Judul Buku : Ini Jalanku
Penulis : H. Hari Moekti
Penerbit : Afkar Media Publishing
Jumlah Halaman : 172
Preresensi : Nalita Septian
MuslimahTimes.com – Buku “Ini Jalanku” ditulis oleh seorang mantan rocker yang tersohor di jagad artis. Namanya membesar di dunia entertainment. Akan tetapi perjalanan kehidupan membawanya berhijrah kepada jalan dakwah. Baju kebesaran sebagai seorang rocker beliau tinggalkan.
Beliau berkarya dengan goresan pena. Sebelum Allah Swt memanggil beliau, da’i kondang ini berkesempatan menulis sebuah buku berjudul “Ini Jalanku”.
Pada bagian prolog diawali dengan sebuah pernyataan dari Ustaz Dzakir Naik yang mengatakan bahwa, “Hidup itu seperti ujian sekolah. Guru akan memberikan jawaban setelah akhir ujian.
Sama halnya dengan kehidupan di dunia. Allah akan memberikan hasil ujian manusia kelak di akhirat.”
Perjalanan kehidupan manusia melalui tahapan/fase dan melewati alam yang berbeda. Fase-fase tersebut adalah :
1. Alam ruh (alam arwah)
2. Alam rahim
3. Alam dunia
4. Alam kubur (alam barzakh)
5. Alam akhirat
Saat ini manusia berada pada fase kedua yakni alam dunia.
– Hidup di dunia teramat singkat.
– Karena singkatnya, dikatakan seperti mimpi.
Fase-fase yang dilewati manusia adalah:
1. Fase pertama, alam ruh.
Sebelum menciptakan jasad ke dalam kandungan, Allah telah ciptakan ruh. Ini disebut masa “sebelum titik nol.”
• Allah menciptakan ruh manusia sebelum ada di rahim. “Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS: Al Insan [76] : 1)
Allah perjelas ruh dan “alam ruh” dalam Al- Qur’an, QS. Al-isra’ : 85,
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.,”
Sebagai manusia yang terbatas, adanya ruh tidak dapat dijangkau oleh akal.
Akan tetapi melalui kesadaran spiritual,
ruh yang tak terindera dan urusan ghaib dikembalikan kepada Al-Qur’an. Allah berfirman :
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (TQS. Al-A’Raf [7] : 172)
Jika hendak meyakini yang ghaib, harusnya menggunakan akal sehat untuk meyakini ciptaan Allah yang ada di alam nyata (bisa terindera) dan alam ghaib. Harus tunduk pada fitrahnya dan memfungsikan akal-pikirnya, sekaligus mengesampingkan ego dan hawa nafsu agar meyakini Allah sebagai Sang Pencipta.
2. Fase kedua, yakni alam rahim. Tahapan pembentukan janin dalam rahim.
QS. as-Sajadah [32] : ayat 9 :
“Kemudian Allah menyempurnakan janin (di dalam rahim) itu dan meniupkan ke dalam janin itu tuh (ciptaan)-Nya. Lalu Dia menjadikan bagi kalian pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi kalian sedikit sekali bersyukur.
Kehidupan di alam rahim atau disebut tiga kegelapan.
– Nutfah (40 hari pertama)
– ‘alaqah (40 hari berupa gumpalan darah)
– mudhghah (40 hari berupa gumpalan daging)
– nasy’ah khalqan akhar (minggu ke delapan, pembentukan janin)
Inilah tahapan kejadian manusia di alam rahim
3. Fase ketiga, yaitu alam dunia. Mengupas fase-fase pertumbuhan manusia mulai dari dilahirkan, dewasa dan tua.
• Hakikat kehidupan manusia
1. Hidup hanya sementara
“Jadilah engkau di dunia laksana orang asing atau yang sedang menyeberangi jalan. Bila engkau berada di sore hari, jangan menunggu pagi datang. Bila engkau berada di pagi hari, jangan menunggu sore datang.
“Manfaatkan waktu sehatmu sebelum datang sakitmu dan manfaatkan hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari)
2. Hidup itu singkat.
“Bertanya (Tuhan): Berapa bilangan tahun kamu berdiam di atas bumi?”
“Mereka menjawab: Kami telah berdiam di sana sehari atau seterigah hari. Cobalah tanyakan kepada orang yang pandai menghitung.”
Berkata (Tuhan): “Tidaklah lama kamu berdiam di sana, hanya sedikit, kalau kamu ketahui.” (TQS. Al-Mu’minun [32] : 112-114)
3. Dunia itu tempat ujian (kehidupan dan ujian)
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).”
“Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (TQS. Al Baqarah [2] : 155-157)
4. Dunia (kehidupan dunia) adalah tempat permainan
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah perhiasan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran [3] : 185)
• Sejatinya dunia itu murah. Rasulullah Saw menggambarkan bahwa kenikmatan dan kesenangan dunia itu ibarat setetes air yang menempel di jemari saat seseorang memasukkan jemarinya ke dalam laut yang amat luas. Dan laut itu ibarat kenikmatan dan kesenangan akhirat yang a.at luas.
• Cara memperlakukan dunia adalah dengan zuhud. Yakni mengosongkan kalbu dari (kecintaan) terhadap harta. Yang kedua dengan wara’, yakni menahan diri dari dan meninggalkan perkara-perkara yang haram.
Sumber kesengsaraan adalah keras hati, pandangan jumud, sedikit rasa malu, cinta dunia dan panjang angan-angan.
4. Fase keempat, yakni alam barzakh. Dalam buku dipaparkan jika kematian datang, maka putus segala kenikmatan dan akhir dari kehidupan di dunia. Dijelaskan jika ada kehidupan pasca kematian (yaitu di alam kubur). Masa antara saat kematian manusia di dunia ini dan saat pembangkitan kembali manusia di hari pembalasan.
Selanjutnya beliau Sang Da’i menjelaskan pula ada teman setia pasca kematian, yaitu amalan kebaikan di jalan Allah.
Akan ada tiga iring-iringan, yaitu keluarganya, hartanya dan amalannya. Dan hanya amalannya yang akan setia menemani.
5. Fase kelima, yakni alam akhirat. Merupakan perjalanan terakhir manusia.
Dimulai hari kiamat sebagai penanda awal alam akhirat. Digambarkan dahsyatnya hari kiamat. Hari kiamat adalah hari kematian semua makhluk, hari kebangkitan dan pengumpulan manusia di Padang Mahsyar. Juga hari perhitungan. Di situlah penyesalan kaum ingkar dan setiap manusia memikirkan diri sendiri tanpa ada yang peduli. Di mana penghisaban dosa dan pahala dengan semua saksi anggota badan yang berbicara, sementara mulut terkunci. Saat itulah penentu nasib akhir, yaitu tinggal di surga atau neraka
Dijelaskan oleh penulis tentang nikmat surga dan azab neraka. Digambarkan juga tentang nikmat-nikmat surga yang di dunia tidak ada. Makanan, minuman yang di surga disediakan. Dan sebaliknya, digambarkan kesengsaraan akhirat yang mengerikan. Pemaparan dengan nash-nash Al-Qur’an dan hadits.
Salam pembahasan berikutnya dijelaskan bagaimana seharusnya manusia hidup di dunia. Karena manusia berasal dari Allah Swt, maka pengutamaan kehidupan tertuju kepada Allah Swt semata. Dengan jalan melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya. Ibadah adalah misi utama.
Dalam buku “Ini Jalanku”, sangat gamblang mengupas makna ibadah sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Sang Pencipta. Juga ragam bentuk ibadah yang bisa dilakukan untuk taat kepada Allah semata.
Bagaimana untuk selalu dalam ketaatan? Caranya dengan konsekuensi untuk menuntut ilmu, berperilaku dan beribadah dengan bercermin pada generasi salafus shahih serta mengamalkan ilmu yang telah didapat dengan jalan dakwah. Selanjutnya untuk selalu dalam kebaikan di dunia hendaknya bertakwa dalam segala keadaan. Disertai membaca dan mengamalkan Al Qur’an. Sementara sisi lain yang musti diingat, yaitu haram mengabaikan Al Qur’an. Sebuah keharusan pula untuk meneladani Rasulullah Saw dengan perbanyak amal kebaikan, menghiasi diri dengan akhlak terpuji. Semua itu dilakukan dengan kesungguhan dalam menjalani ketaatan. Karena hidup yang singkat, mengharuskan berpacu dengan waktu.
*Epilog*
Dalam penutupnya hendaklah menyiapkan kematian dengan amalan sebaik-baiknya di dunia guna menyongsong surgaNya. Untuk menuju surgaNya manusia juga harus mengetahui apa saja kunci-kunci surga dan penghalang-pemghalang untuk masuk surga.
Adapun kunci-kunci surga adalah syahadat, shalat, berhukum kepada hukum Allah semata, mencintai orang miskin, meninggalkan hawa nafsu, dan mengikuti tauladan Rasulullah Saw.
Sedangkan penghalang masuk surga adalah orang yang sombong, orang yang memutuskan tali silaturahmi, memakan harta haram, penyebar gosip, durhaka kepada orang tua, bangga akan harta dan peminum khamr. Intinya, orang-orang yang selalu berbuat maksiat.
Madiun, 13 Januari 2021