Judul :Biografi Syaikh Taqiyuddin An Nabhani
Kategori : Non Fiksi – Biografi
Penulis :M. Ali Dodiman
Penerbit : Granada Publisher Yogyakarta
ISBN : 978-602-74997-9-9
Cetakan :Pertama, 2017
Halaman : 159
Ukuran : 15 X 23 Cm
Peresensi :Dwi Agustina Djati
Bernama lengkap Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthofa bin Ismail bin Yusuf bin Hasan bin Muhammad bin Nashiruddin an-Nabhani, dengan nama kunyah abu Ibrahim. Nasab beliau kembali kepada keluarga besar an-Nabhani dari kabilah al-Hanajirah di Bi’r as-Sab’a. Banu (keturunan) Nabhan merupakan orang kepercayaan Bani Samak dari keturunan Lakhm yang tersebar di wilayah Palestina. Sedang Lakhm adalah Malik bin Adiy. Bani Lakm tiba di Palestina bagian Selatan pada akhir abad ke-2 Masehi dengan kemuliaan yang mereka miliki. Yang terkenal adalah Tamim ad-Dariy ash-Shahabiy.
Dilahirkan dari seorang ayah bernama Ibrahim bin Musthafa seorang ‘Alim, faqih danjuga hakim (qadli) di Palestina dan Damaskus (Syiria). Keunggulan sang ayah mengeluarkan fatwa tanpa menuliskannya. Begitu pula sang Ibu. BernamaTaqiyah, seorangwanita ‘alim dalam ilmu-ilmu keislaman, banyak wanita meminta fatwa kepada beliau, namun beliau tidak menuliskannya dalam bentuk buku. Ayah dan Ibu Syaikh an-Nabhani telah hafal Al-Qur’an sejak berusia 10 tahun. Sedang nasab dari Ibunya adalah Syaikh Yusuf an-Nabhani (Abul Mahasin) seorang ulama termasyur Khilafah Ustmani, seoarang Sufi (tarekat Syadzili) dan Hakim terkemuka wilayah Jenin (Palestina), Istanbul (Turki) dan Mosul (Irak). Dari pihak ayah bertalian dengan Syaikh Husein an-Nabhani seorang ulama dalam bidang bahasa Arab dan Ushul Fiqih.
Dari lingkungan ulama ini telah mengantarkan Syaikh Taqiyuddin menjadi seorang Mujadid sekaligus Mujtahid di abad yang penuh fitnah karena ketiadaan Junnah kaum Muslimin. Kejatuhan Palestina atas konspirasi Yahudi-Inggris di tahun 1948 menyebabkan beliau hijrah menuju Syam. Di tahun itu pula sahabat beliau Ustadz Anwar Al-Khathib meminta beliau untuk kembali ke Palestina untuk diangkat menjadi Qadly di Mahkamah Syar’iyah Al Quds, selanjutnya beliau juga diangkat sebagai anggota Mahkamah Isti’naf hingga tahun 1950. Aktivitas politik sudah beliau geluti sejak muda. Kakeknya Syaikh Yusuf yang paling berpengaruh dalam kemampuan politik Syaikh Taqiyuddin. Sanad keilmuan yang mumpuni dari sang kakek dan beberapa ulama menjadikan beliau ahli pada bidang Fiqh dan Ushul Fiqh berikut pada Siyasi Islam.
Semakin kental aktivitas politik yang dilakukan saat beliau mendirikan Partai Politik Islam Hizbut Tahir di al-Quds pada tahun 1953 bersama sejumlah sahabatnya sebagai Qiyadah Hizb. Setelah itu jalan perjuangan beliau dalam mendakwahkan islam banyak menemui rintangan oleh parapenguasa boneka di wilayahTimur Tengah. Kehidupan beliau pun sering berpindah-pindah menghindari sergapan para utusan rezim yang tidak menyukai dakwah beliau.
Sumbangan pemikiran beliau ada dalam kitab-kitab yang di tuliskan dan menjadi bahan kajian para members of Hizbut Tahrir di seluruhdunia. Konsep tentang kebangkitan, pemikiran mustanir, mabda’, perbandingan 3 ideologi besar dunia, Islam kaffah adalah beberapa yang masyhur. Kitab dasar yang harus dipelajari diantaranya Peraturan Hidup Dalam Islam, Pembentukan Partai Politik, Mafahim Hizbut Tahrir. Ketiganya berisi konsep dasar kehidupan, masyarakat, seluk-beluk pembentukan partai politik dan sejumlah pelurusan istilah yang berkembang di tengah masyarakat.
Menyelami jejak langkah perjuangan dakwah beliau hingga wafatnya sungguh luar biasa. Sumbangan pemikiran melalui karya-karya beliau tak ternilai mahalnya. Menambah khazanah pemikiran Islam menjadi semakin beragam. Beliau pun menjalin pertemanan dengan para pendiri Harokah Islam lain seperti Syaikh Hasan Al-banna pendiri Ikhwanul Muslimin, Mesir dan Syaikh Izzudin Al Qosham pendiri sayap militer Hamas, Palestina Brigade Al-Qosham.
Buku ini adalah sekelumit perjalanan sang Mujadid, yang jika dibukukan bisa saja lebih dari sekedar 159 halaman. Namun buku ini sedikit banyak memberikan gambaran tentang seorang pejuang yang ingin membangkitkan umat Islam dari tidur panjangnya dengan menjadikan Islam sebagai satu-satunya ideology pembangkit. Selamatmembaca.
Wallahu’alam bi Showab.