Oleh : Witri Osman
#MuslimahTimes — Bunda Neno Warisman adalah salah satu penggerak kegiatan #2019GantiPresiden yang datang ke Batam. Kedatangannya membuat penjagaan di Bandara Hang Nadim mendadak diperketat terkait adanya penolakan massa.
Menurut berita yang beredar di berbagai media, sejumlah polisi berjaga-jaga di sana. Sementara itu, massa yang menolak juga ‘ditimpa’ oleh warga yang diduga hendak menjemput aktivis Muslimah itu pada Sabtu (28/7/2018).
Persekusi yang dialami Bunda Neno tak seharusnya terjadi. Apalagi bandara merupakan objek vital yang selayaknya memberi kenyamanan bagi pendatang. Toh, emak militan ini tak menenteng senjata di tasnya, apalagi bom. Dia hanya membawa militansi dan kesetiaan terhadap bangsa.
Jika diperhatikan, gerakan perjuangan #2019GantiPresiden ini berangkat dari kesadaran politik atas kehancuran yang menimpa bangsa ini. Problematika keumatan yang tidak kunjung selesai walaupun sudah berkali- kali ganti Presiden.
Faktor pemicu ‘bangkitnya militansi emak-emak’ bisa disebabkan oleh kemiskinan yang terjadi di hampir semua tempat di Indonesia. Bayangkan saja, harga kebutuhan pokok masyarakat melambung tinggi diikuti oleh kenaikan BBM, TDL, gas, transportasi, pendidikan, dan kesehatan yang mahal.
Yang paling terimbas atas kondisi yang tak ideal itu adalah emak- emak. Sehingga mereka harus berpikir keras memutar otaknya agar wilayah kekuasaannya yaitu dapur tetap ngebul. Sementara uang belanja dari sang suami tetap segitu-segitu saja, kalaupun ada sedikit penambahan tapi tidak berpengaruh karena harga-harga kebutuhan yang terus merangkak naik.
Apa yang menjadi kekuatan terpendam kaum wanita ditunjukkan oleh Bunda Neno, sungguh masih ada ribuan bahkan jutaan kaum Ibu yang memiliki militansi yang sama. Jangan pernah remehkan kekuatan kaum emak-emak ini, militansi mereka sudah teruji.
Persekusi yang dialami oleh Bunda Neno Warisman adalah satu bentuk pengakuan bahwa militansi emak-emak dapat mengancam eksistensi kezaliman yang kerap terjadi di negeri ini. Lihat saja, itu baru satu suara emak militan Bunda Neno Warisman. Bagaimana kalau banyak dari kalangan emak-emak militan ini tercerahkan pemikirannya dengan pemahaman politik Islam yang dapat berpengaruh kepada perasaan dan tingkah lakunya.
Wow! Hal itu bisa menyebabkan gelombang pergerakan yang sangat besar dan dapat membuat perubahan yang revolusioner. Perlu disadari selama ini kita sudah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan dan belum menampakkan hasil yang memuaskan, yang ada malah kondisi negeri kita semakin terpuruk.
Berkaca kepada kepada penguasa hari ini dan yang sebelumnya yang menerapkan solusi tambal sulam terhadap berbagai macam persoalan bangsa, tak pernah problematika itu menemui ujung pangkalnya. Tak pernah dibabat habis penyebab kemiskinan dan segala bentuk hal-hal yang mengkhawatirkan emak-emak. Kalaupun ada hanya solusi semu dan tidak tuntas penyelesainya. Ibarat kita sedang berada di dalam sebuah bis butut dan reot dikemudikan oleh seorang supir yang sedang mabuk, mengendarai bis dengan ugal-ugalan. Apakah kita bisa selamat sampai di tujuan? Dengan kondisi bis dan supir yang seperti itu?
Mustahil! Langkah yang kita tempuh pasti ganti bis juga ganti supir kan? Tak mungkin kita hanya mengganti salah satunya, karena pasti akan terjadi masalah lagi dan kita tidak akan pernah sampai di tujuan.
Setiap kita pasti menginginkan ketenangan, kebaikan, ketentraman, kesejahteraan, semua itu hanya ada dalam sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah Islamiyah Ala Minhajnubuwwah. Model ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dan terbukti telah pernah eksis selama kurang lebih 14 abad lamanya. Sudah, Mak, jangan berpaling ke sistem lain, rombak total kondisi ini dengan kesadaran penuh terhadap Islam politik dan solusi khas dari ideologi Islam yang mulia.[]
========================================
Sumber Foto : TribunNews