Oleh : Widi Yanti, SE
Muslimahtimes — Konflik di wilayah Palestina masih memanas. Jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel ke Jalur Gaza, Palestina, terus bertambah. Saat ini, korban tewas mencapai 9.061 orang. Dilansir The Guardian, Jumat (3/11/2023), jumlah korban tewas ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza melalui laporannya. Jumlah ini merupakan total korban sejak peperangan pecah pada 7 Oktober lalu. Dari jumlah korban tewas itu, 3.760 orang di antaranya ialah anak-anak serta 2.326 perempuan. Selain itu, 32.000 orang lainnya terluka.(detik.com)
Dukungan terhadap saudara kaum muslim Palestina terus diserukan. Dari pengalangan dana, emoji semangka hingga berbagai aksi dilaksanakan di berbagai daerah. Pantauan detikcom, di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023), terlihat massa aksi memadati kawasan Monas Jakarta Pusat. Massa aksi terlihat membawa bendera merah putih dan bendera Palestina. Sejumlah massa aksi ada pula yang membawa poster bertuliskan ‘Israel Pengecut’, #SaveAlAqsa, #FreePalestine. Mengecam tindakan Israel yang membombardir wilayah Palestina. Menyisakan kisah pilu di setiap pemberitaannya. Tangis pecah dikarenakan kehilangan saudara, ayah, ibu handai taulan dengan luka dan bersimbah darah seakan menjadi hal yang biasa mereka alami.
Sebagai sesama muslim, peran apa yang akan kita pilih? Sekadar sebagai penonton ataukah meginginkan perubahan dengan doa dan upaya sepenuh jiwa? Apakah masih bingung untuk melakukan apa?. Karena saat ini secara pribadi seakan mustahil melawan kekuatan besar Israel. Ada anggapan bahwa peristiwa yang menimpa penduduk Palestina bukanlah urusan kita karena beda negara. Mereka memilih menjadi penonton saja. Dalam pemikiran mereka, lebih tepatnya jika urusan ini di serahkan pada orang-orang terdekat yang berada di wilayah Timur Tengah. Ini adalah bukti bahwa dengan adanya sekat-sekat nasionalisme, menjadikan arah berpikir kurang tepat. Semua berasal dari asas berpikir memisahkan agama dari kehidupan. Nasionalisme merupakan sebuah ide jahat yang merupakan sumber kehancuran di dalam Umat. Nabi Muhammad saw. mengatakan, “Tinggalkanlah itu (‘ashabiyyah) karena ia adalah sesuatu yang busuk.” (HR al-Bukhari).
Namun di sisi lain banyak kaum muslimin melakukan berbagai hal untuk mendukung Palestina. Bahkan sampai memboikot produk-produk brand buatan Israel. Upaya ini dilakukan untuk membebaskan Palestina dari derita berkepanjangan karena ulah Israel. Semua ini dikarenakan alasan kemanusiaan. Seandainya kaum muslimin menyadari, bahwa upaya membebaskan Palestina ini harus dikembalikan pada landasan agama. Maka alasan kemanusiaan akan disertai dengan adanya ikatan diantara saudara bagaikan satu tubuh. Sehingga butuh pemikiran yang benar untuk selanjutnya menjadi landasan beraktivitas untuk membebaskan Palestina dari zionis Israel.
Palestina merupakan permata megah dalam sejarah kaum muslim, Allah SWT menjadikannya menjadi sebuah negeri yang diberkahi. Menjadikannya sebagai kiblat salat yang pertama. Dalam fakta sejarah Palestina bersama dengan Suriah, Lebanon dan Yordania merupakan bagian dari Khilafah Islamiyyah melalui penaklukan yang berlangsung sejak zaman Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra., yang terkenal dengan Perang Ajnadin. Terjadi pada Jumadil Ula, 13H di bawah pimpinan Amru bin al-Ash hingga zaman Khalifah Umar bin al-Khattab. Baitul Maqdis ditaklukkan dengan cara damai. Karena itu, tanahnya disebut tanah kharaj, yang ditetapkan sebagai hak milik seluruh kaum Muslim hingga Hari Kiamat meski hak gunanya diserahkan kepada penduduk setempat.
Kaum muslimin tidak boleh diusir dari tanahnya sendiri. Kaum muslimin wajib mempertahankan tanah ini dan membebaskan seluruh saudaranya yang tertindas. Bagi kaum muslimin, persoalan kemanusiaan tidak boleh dipisahkan dari persoalan agama. Karena berdasarkan syariat Islam, tidak dibenarkan adanya pembantaian dimanapun berada termasuk di Palestina. Israel adalah musuh umat Islam yang nyata. Kejahatannya terhadap warga Muslim Palestina sudah jelas. Allah SWT berfirman (yang artinya): Usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).
Cara yang tepat hanyalah dengan penegakan Khilafah Islam. Sebuah negara adidaya yang menerapkan Islam kaffah, membuat gentar negara kafir imperialis yang ingin merebut tanah kaum muslim dan mencederainya. Apalagi entitas Yahudi yang ditimpakan kenistaan dan kehinaan. Allah berfirman, “Jika mereka memerangi kalian, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. (QS Ali Imran :111).
Wallahu’alam bi shawab