Oleh: Siti Marwiyah
(Anggota Komunitas Persembahan Untuk Islam)
#MuslimahTimes — Kita telah memasuki bulan Dzulhijjah. Artinya, jutaan umat muslim sedang berkumpul di Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Meraka datang dari berbagai penjuru dunia. Berasal dari berbagai bangsa, suku, bahasa, warna kulit, usia, profesi, dan status sosial, mereka berkumpul untuk tujuan yang sama. Berpadu untuk menunaikan kewajiban dari Allah SWT. Serta meraih apa yang sudah dijanjikan oleh Rasulullah SAW.
“Barangsiapa mengerjakan ibadah haji karena Allah dan tidak melakukan perbuatan kotor dan fasik, niscaya dia akan kembali seperti pada saat dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam sejarah umat Islam, ibadah haji memiliki makna dan pengaruh yang besar. Dalam kehidupan dan perjuangan umat Islam, termasuk umat Islam Indonesia. Bahkan penjajah Belanda sangat khawatir. Mereka menghalangi umat Islam pergi menunaikan ibadah haji. Usut punya usut, ternyata dengan ibadah haji, mereka mendapatkan pencerahan politik. Juga terbangkitkan semangat perjuangannya.
Namun sayang, saat ini ibadah haji seolah kehilangan makna. Kering dari pengaruh politis dan perjuangan umat Islam. Yang menonjol kini sekedar ibadah ritual dan menggugurkan kewajiban semata. Parahnya, tak sedikit yang menjadikan ibadah haji sekadar berwisata religi. Lebih banyak diwarnai wisata belanja. Ibadah haji nyaris tak berpengaruh pada perbaikan kondisi amat.
Hakikatnya, ibadah haji mengajarkan ukhuwah yang sebenarnya. Ukhuwah yang didasarkan atas keimanan semata. Ibadah haji juga memberikan pelajaran bahwa umat Islam adalah umat yang satu. Dari manapun mereka berasal dan apapun latar belakangnya, mereka semua disatukan oleh akidah Islam. Hal ini merupakan fakta bahwa umat Islam dapat bersatu.
Persatuan umat Islam adalah kewajiban yang harus diwujudkan. Persatuan itu mestinya tidak hanya terjadi pada saat ibadah haji. Melainkan diaplikasikan dalam segala aspek, tak hanya ibadah. Namun, hal ini mutlak membutuhkan satu negara yang mampu menaungi umat Islam di seluruh dunia. Seharusnya umat Islam menyadari pentingnya mewujudkan persatuan umat Islam yang hakiki. Bersatu di bawah satu kepemimpinan, yakni Khilafah Islamiyah ‘ala minhajin nubuwwah.
Allahu a’lam