Oleh : Vivin Indriani
(Terapis, Member Komunitas Revowriter)
#MuslimahTimes — Bagi pasangan suami istri, yang paling diharapkan setelah pernikahan adalah kehadiran anak-anak yang menyejukkan pandangan mata. Tentu menjadi kebahagiaan tersendiri ketika mereka hadir tepat waktu. Namun terkadang setelah sekian tahun menikah ternyata anak-anak tidak kunjung datang, bahkan ada pasangan yang melewatkan bertahun-tahun lamanya tanpa kehadiran buah hati sama sekali dalam kehidupan rumah tangga mereka.
Ada banyak sekali spekulasi berkembang di masyarakat kenapa jumlah suami istri tanpa keturunan di masa ini demikian banyak jumlahnya. Mulai dari persoalan gaya hidup, pernikahan di usia yang tidak muda, pola makan, polusi sampai persoalan tingkat stres masyarakat yang kian meninggi di sebut sebagai pemicu meningkatnya jumlah keluarga yang belum berketurunan ini.
Dari sekian banyak faktor pemicu ini bisa terlihat bahwa pandangan miring terhadap pasangan yang belum berketurunan ini mulai bergeser. Jika dulu yang menjadi tertuduh menderita infertilitas(ketidaksuburan) adalah mutlak kaum perempuan, namun hari ini makin banyak kaum pria yang menderita infertilitas. Mulai dinyatakan jumlah sperma kurang, varikokel, radang testing, gangguan hormon dan lain sebagainya.
Sebenarnya persoalan ketidakhadiran anak-anak dalam rumah tangga pasangan suami istri sudah pernah ada sejak dahulu. Di masa para Nabi pun demikian. Kita mengenal kisah Nabi Zakaria yang lama belum dikaruniai putra. Setelah berdo’a sekian lamanya barulah Allah berkenan mengabulkan hadirnya Nabiyullah Yahya Alahissalam di usia yang telah beranjak senja.
Begitu juga Nabiyullah Ibrahim. Biduk rumah tangga beliau alahis salam telah berpuluh tahun berjalan tanpa kehadiran seorang putra penyejuk pandangan mata. Kita mengenal kesabaran dan keikhlasan beliau yang luar biasa dalam masa penantian hingga Allah berkenan menganugerahkan Nabiyullah Ismail dan sekaligus Nabiyullah Ishaq meskipun lagi-lagi di usia yang sudah tidak muda.
Rasulullah Muhammad saw pun sempat mendapatkan celaan dari orang-orang kafir qurays yang memanggil beliau dengan sebutan Al-Abtar(yang tidak punya anak laki-laki) karena berturut-turut putra laki-laki beliau meninggal dunia. Dalam sebutan orang qurays makna Al-Abtar adalah sebutan untuk seseorang yang tidak punya anak laki-laki sebagai penerus, karena masyarakat arab jahiliyyah begitu mengagungkan dan membanggakan kepemilikan anak laki-laki dibanding anak perempuan. Bahkan memiliki anak perempuan adalah aib bagi orang tua di kala itu.
Pada dasarnya kehadiran anak-anak dalam rumah tangga adalah rizki dari Allah. Dia sekaligus menjadi titipan. Sama halnya seperti harta kekayaan berupa rumah, mobil atau kendaraan, uang dan jabatan. Semua adalah rizki sekaligus amanah yang harus dipertanggung jawabkan juga kelak di yaumil hisab. Dalam QS. Al Anfaal 8 : 28 Allah berfirman, ” Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”.
Berbicara rizki maka kita sedang membicarakan sesuatu bab yang berada di dua wilayah. Wilayah Allah dan wilayah manusia. Di wilayah Allah, maka Allah telah memberikan jaminan bahwa ar-rizkubiyadillah(rizki itu ditangan Allah SWT). Sebagaimana firman Allah SWT:
“…… dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (Surah Hud, ayat 6).
“Allah-lah yang menyempit dan yang meluaskan (pemberian rezeki) dan kepada kamu dikembalikan” (Surah al-Baqarah, ayat 245).
Di dalam wilayah Allah maka manusia tidak akan di hisab. Namun sebaliknya manusia akan ditanya di hari penghisaban tentang apa saja yang telah dikerjakannya di wilayah manusia atau yang biasa disebut wilayah ikhtiar.
“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rizqinya, walaupun telat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi. Tempuhlah jalan-jalan mencari rizki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah 1756, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Maka bagi anda yang telah lama berumah tangga, dan menantikan hadirnya buah hati di tengah-tengah keluarga ada beberapa tips yang bisa dilakukan. Bukan sekedar agar do’a-do’a segera dikabulkan, namun sekaligus memenuhi kewajiban kita sebagai hamba Allah yang diuji dan menjalani ujian dengan sikap yang benar. Diantaranya yang bisa kita lakukan adalah :
- Memperbanyak berdo’a kepada Allah. Do’a adalah senjata orang beriman. Do’a bisa merubahqodlo. Bahkan dengan do’a sesuatu yang jauh bisa didekatkan seperti kehadiran anak-anak keturunan yang dinanti-nantikan. Firman Allah : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. “(QS: Al-Baqarah: 186)
- Ikhtiar. Do’a tanpa ikhtiar ibarat memupuk tanah tanpa ada tanaman. Ikhtiar adalah tanamannya. Ikhtiar ini berupa madaniyah(teknologi). Bisa melakukannya melalui teknologi pengobatan barat atau disebut pengobatan medis hari ini. Atau sebaliknya bisa melalui pengobatan timur. Pengobatan timur ada banyak alternativnya mulai thibbunnabawi(pengobatan sesuai sunnah Rasulullah saw), pengobatan dengan teknologi dari negri China(TraditionalChineseMedicine), atau pengobatan alternativ lainnya seperti Ayurvedha, Kinesiologi-Homeopati, atau TraditionalJava’sMedicinedann sebagainya. Intinya ikhtiar ini adalah menggunakan teknologi pengobatan yang tidak mengandung unsur hadlarah(peribadatan agama lain), klenik atau perdukunan. Murni teknologi yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan unsur-unsur keagamaan diluar Islam. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa yang mendatangi peramal/dukun, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, niscaya shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari”. [Hadits Riwayat Muslim, kitab As-Salam 2230].
- Lakukanlah ibadah tambahan. Disamping melakukan ikhtiar dan do’a maka tambahkanlah ibadah-ibadah sunnah lainnya yang mempermudah terkabulnya do’a dan harapan untuk memperoleh keturunan. Diantara ibadah yang dianjurkan adalah qiyamullail. Bangun di sepertiga malam yang terakhir untuk menunaikan sholattahajjud. Banyak sekali keutamaan sholattahajjud yang bisa didapatkan. Diantaranya mempercepat terkabulnya do’a dan memberikan ketenangan hati tatkala do’a belum terkabulkan. Allah ta’ala berfirman : “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabb-mu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu ketika kamu bangun berdiri, dan bertasbihlah kepada-Nya pada be-berapa saat di malam hari dan waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).” [Ath-Thuur/52: 48-49]
- Perbanyak membaca istighfar. Manusia tempat salah dan lupa. Bisa jadi salah satu penyebab belum dikabulkannya do’a kita adalah karrna banyaknya dosa yang kita lakukan. Disamping introspeksi diri lakukanlah dzikir dengan memperbanyak membaca istighfar disela-sela waktu kita. Dalil tuntunan tersebut adalah firman Allah ta’ala, Artinya: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh: 10-12)
- Bersabar. Sambil terus menerus berikhtiar dan berdo’a maka jangan lupa bersabar. Bisa jadi Allah menghendaki kebaikan atas qodlo yang terjadi dalam rumah tangga seseorang. Sabar ini juga akan menambah pahala di sisi Allah dan menjadi tambahan nilai ibadah bagi siapapun yang melaksanakannya. Allah ta’ala berfirman, “Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. [Al-Baqarah : 177]
- Perbanyak sedekah. Sedekah bisa mendatangkan rizki berkali-kali lipat. Hal ini bisa membantu memudahkan terkabulnya keinginan seseorang yang mengharapkan keturunan. Allah ta’ala berfirman yang artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrahNya) lagi Maha Mengetahui“. (QS. Al-Baqoroh: 261)
- Tawakkal. Jika semua upaya telah kita lakukan maka terakhir yang harus dikerjakan adalah bertawakkal. Pasrah terhadap ketentuan Allah. Pasrah disini bukan tanpa usaha. Melainkan sikap terakhir disamping semua upaya kita kerjakan, baik ikhtiar maupun berdo’a, di iringi sekaligus dengan tawakkal. Inilah sikap seorang mu’min yang memiliki keyakinan teguh kepada Allah. Tawakkal disini sekaligus sebagai cara berbaik sangka terhadap keputusan Allah. Berbaik sangka bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik. Diantara yang terbaik itu adalah dengan mengabulkan hajat dan keinginan kita.
Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)
Demikianlah 7 hal yang bisa kita lakukan saat menunggu kehadiran sang buah hati. Calon penerus dan harapan setiap orang tua. Mudah-mudahan Allah sesegera mungkin mengabulkan permohonan kita dengannya.
Wallahu ‘alam bishshowab.