Oleh Diana Septiani
(Member Revowriter Bogor)
#MuslimahTimes — “Persidangan menjadi pertarungan politik bahkan ideologi, Islam vs kapitalisme liberal, karena menghadirkan saksi ahli yang tidak relevan seperti mantan Ketua BNPT Ansyaad Mbai,” ujar Ketua Koalisi Advokat Pembela Islam Ahmad Khozinudin ketika menjadi pembicara dalam Bedah Tabloid Media Umat (20/3).
Ansyaad Mbai didaulat menjadi saksi ahli Pemerintah dalam sidang gugatan HTI di PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara). Ia menfitnah HTI dengan menyimpulkan para pelaku teroris yang ingin menegakkan khilafah ada kaitannya dengan HTI. Ia pun menuding bahwa khilafah adalah sumber terorisme.
Satu Narasi Tudingan Keji
Bukan kali pertama tudingan keji terhadap khilafah dilontarkan dalam persidangan. Sebelum Ansyaad Mbai, advokat Kemenhukam RI I Wayan Sudirta bernarasi lebih dulu. Ia mengatakan bahwa khilafah mengancam negara. HTI yang identik mengkampanyekan ide khilafah, dianggap mengancam keutuhan bangsa. Mengancam NKRI.
Sikap merasa terancam ini senada dengan narasi usang para petinggi negara Barat. “Tidak boleh ada negosiasi mengenai pembentukan kembali khilafah. Tidak boleh ada negosisasi mengenai penerapan hukum syariah.” (Charles Clark, British Home Secretary, 2004-2006). Satu narasi pula dengan perkataan Pemimpin pasukan koalisi Salib yang bergabung di Iraq, Richard Myers, “Bahaya sejati dan terbesar yang mengancam keamanan AS sesungguhnya adalah ekstremisme yang bercita-cita mendirikan Khilafah sebagaimana pada abad ketujuh Masehi. Kelompok ekstremis ini telah tersebar di berbagai wilayah yang justru lebih banyak daripada di Irak.”
Khilafah mengancam?
Benar. Khilafah jelas mengancam kepentingan penjajahan negara-negara imprealisme kuffar. Khilafah menjadi ancaman besar bagi negara adidaya saat ini. Mengancam para pemegang kekuasaan. Para pemilik modal akan kelimpungan karena perekonomian kapitalisme akan dikubur hidup-hidup. Asing tak bisa lagi kuasai sumber daya alam kaum muslim. Kemunculan khilafah akan menantang negara-negara Barat. Menghapuskan paradigma fasad (rusak) yang telah menggerogoti tubuh umat. Menyatukan kembali peran agama dalam kehidupan.
Bantahan Khilafah sumber terorisme
Khilafah adalah ajaran Islam yang mulia dan agung. Dengan penerapan hukum syariah secara kaffah akan menebarkan rahmat Islam ke seluruh alam. Khilafah juga warisan Rasulullah saw. Karena itu perjuangan untuk menegakkannya kembali, tentu hanya akan berhasil bila meneladani perjuangan Rasul.
Isu utama yang dilontarkan para pendengki khilafah tak berlandaskan. Fitnah. Dusta. Juga memutarbalikkan fakta. Mengaitkan perjuangan penegakkan khilafah dengan aksi terorisme merupakan fitnah keji. Terorisme adalah tindakan yang secara universal dikecam dan dibenci semua pihak. Apapun agamanya. Karena pada hakikatnya, aksi teror hanya akan merusak image Islam. Tak ada dalam syariah Islam serta tak pernah Rasul contohkan. Juga tidak akan mengubah apapun kecuali kerusakan dan memakan korban. Teroris sesungguhnya ialah rezim bengis Myanmar yang melakukan pembantaian terhadap muslim Rohingya. Juga hujan bom dan genjatan senjata yang meneror Gaza, Allepo, Ghouta, dan muslim lainnya.
Selain itu, fakta sejarah bahwa khilafah menunjukkan tingkat toleransi yang luarbiasa. “Perlakuan terhadap warga Kristen oleh pemerintahan Khilafah Turki Ustmani, selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani, telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa.” pengakuan sejarahwan Kristen Thomas Walker Arnold dalam sebuah buku The Preaching of Islam: a History of Propagation of the Muslim Faith, 1896, hal. 134.
Dari paparan di atas, bagaimana mungkin ajaran khilafah menginspirasi aksi terorisme? Bagaimana pula khilafah dapat memecahbelah? Padahal hakikatnya dengan khilafah lah terwujud persatuan ummat. Menghapus sekat-sekat nasionalisme.
Wallahu a’lam bishowab.
===================================================
Sumber : Majalah al-Wa’ie dan Media Umat
Sumber Foto : Voice Of Muslimah Bekasi