Oleh. Rut Sri Wahyuningsih
(Kontributor MuslimahTimes.com)
Muslimahtimes.com– Sambutan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, begitu hangat saat Presiden RI, Joko Widodo, menemuinya di Gedung Putih. Dikatakan pertemuan ini menandai fase baru bersejarah dalam hubungan bilateral kedua negara yang akan meningkatkan hubungan AS-Indonesia menjadi kemitraan strategis komprehensif dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Gedung Putih mengatakan hubungan kerja sama ini dibangun berdasarkan nilai-nilai bersama terkait demokrasi dan pluralisme. Kedua pemimpin mengumumkan inisiatif baru untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi warga negara dari kedua negara serta kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, sejahtera, aman, dan tangguh.
Biden, seperti dikutip dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, “Ini akan menandai sebuah era baru, dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia secara keseluruhan, yang akan memengaruhi segala hal. Hal ini termasuk meningkatkan kerja sama keamanan, khususnya keamanan maritim. Dan hal ini termasuk memperluas kerja sama kita untuk membangun rantai pasokan yang aman dan tangguh. Hal ini juga termasuk memperdalam kolaborasi kita untuk memerangi krisis iklim.”
Biden berterima kasih kepada Presiden Jokowi atas kepemimpinan Indonesia di Asosiasi Negara Asia Tenggara atau ASEAN serta menggarisbawahi komitmen AS untuk memperdalam kerja sama di Asia Tenggara dan dengan Indonesia. Jokowi sendiri mengatakan, “AS adalah salah satu mitra terpenting bagi Indonesia. Dan kami sepakat untuk meningkatkan kemitraan kami menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Namun yang terpenting, kami harus memberikan makna yang nyata. Bagi Indonesia, kerja sama ekonomi adalah prioritas, termasuk urusan rantai pasokan.”
Kemunafikan itu Terbangun Atas Nama Kerja Sama Bilateral Komperehensif
Sejak tahun 2002, Amerika Serikat telah memberikan lebih dari 6,2 miliar dolar AS untuk bantuan pembangunan, ekonomi, kesehatan, dan keamanan di Indonesia, yang juga mencakup lebih dari 2 miliar dolar untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan, serta lebih dari 1,2 miliar dolar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Biden telah meminta tambahan dana sebesar 172 juta dolar AS dalam bentuk program baru di berbagai sektor, termasuk sektor iklim dan transisi energi bersih, pertumbuhan ekonomi, dan kesehatan. (republika.co.id, 14/11/2023)
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, yang turut mendampingi kunjungan kerja Jokowi mengatakan awalnya Joe Biden menanyai Jokowi apa yang diperlukan dan bisa dibantu oleh Indonesia. Saat itu Jokowi langsung mengungkapkan permintaannya agar Amerika membantu menghentikan serangan Israel ke Palestina. Joe Biden kembali menanyakan selain menghentikan serangan Israel ke Palestina, apa yang dibutuhkan oleh Indonesia. Jokowi pun meminta agar Amerika membantu Indonesia dalam penggunaan transisi energi terbarukan (EBT). Jokowi juga menyampaikan hasil KTT darurat OKI dan pesan Presiden Palestina ke Joe Biden yaitu meminta dunia agar bergerak menghentikan serangan Israel ke Palestina. (republika.co.id, 15/11/2023)
Sungguh tampak jelas kemunafikan terbangun dari kerja sama bilateral ini, yang tampak kasat mata adalah seorang kacung yang membawa proposal perdamaian sekaligus kerjasama ekonomi di hadapan orang yang tangannya masih berlumuran darah dengan para syuhada Palestina. Astaghfirullah, mati hatikah pemimpin kita? Sedemikian berartinya AS dibandingkan saudara seakidah yang dibantai membabi buta oleh Israel atas dukungan AS? Sungguh kita masih terjajah dengan pemikiran AS lebih baik sedang Islam buruk.
Ide Nation State adalah Ide Jahat dan Batil
Pemahaman negara bangsa (nation state) lah yang jelas telah membatasi pemimpin muslim membela saudaranya di Palestina dan juga belahan bumi lainnya yang juga sama-sama sedang terzalimi dengan sebenar-benarnya batasan. Di satu sisi mereka mengecam, menghujat, menggalang dana dan suara tapi di sisi lain tetap bergandengan erat dan mesra dengan negara penjajah.
Bukankah nation state ini sangat keji? Jelas, AS berdiri disamping Israel, dia juga yang menolak kesepakatan Paris Agreement untuk kurangi emisi karbon padahal dialah negara nomor satu pengguna energi fosil yang dikampanyekan menjadi penyebab utama perubahan iklim ekstrim. AS juga yang memaksa negara berkembang untuk berutang, dia pula yang campur tangan dalam politik negara-negara di dunia ketika tahu pemimpin terpilih tidak pro AS. Nyata sudah firman Allah Swt berikut yang artinya, ‘ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim” (QS. Al Maidah: 51)
Nauzubillah, secara sadar pilihan kebijakan yang dipilih pemimpin kita lembut kepada kafir dan keras kepada sesama muslim, inilah yang harus kita sadari, dan berusaha bangkit untuk keluar dari sistem yang tidak berkah ini. Menggantinya dengan syariat Allah agar muncul pemimpin yang bertakwa bukan yang khianat. Wallahualam bissawab.