atau Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa keharaman membeli produk yang pro terhadap zionis Yahudi.
Tidak Hanya Cukup dengan Upaya Boikot Produk Pro Zionis Yahudi
Seruan boikot yang dikampanyekan beberapa kalangan terhadap produk-produk zionis Yahudi patut diapresiasi sebagai bentuk perlawanan terhadap institusi penjajah tersebut. Hal ini menggambarkan terwujudnya kesadaran individu masyarakat di negeri-negeri muslim untuk membela muslim Palestina. Bahkan seruan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan zionis Yahudi telah mampu mendorong ormas Islam di negeri ini mengeluarkan fatwa. Namun yang perlu dicatat, bahwa dari sisi perdagangan ekonomi entitas Yahudi lebih banyak bergantung kepada negara-negara nonmuslim. Kalaupun seluruh rakyat dan pemerintah memboikot produk entitas Yahudi maka tidak akan siginifikan terhadap ekspor institusi. Apalagi selama ini seruan boikot hanya lahir dari masyarakat dan bukan dari negara sehingga dampaknya lebih kecil.
Adi Victoria dari Geopolitical Institute menyatakan bahwa seruan boikot tentu akan efektif ketika dilakukan oleh negara, sebab negara adalah pemilik kekuasaan yang memiliki pengaruh kuat di tengah-tengah masyarakat. Bahkan tidak hanya menyerukan boikot terhadap produk-produk terafiliasi zionis Yahudi, negara juga mampu mengambil tindakan menutup perusahaan-perusahaan terkait. Dan dalam kondisi seperti itu, pastinya mereka akan mengalami kerugian.
Dalam konteks boikot perusahaan yang mendukung zionis, semestinya negeri-negeri muslim menghentikan pemberian pasokan energi dan pasokan penting ke entits zionis yahudi. Pasalnya zionis yahudi bergantung pada pasokan energi dari negeri-negeri muslim seperti Turki. Namun tampaknya semua itu mustahil dilakukan oleh negeri-negeri muslim saat ini. Sebab penguasa-penguasa muslim saat ini masih menjadi kaki tangan negara-negara Barat yang secara nyata mendukung eksistensi Zionis Yahudi. Bahkan menjadi penyokong utama persenjataan Zionis Yahudi. Tak heran penguasa negeri Muslim hanya berani mengecam dan mengecam. Hingga hari ini tidak ada satu pun negeri Muslim yang berani memobilisasi militernya untuk menolong kaum muslimin di Palestina. Maka tak heran jika sebagian kalangan mengatakan bahwa merekalah pengkhianat sejati dalam kasus penjajahan zionis Yahudi terhadap Palestina.
Pembela Hakiki Palestina Hanya Khilafah Islamiyyah
Tanah tanah Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum muslimin. Khalifah Umar radhiayallahu’anhu dan pasukan kaum Muslim di masa pemerintahannya telah menaklukan tanah Syam dan Mesir. Inilah yang menjadi sebab penetapan tanah Palestina (bagian dari Syam) sebagai tanah kharaj. Oleh karena itu, status tanah kharaj tetap hingga hari kiamat. Atas alasan inilah tanah Palestina tidak boleh dibiarkan ada di tangan orang kafir dan harus dipertahankan secara terus-menerus oleh kaum Muslimin. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Salahudin Al-Ayyubi dalam merebut kembali tanah Palestina dari pasukan Salib. Zionis Yahudi harus diperangi dan diusir dari tanah Palestina, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 191: “Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu”.
Pengiriman bantuan pasukan untuk mengusir Zionis Yahudi adalah pembelaan secara nyata yang harusnya dilakukan oleh negara. Hanya negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah yaitu Daulah Khilafah Islamiyah yang akan mampu melakukannya. Sebab Khilafah akan menjadi junnah (perisai) bagi kaum muslimin. Khalifah yang bertakwa sebagai pemimpin Kekhilafahan Islam akan menjadikan perjuangan pembebasan Palestina dari penjajahan Zionis Yahudi sebagai perjuangan paling urgen. Khalifah tidak akan menoleransi hidup berdampingan dengan Zionis Yahudi sebagaimana resolusi dari forum KTT OKI.
Pembunuhan atas jutaan nyawa kaum muslimin di Palestina tanpa hak selama bertahun-tahun juga menjadi alasan Khilafah harus mengirim pasukan jihad untuk memerang Zionis Yahudi. Allah Swt berfirman: “Dan barang siapa membunuh seorang yag beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya dan melaknatkanya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa [4]: 93)
Sungguh pembelaan hakiki terhadap Muslim Palestina hanya dapat terwujud dengan tegaknya Khilafah Islamiyah. Ketiadaan Khilafah harusnya menjadi perhatian besar umat Islam hari ini.
Wallahu’alam bi shawab