Oleh: Shafayasmin Salsabila
Tak berdaya, terduduk lesu bersama semburat kecewa I
Batin berteriak hendak bertanya I
Kebebasan berpendapat, terselip dimana kiranya?
Apa salah jari bercerita I
Beberkan fakta suguhkan realita I
Berharap dunia membuka mata I
Agar coreng moreng tak menipu manusia
Berpikir keadilan masih hidup di negeri ini I
Nyatanya tubuh ditahan dingin jeruji I
Seakan menampar sadar, tak semua kebenaran dipuji I
Media memiliki nerakanya sendiri
Korban berjatuhan, satu persatu dipenjarakan I
Pasal karet jadi andalan I
Bungkam suara sumbang oposisi yang dirasa merugikan I
Lihat di kaki langit, seekor burung nyaring bernyanyi I
Menyindir pers yang kini sepi I
Senyap dari edukasi dan dedikasi I
Beralih fungsi sebagai corong promosi diri
Masyarakat makin digerayangi asumsi I
Skeptis dengan pemberitaan terkini I
Adakah hoaks atau benar terjadi I
Apatah sebatas rekayasa, tak lebih dari teori konspirasi
Kini media tengah kritis I
Koma bersama kecenderungan menjadi brosurnya kapitalis I
Kebenaran dipoles hingga minimalis I
Atau bahkan dilumat sampai habis
Maka kuperhatikan senja I
Adakah jingga di angkasa mewujudkan satu asa I
Bahwa independensi media denyutnya akan kembali terasa I
Hingga debar kesembuhan menjalari semesta
Terpetik seketika, sebuah jawaban I
Bersama Islam mabda I
media terbangkitkan dan terselamatkan I
Sungguh, cita mulia ini milik kita bersama