Oleh : Ridha Zinnirah
“Ummi kapan tante Iis dan Om Mukmin datang?”
Pertanyaan itu kerap dilontarkan si Sulung, Zaid Abdurrahman (5y) ketika beberapa waktu tidak bertemu dengan tante dan om nya. Demikian pula pertanyaan serupa ditujukan kepada kakek dan neneknya.
***
Ungkapan rindu yang sering terlontar dari anak-anak merupakan fitrah.
Menandakan bahwa dalam dirinya muncul naluri berkasih sayang. Dalam hal ini disaat mereka mengungkapkannya dengan berbagai macam ekspresi haruslah direspon positif jangan dianggap lebay, manja dsb. Karena kadang memang ada anak yang mengekspresikan kerinduan tersebut dengan cara yang begitu manja bahkan mungkin.disertai dengan tangisan. Semuanya adalah hal yang wajar.
Kasih sayang adalah kebutuhan setiap manusia, bahkan hewan pun dikaruniai oleh Allah swt dengan potensi tersebut. Kebutuhan kasih sayang seorang anak tidak hanya dari kedua orangtuanya, tetapi juga dari keluarg dan kerabat yang lain. Potensi ini semakin menguatkan bagi kita bahwa fitrahnya manusia itu bersosialisasi dengan yang lainnya.
Hanya saja orang tua harus pandai -pandai agar anak anak tidak menjadikan hal tersebut sebagai bentuk pelarian yang berujung ketidakpercayaan terhadap orang tuanya. Karena memang pada faktanya ada anak yang merasa kurang kasih sayang dari kedua orangtuanya sehingga ada kebutuhan dan.keinginan anak yang tidak terpenuhi. Akhirnya anak menjadikan orang lain melabuhkan kemauannya.
Menghadirkan anggota keluarga lain yang memberikan kasih sayang penuh kepada anak-anak sebaiknya senantiasa dilakukan. Selain untuk lebih merekatkan hubungan juga agar anak-anak tidak selalu bergantung pada orang tua. Akan tetapi tidak boleh disalah artikan juga saat anak-anak mendapat kasih sayang dari anggota keluarga yang lain orang tua berlepas tangan. Yang terjadi akhirnya anak tidak terkontrol.
Sebagai contoh anak di rumah kita batasi berinteraksi dengan gadget. Tetapi ketika sedang bersama anggota keluarga yang lain seharian full main gadget. Alasannya kadang simple diantaranya “kasian karena merengek terus”. Akhirnya pola ini sudah dipelajari anak. Akibatnya ketika bertemu kembali jurus ampuh itu pun dikeluarkan lagi.
Sebaiknya ada pembicaraan sebelumnya (briefing) dengan anggota keluarga lain tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh anak sebelum mereka “bermanja ria” . Membuat anak – anak dekat dengan kerabat juga sebagai upaya mereka untuk menambah ilmu dan pengalaman. Harapan terbesar adalah anak-anak semakin bertambah keshalihannya dengan banyak berinteraksi dengan kerabat. Sehigga naluri kasih sayang kita kepada anak bisa seirama meskipun dalam bentuk yang berbeda.
Kasih sayang adalah salah satu sikap yang melekat pada diri Rasulullah saw. Seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dari Anas bin Malik ra : “Rasulullah saw adalah orang yang paling penyayang kepada anak-anak dan keluarga” .
Sudah sepantasnyalah kekerabatan kita berbuah kasih sayang yang dilandasi taqwa. Harapan terbesar kelak kitapun bersuara di JannahNya. Aamiin
[Mnh]