Oleh. Asha Tridayana, S.T.
Muslimahtimes.com– Beberapa waktu lalu, konser yang digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat dihentikan oleh pihak kepolisian. Penyebabnya over kapasitas hingga panitia penyelenggara konser pun diperiksa guna penyelidikan lebih lanjut. Hal ini diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (30/10/2022). Pihak kepolisian juga tengah mendalami indikasi minuman keras di konser tersebut. Di samping itu, over kapasitas selama konser menyebabkan banyak penonton yang pingsan karena kurangnya tenda kesehatan di area tersebut. Berdasarkan laporan dari beberapa penonton, tindak kejahatan seperti pencopetan juga terjadi saat konser. (www.tvonenews.com 30/10/22)
Setelah konser dihentikan, Promotor event Berdendang Bergoyang Festival 2022, Emvrio Production yakni Vino Sefvirrano selaku CEO Emvrio pun buka suara. Menurutnya bahwa konser yang diadakan telah mengikuti prosedur penyelenggaraan event dan sudah mengantongi izin keramaian. Pihaknya telah berupaya mengendalikan dan menyesuaikan bermacam kondisi yang terjadi selama konser berlangsung. Hal ini akan menjadi pembelajaran dan evaluasi agar lebih matang dalam persiapan dengan tetap mengikuti prosedur dan mengutamakan keselamatan dan keamanan penonton. Selaku panitia penyelenggara pun meminta maaf yang sebesar-besarnya dan berharap ke depannya lebih baik lagi. (kompas.com, 30/10/22)
Bukan kali pertama kekacuan terjadi saat konser berlangsung. Namun, hal ini tidak menjadi pembelajaran bagi aparat pemerintah. Pihak kepolisian terkesan baru bertindak menghentikan konser ketika masalah benar-benar terjadi. Padahal seharusnya aparat pemerintah sudah bisa melakukan mitigasi acara. Apalagi jelas diketahui adanya penjualan tiket yang melebihi kapasitas. Tentu saja, saat acara berlangsung kemungkinan saling berdesakan. Kerusuhan pun tidak dapat terelakan karena kerumunan masa berisi berbagai karakter. Ditambah acara konser semacam itu, sering kali disertai kemaksiatan seperti minuman keras. Sehingga sudah semestinya, pihak aparat mampu mencegah konser diadakan.
Sebelumnya pihak penyelenggara berdalih telah mendapatkan izin dan mengikuti aturan yang berlaku. Faktanya mereka hanya mengejar keuntungan dengan menjual tiket sebanyak mungkin. Sementara persiapan yang dilakukan belum maksimal. Terlebih lagi tujuan dari digelarnya acara jelas tidak membawa manfaat bagi pembentukan karakter generasi. Karena di mana pun bentuk acara konser hanya akan berisi hura-hura dan senang-senang belaka. Penyelenggara seakan tidak mempertimbangkan bahwa acara yang diadakan dapat merusak masa depan generasi bahkan mengancam keselamatan.
Padahal generasi muda merupakan ujung tombak kemajuan suatu negara. Atau dengan kata lain menjadi pilar peradaban cemerlang. Masa depan negara bergantung pada kepribadian dan karakter pemudanya. Namun, selaku pemerintah justru menunjukkan sikap yang kurang peduli. Terbukti dengan minimnya perhatian terhadap pembangunan manusianya khususnya generasi muda. Bahkan masyarakat sering kali dipaksa mandiri dalam mencukupi kebutuhan hidup dan menyelesaikan bermacam persoalan. Beban hidup masyarakat bukan menjadi tanggung jawab pemerintah yang mesti dituntaskan.
Pemerintah malah memberi kelonggaran dan izin pada acara konser yang jelas membahayakan keselamatan dan masa depan pemuda. Sementara bermacam acara kajian keilmuan terutama terkait ajaran Islam justru dibatasi bahkan dilarang, seperti acara hijrah fest Surabaya beberapa waktu yang lalu. Karena pemerintah sepertinya beranggapan adanya konser mampu menjadi penghilang penat dan kejenuhan. Setelah bergulat dalam aktivitas mencari nafkah dan sederet permasalahan kehidupan, masyarakat membutuhkan sebuah hiburan. Padahal pemerintah sendiri yang menjadikan masyarakat semakin kesulitan menjalani hidup.
Termasuk pemuda semakin tidak mampu menjadi penerus bangsa jika mental dan kepribadiannya hanya berorientasi pada kesenangan yang berujung pada kemalasan. Pada akhirnya pemuda tidak peka dan peduli pada permasalahan yang sedang dihadapi. Mereka tidak mau berpikir dan menggali sumber masalahnya kemudian mencari solusi. Kesibukan mereka hanya berkutat pada pekerjaan dan ambisi finansial. Kehidupan pribadi menjadi fokus sementara kepentingan masyarakat umum bukan menjadi urusannya. Peran sebagai agen perubahan, kini hanya sebuah slogan. Sehingga harapan meraih kebaikan dalam kehidupan, lebih-lebih kegemilangan peradaban hanyalah mimpi belaka.
Kondisi semacam ini tidak lain karena gempuran pemikiran asing melalui sistem kapitalis liberal. Sistem yang kini tengah diterapkan oleh kebanyakan negara termasuk negara ini. Hal ini membuat jati diri sebagai pemuda muslim perlahan terkikis dan hilang. Sehingga tidak sedikit pemuda muslim tidak memiliki pemahaman utuh terkait perannya dalam keluarga, masyarakat dan negara. Bahkan untuk mengatasi masalah pribadinya pun sering kali hilang arah dan berujung pada kemaksiatan. Tentu hal ini harus segera diatasi agar kerusakan mental dan kepribadian pemuda muslim tidak semakin parah. Sistem kapitalis liberal sebagai biang masalah harus dicampakkan dan beralih pada sistem sahih, yakni sistem Islam
Jelas sekali perbedaan ketika sistem Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Terbukti selama 13 abad lamanya, negara dengan sistem Islam mampu menjaga dan menjamin kemaslahatan umat. Terlebih dalam pembentukan karakter generasi. Seperti menjaga kesehatan naluri dan jasmani setiap individu. Sehingga terbentuk pemuda yang kuat dan tangguh dalam menjalani perannya, termasuk ketika menghadapi permasalahan. Tidak mudah putus asa, stres apalagi terjerumus pada kemaksiatan. Bukan konser yang dituju, melainkan semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pelipur segala masalah. Hal ini dapat terwujud karena penguasa dalam Islam memiliki perhatian besar dan senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif demi terbentuknya generasi berkualitas yang taat pada Allah Swt. Negara menjamin pendidikan dasar dengan pondasi akidah Islam dan membentengi dari tsaqofah asing yang dapat merusak pemahaman Islam. Lingkungan keluarga dan masyarakat juga turut andil menjaga mental dan kepribadian pemuda agar senantiasa beramar makruf nahi munkar. Menjadikan Islam sebagai poros kehidupan terhadap setiap pemikiran dan tingkah lakunya. Sehingga bukan hal mustahil pemuda Islam mampu memberikan perubahan dan perbaikan atas segala masalah.
Pemuda Islam benar-benar menjadi umat terbaik seperti yang telah dijanjikan oleh Allah Swt, bukan menjadi beban kehidupan yang hanya mampu berkeluh kesah dan acuh pada umat. Sebagaimana firman Allah Swt, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 110)
Wallahu’alam bishowab.