Oleh: Ammylia Rostikasari, S.S. (Komunitas Penulis Bela Islam)
14 Abad sudah beliau wafat meninggalkan kisah heroik nan inspiratif. Sosok mulia pembawa risalah dari Sang Pencipta. Meski beliau telah meninggalkan bumi, tetapi Sunnahnya tetap menjadi tuntunan sejati mendampingi kalam Ilahi.
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasalam, Sang Revolusioner sejati. Manusia tangguh yang Allah amanahi sebagai penutup para nabi. Beliau begitu sabar dalam menghadapi kisah pilu dalam perjuangan dakwah Islam kaffah.
Muhammad saw. Yang lahir 12 Rabiul Awal pada tahun gajah telah menjadi oase dalam tandusnya kehidupan jahiliah di tanah Makkah. Hadirnya menjadi lentera di kegelapan. Ia dengan gigihnya menuntun manusia untuk meninggalkan kegelapan menuju cahaya Allah.
Saat dirasakan dakwahnya mulai gencar, maka batu sandungan bertubi-tubi ia dapatkan. Abu Sufyan, Abu Lahab, Abu Jahal dan gerombolannya menjadi pihak terdepan yang menjegal jejak perjuangan beliau.
Bermacam cara kotor mereka lancarkan untuk dapat melumpuhkan ketangguhan Rasulullah dan para sahabat dalam mensyiarkan Islam. Penganiayaan begitu kenyang dirasakan. Rasulullah saw. dilempari batu hingga kaki dan pelipisnya berdarah-darah. Sumayah ra, sang sohabiah, ditombak saat kondisinya hamil besar. Badan Bilal pun ikut merasakan ditindih batu besar di teriknya matahari di padang pasir.
Belum lagi fitnah keji yang disematkan pada diri Rasulullah. Dikatakan tukang sihir, dituduh orang gila. Namun, lagi-lagi Allah menunjukkan kuasanya. Fitnah tersebut justru membuahkan berkah. Jamaah haji dari luar Makkah justru menjadi penasaran dan ingin berdiskusi dengan beliau.
Walhasil pemuda bernama Thufail bin ‘Amru ad-Dausiy, seorang laki-laki mulia, ahli syair dan cerdas ia datang ke Makkah untuk berhaji. Sebenarnya ia diwanti-wanti kafir Quraisy untuk menjauhi Muhammad. Namun, yang terjadi justru terilhami oleh Nabi Muhammad saw.
Pada suatu hari, Thufail pergi ke Ka’bah dan Rasul ada di sana. Tanpa sengaja Ia mendengar sebagian sabda Rasul dan dia mendapati bahwa itu merupakan ucapan yang baik. Lalu dia berucap dalam hatinya, “Demi kemuliaan ibuku, demi Allah, sesungguhnya aku seorang penyair yang cerdas, yang tidak satu pun hal yang terpuji maupun tercela yang tersembunyi dariku! Lantas apa yang mencegahku untuk mendengarkan apa yang dikatakan laki-laki ini. Jika dia datang dengan membawa hal yang terpuji, pasti aku menerimanya, dan jika dia datang dengan membawa hal tercela, maka aku akan tinggalkan (An-Nabhani, 2012:34).”
Setelah itu, dia mengikuti Rasul saw. hingga ke rumahnya dan memaparkan urusannya dan apa yang berkecamuk dalam dirinya kepada Rasul saw. Beliau membacakan Al-Quran kepadanya, maka dia masuk Islam dengan mengucapkan syahadat kemudian kembali kepada kaumnya untuk mengajak mereka memeluk Islam.
Bahkan saat memutuskan untuk kembali kepada kaumnya, ia mengajak 20 orang Nasrani untuk menghadap Rasulullah. Selanjutnya mereka pun bersyahadat.
Masyaallah, barisan kaum Muslim semakin bertambah. Ditambah pula kedatangan suku Aus dan Khazraj dari Madinah. Jumlah mereka 12 orang dan mereka pun bersyahadat kemudian kembali ke kota mereka untuk dapat mengajak kaumnya menerima Islam.
Begitu indahnya jalan dakwah. Jalannya terjal, dihembus angin, dibakar terik matahari, tetapi kelak berbuah bidadari surgawi. Sampai-sampai Rasulullah menjadikan aktivitas mulia ini sebagai poros kehidupan. Diamanahinya Mushab bin Umair untuk mengondusifkan suasana di Yastrib atau kini dikenal sebagai Madinah Al-Munawarah. Sampai pada akhirnya kabar gembira itu pun sampai di telinga Rasulullah.
Madinah penduduknya siap menerima kedatangan Muhammad saw. Sebagai Rasulullah, kepala negara juga Sang Revolusioner sejati.
Tertanggal 12 Rabiul Awal awal 1 Hijriyah Rasulullah dan Abu Bakar Ash-Shidiq akhirnya berhasil menginjakkan kaki di Madinah. Setelah sebelumnya melakukan perjalanan yang penuh ancaman dari kafir Quraisy. Namun, sekali lagi Allah senantiasa membersamai orang-orang yang bersikukuh menolong agama-Nya. Berlebih lagi sosok nabi yang mulia, suci tak mengenal dosa.
12 Rabiul Awal bukan saja milad Muhammad saw. 12 Rabiul Awal pun tonggak awal didirikannya Daulah Islamiyah, mercusuar dari segala perintah Sang Pencipta. Institusi negara yang menerapkan Islam secara kaffah. Rasulullah sendiri yang memimpinnya secara langsung.
Muhammad saw. menyeru seluruh umat manusia untuk berhukum dengan kitabullah dan sunah Rasulullah. Ia menuntun manusia yang bermula ada dalam kubangan jahiliah, menuju tatanan hidup berkah dengan ajaran Islam kaffah.
Revolusi hakiki pun menyinari bumi Ilahi. Dakwah tersebar luas bukan hanya di Madinah, tetapi menjejal ke jazirah Arab. Meluas ke lintas negara bahkan menyebrang benua.
Sungguh, perjuangan yang penuh dengan pengorbanan. Cinta Nabi kepada umatnya dipancarkan dengan mengemban dakwah, menerapkan syariah, dan menegakkan daulah.
Sampai di penghujung hayatnya. Ia masih memikirkan nasib umatnya. Shalawat ke atas Nabi Muhammad saw. Semoga kita dapat menjadi umat kebanggaan. Umat yang mengindahkan syariat Islam dengan mendakwahkan Islam kaffah sebagai solusi dari setiap permasalahan kehidupan yang dihadapi.
Wallahua’lam bishowab