Oleh: Meilani Sapta Putri
(Sumedang)
MuslimahTimes.com– Tidak dimungkiri kita semua telah memasuki dunia digital. Perkembangan zaman membuat orang sangat tertarik menggunakan berbagai kecanggihan teknologi, termasuk Indonesia. Sebab kemajuan teknologi telah memberikan banyak perubahan dan kemudahan. Di sejumlah negara-negara besar di dunia telah menggunakan teknologi baru, yakni robot kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), seperti Amerika Serikat, Jepang, China, dan juga India. Robot ini dibuat untuk mewujudkan sistem komputer yang cerdas. Sistem komputer ini mampu melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks daripada program komputer biasa, seperti pemprosesan informasi, permainan komputer, keselamatan negara, perdagangan elektronik, dan sistem diagnostik.
Ternyata pemimpin negeri ini juga tertarik untuk menggunakan robot kecerdasan buatan ini. Dalam rangka percepatan reformasi birokrasi pemerintah berniat akan menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan pelayanan kepada publik. Program ini dilakukan secara bertahap dan mulai direncanakan sejak akhir tahun 2019. Jumlah PNS akan dikurangi dan digantikan oleh kerja robot. Namun, tidak semua PNS digantikan perannya oleh robot, hanya bagian-bagian tertentu saja, seperti posisi eselon III dan eselon IV yang dinilai menghambat birokrasi.
Robot AI dianggap mampu menggantikan beberapa tugas pelayanan publik yang sebelumnya dikerjakan oleh eselon III dan IV, seperti pengolahan data. Sehingga dapat mempermudah pelayanan publik dan tidak bertele-tele.
Pemerintah mengganggap bahwa Indonseia harus bisa mengikuti perkembangan zaman, termasuk dalam penggunaan teknologi dan digitalisasi di bidang layanan publik. Sehingga keputusan dan tindakkan dapat dilakukan dengan cepat. Lantas, benarkah ini adalah sebuah solusi? Bagaimana dampak jangka panjangnya? Ya, penggantian tenaga manusia menjadi tenaga robot pasti akan berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran di suatu negara. Terbukti setiap tahun angka pengganguran terus meningkat. Hal ini tentu akan sejalan dengan peningkatan tindak kriminal dan kejahatan.
Apalagi kabar yang beredar pengurangan jumlah PNS ini dikarenakan negara ingin mengurangi beban untuk menggaji PNS sehingga sejak tahun 2016 jumlahnya terus menurun.
Padahal kemajuan suatu negara tidak hanya dilihat dari kecanggihan teknologinya. Namun tingkat kesejahteraan per individu rakyat menjadi poin pentingnya. Termasuk terciptanya ketenangan, stabilitas, serta dapat meninggikan peradaban menjadi sesuatu yang harus diwujudkan penguasa. Sehingga negara harus benar-benar bijak menetapkan suatu keputusan dan tidak latah dengan kemajuan Barat.
Teknologi memang dapat memberikan banyak manfaat. Namun jika teknologi dikendalikan oleh sebuah sistem yang rusak maka akan menimbulkan malapetaka dan menjadi alat menguatkan penjajahan. Sebaliknya jika teknologi dikuasai oleh sebuah sistem yang baik maka hal itu dapat memberikan dampak yang positif dan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.
Dalam sistem kapitalisme sekuler, penyediaan robot-robot pintar ini semata-mata mencari keuntungan materi. Bisnis robot termasuk perdagangan yang menggiurkan dan menjadi alat penjajahan untuk menguasai suatu negara agar kehidupan manusia bergantung kepada kinerja robot-robot AI ini.
Penguasaan dan pengembangan teknologi merupakan ranah kebijakan negara yang harus diimbangi dengan strategi pendidikan, dukungan pendanaan yang besar, sistem sosial yang kondusif, situasi politik yang stabil, termasuk kebijakan yang berpihak pada pengembangan teknologi.
Namun jika negara masih mengadopsi sistem Kapitalisme Sekuler tentu pengembangan teknologi ini justru akan mematikan potensi manusia dan perannya di dalam kehidupan. Harusnya teknologi bisa menyatu dengan potensi yang dimiliki oleh manusia, bukan justru menghilangkan peran manusia.
Dahulu Islam pernah berjaya dengan sistem Khilafahnya. Saat itu negara Khilafah mampu mengembangkan ilmu dan teknologi yang meninggikan peradaban dan menjadi mercusuar dunia, juga mampu melahirkan banyak ilmuwan terkenal.
Islam telah memberikan batasan-batasan agar penggunaan teknologi tetap mengacu pada keimanan. Sebab Islam datang dalam rangka untuk memberikan seperangkat aturan yang sempurna agar manusia mampu mengelola hasil bumi demi kesejahteraan seluruh manusia. Sedangkan teknologi hanyalah alat atau sarana untuk memudahkan pelaksanaan aturan Allah Swt. Sehingga jika ingin memiliki negara yang maju, kembalilah kepada sistem Islam yang memanusiakan manusia dan memiliki peradaban yang tinggi. Wallahu alam bishawabb.