Oleh : Nuril Izzati (Ibu Rumah Tangga)
#MuslimahTimes — Alhamdulillah, semakin hari semakin besar kesadaran pada diri kaum muslimin untuk berdakwah. Mereka tidak tinggal diam saat melihat kemungkaran yang ada di depan mata. Merekapun mulai berusaha menunjukkan sikap, baik berupa dukungan dan ajakan kepada ketaatan maupun sikap geram dan penolakan saat melihat kemungkaran.
Walau baru sebatas lewat tulisan di akun sosial media, tapi tak menyurutkan semangat mereka dalam berdakwah menyampaikan Islam. Terlebih, banyak peristiwa besar yang kini terjadi justru karena terlebih dahulu viral di media sosial. Seperti pada aksi 212 yang fenomenal beberapa waktu yang lalu.
Hanya saja seperti masih ada sesuatu yang menggelitik di hati. Ternyata umat ini bisa menghadirkan sesuatu yang dahsyat seperti pada aksi 212 walau mereka masih bergerak sendiri-sendiri. Bayangkan apa yang akan terjadi, bila mereka bergerak dalam sebuah jamaah yang terorganisir rapi. Bukan mustahil bila nanti akan ada sesuatu yang melebihi kedahsyatan aksi 212 kemarin.
Ya, dan memang bila kita tengok sepak terjang Rasulullah dalam sirah-sirahnya, akan kita dapati bahwa Rasulullah yang notabene manusia paling sempurna di dunia nyatanya dahulu tidak berdakwah sendirian. Namun apa yang beliau lakukan? Beliau berusaha mengajak orang-orang agar mau menerima Islam lalu mengajaknya untuk mendakwahkan Islam secara berjamaah. Ya, berjamaah.
Banyak bukti untuk menunjukkan itu semua, salah satunya adalah saat Rasulullah memerintahkan Mush’ab bin Umair untuk berdakwah di Madinah. Saat itu bukan Rasulullah yang turun tangan sendiri untuk menyampaikan Islam di Madinah, tapi beliau melimpahkan tugas tersebut kepada sahabat Mush’ab bin Umair. Hal itu Rasulullah lakukan bukan semata karena hasil pemikirannya sendiri melainkan karena ada tuntunan wahyu dari Allah, seperti yang tercantum dalam surat Ali Imran ayat 104 yang artinya,
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung“.
ManfaatDakwahBerjamaah
Ibarat menyapu dedaunan yang kering dan busuk di lapangan yang luas. Bagaimana jadinya bila yang kita gunakan hanya 1 batang lidi saja? Walau ada 100 orang yang menyapu tapi masing-masing hanya memegang 1 batang lidi. Apakah dedaunan yang berserakan itu bisa di bersihkan dengan mudah?
Jawabannya mungkin saja bisa, tapi kemungkinan gagalnya tentu jauh lebih besar. Bandingkan bila 100 lidi yang dipegang oleh 100 orang tadi kita satukan dan ikat dengan tali yang kuat. Pasti akan lebih ringan, mudah dan lebih menghemat waktu. Benar kan? Bahkan bukan hanya dedaunan kering dan busuk yang akan tersapu tapi kotoran lain dan sampahpun akan mudah untuk di bersihkan. Dan tidak menunggu waktu lama, lapangan yang penuh dedaunan, kotoran, dan sampahpun akan bersih dan lapanganpun akan elok dipandang.
Ya, begitupun dengan dakwah. Bila tiap lidi tadi diibaratkan sebagai pengemban dakwah yang memiliki potensi/keahlian yang berbeda-beda. Maka saat mereka bekerja sendiri-sendiri pasti akan lebih sulit untuk “membersihkan dedaunan” yang ada di medan dakwah. Kenapa? Karena hambatan, tantangan dan godaan di medan dakwah terlalu berat untuk dihadapi sendirian.
Bandingkan bila mereka disatukan menjadi sebuah jamaah dan terorganisir dengan rapi, maka potensi/keahlian yang mereka miliki bisa saling melengkapi sehingga mereka menjadi lebih kuat. Karena bagaimanapun juga tidak ada pengemban dakwah yang memiliki potensi/keahlian yang sempurna, pasti ada kekurangan pada diri mereka. Maka dari itu karena rasa sayangnya Allah kepada para pengemban dakwah, Allah tidak perintahkan untuk dakwah sendiri-sendiri, tapi dakwah secara berjamaah supaya potensi yang telah Allah anugrahkan pada tiap pengemban dakwah bisa saling melengkapi. Bukankah tubuh membutuhkan kepala, tangan, kaki, jantung dan lainnya untuk bisa beraktifitas dengan baik?
Selain itu dakwah berjamaah juga bisa menjaga semangat para pengembannya. Seperti yang kita tahu, ada kalanya futur menyapa di tengah perjalanan dakwah. Apalagi di tengah gempuran pemikiran-pemikiran sekulerisme kapitalisme yang menyerang dari berbagai lini seperti saat ini, pastinya sedikit banyak memberikan guncangan pada para pengemban dakwah. Maka dengan berjamaah mereka akan saling mengingatkan dan menyemangati.
Dan yang tidak kalah penting dari semua adalah dengan berjamaah akan menjadikan dakwah menjadi lebih terarah. Agar saat ada pengemban dakwah yang mulai melirik dan tergoda pada kesenangan dunia yang membelokkan arah tujuan dakwahnya, maka dengan berjamaah akan ada yang menyadarkan dan mulai menggenggam tangannya dan menariknya kembali pada rel dakwah supaya dia kembali pada tujuan dakwah yang telah ditetapkan.
Demikianlah, dengan berada dalam sebuah jamaah, para pengemban dakwah akan lebih kuat, saling melengkapi, dan lebih terarah sehingga tidak melenceng dari tujuan dakwahnya. Semoga kita bisa menjadi bagian dari jamaah yang senantiasa istiqomah dalam mendakwahkan Islam sehingga mampu meneladani dakwah Rasulullah yang beliau lakukan secara berjamaah.
Wallahu’alam.
===========================
Sumber Foto : Dakwatuna
Begitu membakar semangat Ukhti. Menjadi ajakan untuk bersinergi beramar ma’ruf nahi munkar. Terus bersemangat .