Oleh. Intan H.A
Muslimahtimes– Berita yang disuguhkan salah satu channel televisi yang kusaksikan sore itu, mampu membuat bulu kuduk merinding. Bukan disebabkan adanya pemberitaan mengenai makhluk tak kasat mata, melainkan kasus pembunuhan yang menjadi fokus utamanya.
Kejadian yang menimpa seorang gadis muda berinisial WN (21) di Garut. Menambah daftar kasus pembunuhan yang tengah merajalela. Ia didapati sudah tak bernyawa di Sungai Cimalaka, Kecamatan Sucinaraja, Jumat (5/2/2021) dengan tertancap sebilah bambu dibagian bawah tubuhnya. (serambinews.com, 8/2/2021).
Menghilangkan nyawa manusia di era saat ini seakan seperti sesuatu yang biasa saja untuk dilakukan, terlebih hal ini dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi antara dua pihak yang tengah bertikai.
Sungguh miris dengan pemikiran dangkal yang tengah menimpa manusia saat ini. Kejadian ini tidak dapat dilepaskan dari adanya sistem yang diterapkan. Sistem sekuler yang melingkupi kehidupan manusia terbukti menghadirkan pelbagai masalah.
Menghilangkan nyawa manusia bisa terjadi dengan berbagai motif, entah itu disebabkan oleh asmara yang memicu rasa cemburu, perebutan harta, dendam, tindakan kriminal, dan sebagainya. Bahkan parahnya, hal ini pun dapat dilakukan oleh dua orang yang terikat oleh ikatan kekeluargaan. Sungguh membuat kita mengelus dada menyaksiakan fakta pilu di sistem saat ini.
Ada beberapa faktor sebenarnya yang memengaruhi mengapa kasus menghilangkan nyawa manusia semakin bertambah dari hari ke hari, dan tak mampu dinalar oleh kita.
Pertama, hadirnya sistem yang memisahkan agama dari kehidupan (sekuler). Sistem ini menjadikan manusia merasa bahwa segala aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-harinya luput dari pengamatan Allah Swt. Ia tidak merasa diawasi oleh sang Maha Pencipta. Sehingga aktivitas yang dilakukannya tidak menghadirkan ruh (kesadaran akan hubungannya dengan Allah Swt).
Kedua, minimnya pemahaman tentang Islam. Semenjak Islam dipisahkan dari kehidupan, maka pada saat itulah nilai-nilai Islam berupa pemikirannya tercerabut dalam benak kaum muslimin. Padahal, Islam sangat menghargai dan melindungi nyawa manusia. Begitu berharganya nyawa seorang Mukmin, diibaratkan bahwa hancurnya dunia ini jauh lebih ringan dibandingkan dengan hilangnya nyawa Mukmin tanpa haq.
Sabda Nabi Saw,
“Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang Muslim.” (HR an-Nasa’i)
Bahkan Allah melaknat keras seseorang yang tega menghilangkan nyawa saudaranya. “Siapa saja yang membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, balasannya ialah Neraka Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepada dia, mengutuk dia dan menyediakan bagi dia azab yang besar.” (TQS an-Nisa’ [4]: 93)
Begitulah konsep Islam dalam melindungi dan menjamin kehidupan seseorang. Sayangnya, pemahaman ini tidak nampak dalam diri seseorang yang terpapar sekulerisme.
Ketiga, negara tidak menjatuhkan sanksi yang tegas terhadap pelakunya. Sanksi yang diberikan pada para pelaku dalam sistem saat ini, tidak mampu memberikan efek jera dan rasa takut pada diri seseorang untuk tidak melakukan hal yang sama. Ringannya hukuman pidana yang dirasakan para pelaku, pada akhirnya membuat kejadian serupa kembali terulang.
Beda halnya ketika sistem Islam memimpin dunia. Seorang pembunuh yang didapati melakukan tindakan tersebut dengan sengaja dan tidak dibenarkan oleh syariat. Maka sanksi qishash akan berlaku bagi pelakunya. Ini bertujuan untuk meredam tindakan serupa dilakukan oleh yang lainnya.
Allah Swt berfirman:
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (kitab suci) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qishash-nya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishash)nya (memaafkan), maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (TQS. Al-Maidah: 45)
Betapa indahnya Islam menjaga dan menjamin kehidupan seseorang. Jika sistem Islam kembali diterapkan, maka kasus menghilangakan nyawa manusia maupun tindak kriminal lainnya dapat diredam jumlahnya. Dengan begitu, kita pun akan hidup dengan penuh ketenangan dan tentram, tanpa dihantui dengan perasaan takut akan tindakan yang tidak diinginkan menimpa kita, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Wallahu’alam.[]