
Oleh : Sunarti
Kadang lelah menyapa bikin derai air mata
Bergidig kuduk rayapi panas tak terkira
Dentang pemompa darah terpacu tak biasa
Ah, sesal nan tak guna
Kabar duka menghimpit tiap hari
Penghinaan, pelecehan silih berganti
Raga seolah tak kuasa tuk hindari
Darah berlumuran basahi pakaian suci
Sembab mata tak kuasa menahan
Arus kapitalistik kejam menerjang
Teriak suara kebenaran terlantunkan
Namun, terabaikan
Fitnah keji justru bertubi
Jiwa-jiwa ikhlas pun tertutupi
Tertebas tajam tangan besi
Ah, pedih rasa ini
Bila waktu kan datang?
Tegak di atas janji pertolongan
Pantaskah tanya terucapkan?
Sementara raga masih rebahan
Siapkah jiwa dan raga,
Jika kesempatan ini tiba?
Ah, lelahmu tak seberapa
Perjuanganmu seujung kuku semata
Keluh kesah membahana
Jika futur mendera
Apa itu namanya pejuang?
Rasanya tak pantas
Hingga saatnya nanti
Masa kan Allah hentikan
Raga hanya seonggok mayat
Tak lagi ada kesempatan
Jangankan teriakan kebenaran
Kedip mata tak kuasa dilakukan
Jangan berpikir nyebur ke lautan
Jika kendalikan diri saja kelabakan
Ombak terlalu besar
Apa karena juara perenang?
Ih, gombal
Kapitalis yang terlalu garang
Tinggallah tetap di kapal dan sabar
Layakkan diri di hadapNya
Niscaya,
Allah datangkan lebih dari seribu kemudahan
Tetap lantangkan perjuangan
Hingga akhirnya nanti,
Pulang
Ngawi, 16 September 2020