Oleh. Choirin Fitri
(Kontributor Muslimahtimes.com)
Muslimahtimes.com–Hai, hai, hai, kalian sudah pernah lihat setan? Kalau di emoticon digambarkan bentuknya kepala yang berwajah serem dan punya tanduk. Kalau di film-film kartun biasanya digambarkan makhluk berpakaian hitam, bertanduk, ditambah bawa trisula. Ditambah lagi sukanya ngajak pada keburukan. Heeemmm, benarkah ini setan?
Nyatanya, itu semua hanya visualisasi manusia. Sama dengan visualisasi malaikat yang di banyak film kartun atau gambar-gambar yang beredar makhluk dengan pakaian serba putih, bersayap, dan selalu menyeru kebaikan. Itu berarti penggambaran malaikat atau setan enggak bisa jadi patokan kedua makhluk ghaib ini seperti itu bentuknya. Sepakat ya?
Namanya juga makhluk ghaib, tentu berbanding terbalik dengan kita. Makhluk ghaib memang sengaja diciptakan oleh Allah tidak bisa diindra dengan panca indra. Sedangkan kita, mudah sekali menghindar diri kita sendiri. Iya, enggak? Kita tak perlu berdebat soal bentuknya makhluk ghaib. Mereka adalah makhluk Allah di luar nalar kita. Tugas kita cukup mengimani jika mereka ada. Beres ‘kan?
Setelah itu apa? Kita harus mengikuti langkah-langkah yang Allah tetapkan dalam memperlakukan makhluk ghaib ini. Contohnya setan. Ada hal yang harus kita lakukan untuk menghadapinya. Apa itu?
Yuk, simak firman Allah dalam surah Fathir ayat enam!
اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ
“Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”
Lihat! Allah meminta kita untuk memperlakukan setan sebagai musuh. Bukan malah jadi follower seperti banyak terjadi saat ini. Kok bisa? Ya, bisalah. Saat ini banyak manusia yang terjebak pada bujuk rayu setan yang menjerumuskan pada kesesatan. Membuat manusia mudah berbuat maksiat dan jauh dari kata taat.
Lihat! Dalam ayat ke-6 surah Fathir ini Allah sudah jelas dan tegas menyatakan setan itu selalu mengajak menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. Nyala neraka sangat jauh dari nyala api di dunia. Wong api dunia aja jika membakar kulit sedikit saja kita enggak tahan, apalagi nyala api neraka. Bisa dipastikan kita enggak bakal tahan untuk memperolehnya. Nauzubillahimindzalik. Semoga Allah menjauhkan kita darinya.
Enggak heran jika kemudian Allah memberikan tuntunan pada kita untuk menghindari godaan setan ini dengan berucap ta’awudz. Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Apakah cukup?
Nyatanya tak cukup. Kita harus sadar-sesadar-sadarnya kalau setan itu adalah musuh yang bisikannya harus kita lawan. Jangan sampai kita terperdaya oleh bisikannya dan jatuh pada jurang kemaksiatan! Bahaya banget! Sayang seribu sayang, efek sekularisme alias pemisahan antara agama dan kehidupan menjadikan setan malah berposisi sebagai teman. Kok bisa? Iyalah, wong agama enggak boleh jadi landasan kehidupan. Efeknya manusia saat ini enggan taat. Maunya tiap hari maksiat. Astaghfirullah, ngeri banget ya!
Tengok saja para followers setan. Enggak salat wajib, santui. Enggak nutup aurat, adem ayem. Korupsi, biasa aja. Nenggak minuman keras plus narkoba, asyik-asyik wae. Ikut tren LaGiBeTe, oke aja. Plus, berbagai kemaksiatan-kemaksiatan lainnya. Mengerikan bukan jika ini terus jadi habit?
Tentunya sebagai seorang muslim yang taat enggak banget ya jika kita malah mengikuti langkah-langkah setan. Kita takut akan ancaman Allah yang bakal memasukkan kita di neraka yang menyapa untuk menemani si setan ini. Iya, enggak sih?
Nah, karena Allah sudah me-warning jangan sampai kita jadi followers setan, pilihan tetap ada di tangan kita. Setiap pilihan bakal dimintai pertanggungjawaban oleh Allah suatu saat nanti. So, gimana nih siap jadi followers Allah atau makhluk yang terkutuk bernama setan ini?