Oleh. Ayu Mela Yulianti, SPt
#MuslimahTimes –– Dagang jika dilakukan untuk kepentingan usaha individu, adalah boleh dan sah-sah saja untuk dijalani, tersebab agama memperbolehkannya.
Juga dagang adalah salah satu cara pengembangan harta yang diperbolehkan dalam agama. Akan tetapi tetap saja tidak diperkenankan melakukan praktek spekulasi, mengambil hak kepemilikan umum dan negara, juga upaya tipu-tipu demi memperoleh keuntungan.
Apa jadinya jika dagang yang diperbolehkan, mengalami proses politisasi, hingga menimbulkan apa yang disebut sebagai politik dagang. Tentulah akan menimbulkan implikasi hukum yang baru.
Secara fakta, politik dagang hanya ada dalam sistem sekuler kapitalis. Karenanya, negara-negara pengemban sistem sekuler kapitalis menyandarkan arah pandang kebijakan politik luar negeri dan politik dalam negerinya pada politik dagang.
Tidak heran jika sekuler-kapitalis saat membuat kebijakan publik pun berdasarkan unsur dagang yaitu untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan mengeluarkan modal sesedikit mungkin.
Maka menjadi wajar jika terjadi banyak spekulasi dalam mencapai tujuan dagang, yang berakibat pada banyaknya tambal sulam dalam proses penerapan politik dagang sistem sekuler-kapitalis.
Ketika satu jalan yang ditempuh dalam rangka mengumpulkan keuntungan mengalami kebuntuan yang berakibat kerugian, maka akan dilakukan spekulasi sehingga keuntungan materi dapat diperoleh kembali.
politik dagang ketika digunakan dalam mengatur urusan negara tentu sangat berbahaya dan membahayakan.
Ketika sektor pendidikan masuk dalam kategori barang dagangan. Ketika sektor kesehatan masuk dalam kategori barang dagangan. Ketika sektor keamanan masuk dalam kategori barang dagangan. Ketika sandang, pangan, papan masuk dalam kategori barang dagangan. Bayangkan, apa yang akan terjadi ?.
Karenanya tidaklah cocok jika politik dagang yang diciptakan sistem sekuler kapitalis digunakan dalam mengatur aspek kenegaraan.
Tidaklah cocok menggunakan ukuran untung-rugi saat negara mengatur urusan warga masyarakatnya dengan keragaman kemampuan yang dimilikinya.
Bagaimana dengan individu lemah yang tidak bisa membeli dagangan negara? Tentu dia akan tersingkir dari kehidupan, pelan namun pasti. Mati perlahan. Sangat tidak manusiawi.
Mengurus negara bukanlah urusan kecil, karena mengurusi negara sama dengan mengurusi keberagaman individu manusia, baik dari sisi kekuatan maupun kelemahannya. Maupun dari keberagaman karakteristik alam dan sumberdaya yang dikandungnya. Tersebab manusia tercipta dengan keragaman kemampuan. Tidak semua manusia tercipta kuat, namun banyak pula manusia yang lahir lemah penuh kekurangan. Baik fisik maupun hartanya.
Inilah letak kesesatan politik dagang yang diusung oleh ideologi sekuler kapitalis. Akan membuat manusia lemah tersingkir. Padahal selemah-lemahnya manusia, dia berhak untuk hidup dan memiliki kehidupan.
Sistem sekuler kapitalis merenggut hak hidup manusia yang terlahir lemah. Manusia lemah tidak layak hidup dalam pandangan sistem sekuler kapitalis.
Sistem sekuler kapitalis sungguh telah mengambil hak tuhan dalam menghidupkan dan mematikan manusia.
Sistem sekuler kapitalis tidak mampu menjawab, bagaimana memanusiakan manusia yang terlahir lemah. Tersebab manusia yang terlahir lemah ini kenyataannya sangat banyak. Inilah kekurangan sistem sekuler kapitalis.
Sistem sekuler kapitalis juga tidak akan pernah bisa menciptakan kehidupan yang berkeadilan dalam masyarakat. Tersebab sistem sekuler kapitalis tak mampu membaca, melihat dan memberikan solusi atas realita kehidupan yang faktanya tercipta dengan keberagaman.
Lalu sampai kapan manusia akan bertahan dalam kehidupan yang diatur dengan sistem politik dagang yang diciptakan sistem hidup sekuler kapitalis ?, yang hanya menghasilkan kesempitan hidup bagi masyarakat. Maka hanya manusia itu sendiri yang akan mampu menjawabnya. Dan hanya manusia itu sendiri yang mampu mencari solusi atas kesempitan hidup yang dirasakannya hari ini.
Karenanya, saatnya manusia menyingkirkan sistem hidup sekuler kapitalis dengan politik dagangnya yang sangat tidak manusiawi. Kemudian mencari sistem hidup ideal yang mampu mengurusi urusannya, yang mampu menghadapi keberagaman penciptaan manusia dan karakternya, sehingga, manusia manapun, baik yang lemah maupun yang kuat ada dalam perlindungan dan pengurusannya, tersebab manusia yang terlanjur lahir kedunia berhak untuk memperoleh hidup dan kehidupan, selama tidak melanggar norma-norma kehidupan.
Dan sistem hidup ideal itu hanya ada dalam sistem Khilafah yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang menerapkan Syariat Islam kafah.
wallahualam.
======================
Sumber Foto : Ampera