Oleh : Sunarti
MuslimahTimes — “Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (TQS At Taghabun: 11)
Pandemi masih menyelimuti tanah negeri. Banjir, tanah longsor dan gempa bumi melanda di berbagai wilayah. Harta seolah sudah tiada artinya. Masing-masing orang berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluarganya. Kehilangan harta bukan menjadi fokus utama, lebih mengutamakan keselamatan. Semua terpapar di depan mata, betapa musti merelakan harta yang sekian waktu didapat dan dikumpulkan.
Semua tidak bisa menolak, ketika Allah berkehendak. Terseret air banjir, terkubur tanah longsor dan terisak oleh gempa bumi. Seolah telah sirna apa yang dipunya. Harapan tinggal harapan, harta tidak dapat diselamatkan. Jika musti kehilangan anggota keluarga, itu juga tak bisa ditawar. Allah telah berkehendak tidak bisa ditolak.
Muhasabah bagi kita sebagai hamba yang lemah. Tidak ada tempat bersandar untuk manusia yang kuat selain Allah semata. Kekuasaan paling kuat yang seharusnya menjadi tempat bergantung manusia. Dengan segenap kesadaran bahwa dunia ini ada dalam genggamanNya.
Dunia bisa musnah dalam sekejap, atas kehendakNya. Maka mengingatnya adalah sebuah hal yang mulia. Mengingat dunia hanyalah tempat tinggal sementara. Menyadari pula jika hidup itu sangat singkat
“Jadilah engkau di dunia laksana orang asing atau yang sedang menyeberangi jalan. Bila engkau berada di sore hari, jangan menunggu pagi datang. Bila engkau berada di pagi hari, jangan menunggu sore datang. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum datang sakitmu dan manfaatkan hidupmu sebelum datang kematianmu (HR. Bukhari).
Sebagai salah satu kuasa Allah SWT, perjalanan kehidupan juga atas kehendak Allah SWT. Dunia itu sebagai tempat ujian (kehidupan dan ujian).
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).”
“Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (TQS. Al Baqarah [2] : 155-157)
Muhasabah selanjutnya adalah mengingat bahwa kehidupan dunia adalah tempat permainan. Dan sejatinya dunia itu murah. Rasulullah menggambarkan bahwa kenikmatan dan kesenangan dunia itu ibarat setetes air yang menempel di jemari saat seseorang memasukkan jemarinya ke dalam laut yang amat luas. Dan laut itu ibarat kenikmatan dan kesenangan akhirat yang amat luas.
Wallahu alam bisawwab
Ngawi, 15 Januari 2021