Oleh. Intan H.A
Muslimahtimes.com – Viral menjadi suatu hal yang tengah diburu di era sekarang ni, Sob. Hal ini terjadi bukan lantaran ia sejenis produk makanan, aneka busana yang lagi diskonan, or minuman kekinian yang hits dengan aneka topingnya, melainkan ia adalah istilah yang diperuntukkan bagi orang-orang yang menampakkan kebolehannya melalui media sosial dan berujung menjadi tren di tengah-tengah masyarakat. Singkatnya seh menjadi terkenal gitu, Sob.
Kebangkitan jejaring sosial memberi kemudahan bagi mereka yang ingin membuat konten-konten yang nantinya akan diviralkan. Tujuannya seh tak lain adalah untuk mendapatkan materi, atensi, pujian, kebanjiran like, dan ujung-ujungnya menjadi terkenal. Demi mewujudkan semua ini apapun akan dilakukan. Walau harus membuat konten-konten yang nyeleneh bin unfaedah. Entah itu dengan aksinya yang direkam saat sedang mengonsumsi makanan yang bukan diperuntukkan bagi manusia, menjahili orang, joget di atas kendaraan atau di tengah jalan raya yang sedang ramai, dsb. Ini semua dilakukan demi mengejar sebuah predikat, yakni viral.
Ketika video yang diunggahnya ini banyak yang nonton, mendapatkan banyak like dan menjadi trending, di situlah si pembuat konten merasa puas dan bahagia. Ckckckck, standar bahagiannya kok rendah banget ya, Sob? Mau bahagia tapi harus rela mengorbankan diri, waktu dan tenaga untuk hal-hal yang tiada guna.
Tidak mengherankan seh para generasi saat ini memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan membuat konten-konten yang unfaedah. Sebab, sistem sekuler-liberalisme yang diterapkan memang akan melahirkan generasi-generasi yang tidak mampu memfilter perilakunya mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. Alhasil, mereka hanya mengejar materi dan popularitas belaka. Kalau hal ini terus dibiarkan, bisa jadi beberapa tahun ke depan kita akan kehilangan para generasi bermutu yang kelak akan menjadi harapan bangsa.
Semakin pelik saja masalah kehidupan hari ini. Ketika Islam dijauhkan dari kehidupan dan tidak lagi menjadi standar dalam mengatur hidup, maka akan terjadi karut-marut bak benang kusut. Manusia akan bebas mengekspresikan perilakunya, ditambah minimnya aktivitas saling menasihati dan mengingatkan di tengah-tengah masyarakat semakin memperparah keadaan.
Akibat lemahnya pemahaman kaum muslimin terhadap agamanya, mereka tidak memahami aturan-aturan yang berasal dari Islam dalam mengatur perilakunya. Padahal, Islam memberikan aturan yang jelas bagi manusia untuk mengontrol perilakunya. Sungguh hidup ini terlalu berharga untuk disia-siakan, Sob. Sebab, kehidupan di dunia inilah yang akan menentukan nasib kita kelak di akhirat sana. Bahagia atau sengsaranya kita di sana adalah hasil dari pilihan-pilihan yang kita tentukan di dunia.
Kalau hari ini kita masih sibuk dengan membuat konten-konten yang gaje (alias gak jelas). Maka jangan salahkan para pemirsa, jika kelak kita menanggung hasil perbuatan kita. Karena setiap manusia pasti akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di hadapan Allah.
Allah Swt berfirman:
“Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (TQS.Al-An’am:164)
Jadi, penting nih bagi kita untuk mempertimbangkan setiap hal-hal yang akan dilakukan, agar tidak ada penyesalan yang akan menghampiri kita kelak. Tinggalkan yang unfaedah dan ubah dengan konten-konten yang mendatangkan manfaat bagi orang lain. Seperti konten motivasi islami yang mampu membangkitkan semangat dalam beribadah, atau konten yang bernilai edukasi yang mampu memberikan wawasan pada umat akan keindahan pemikiran Islam. Jauh sebelum kita lahir ke dunia, Rasulullah Saw telah mewanti-wanti kita untuk meninggalakan hal yang tiada guna.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan lainnya semisal itu pula)
Nah, mulai sekarang udah deh kita stop budaya ikut-ikutan yang lagi tren. Jangan karena iseng mengisi waktu luang, akhirnya kita terjerumus pada perilaku yang sia-sia.
Di samping itu, kita harus memperkokoh diri dengan mengkaji Islam. Hanya dengan Islam lah kehidupan kita akan terarah. Dan dalam naungan Islam pula akan terlahir generasi-generasi unggul yang kelak akan mewujudkan berbagai karya gemilang. Sebagaimana para ilmuwan dan para shalafus salih terdahulu. Mereka yang hidup dalam peradaban Islam akan diarahkan untuk fokus mendedikasikan dirinya bagi kehidupan umat. Sehingga tidak akan ada waktu ni untuk sekadar melakukan hal-hal yang unfaedah.
Sebagaimana halnya Imam Syafi’i, masa muda beliau dihabiskan hanya untuk belajar, belajar, dan terus belajar. Hingga beliau mampu menuliskan puluhan kitab yang berguna bagi manusia hingga detik ini. Di negeri ini siapa seh yang tidak kenal beliau? Hampir seluruh masyarakat Indonesia bermadzhabkan Imam Syafi’i. Meski jasadnya telah lama terkubur di dalam tanah, namun namanya tetap harum mewangi menebarkan manfaat pada seluruh umat.
Inilah bukti kegemilangan peradaban Islam dalam mencetak generasinya, Sob. Generasi yang lahir dari peradaban ini bukanlah generasi ecek-ecek yang hanya sibuk dengan urusan pribadinya, atau sibuk memviralkan konten-konten yang gaje. Karena landasan akidah Islam lah yang mampu mengarahkan generasi untuk memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya. Dan hal ini pula akan didukung oleh negara yang menyediakan fasilitas sarana maupun pra sarana pendidikannya. Sehingga para generasi akan mudah dalam menuntut ilmu, dan mereka akan fokus dalam mengkaji, meneliti, dan membuat eksperimen-eksperimen yang kelak akan mewujudkan karya-karya yang begitu besar manfaatnya bagi kehidupan umat. Wallahu’alam.[]