Oleh. Anisa Puji Pangestu
(Siswi SMA Durrotul Ummah Tangerang)
Muslimahtimes.com–Pernahkah teman teman melihat sarang madu yang menggantung pada sebuah dahan pohon? Terlihat menarik bukan? Apalagi jika kita melihatnya dalam sebuah film kartun, sarang yang tersusun rapih dengan pola segienam, terlihat indah dan lezat karena di dalamnya terdapat madu yang sangat manis, membuat siapa pun yang melihat tergiur untuk mencicipi madu yang lezat itu. Sehingga banyak tangan-tangan nakal yang jahil mencoba merusak atau menjatuhkannya. Salah satunya dengan mengambil batu dan membidik sarang tersebut hingga terjatuh, tapi teman-teman pasti tahu akibatnya bukan?
Sebelum sarang lebah itu jatuh ke tanah saja, pada lemparan batu pertama maka segerombol lebah madu akan keluar dan siap menyerbu untuk memberi perhitungan kepada musuh yang berani merusak sarang mereka. Segerombol lebah madu itu akan terus mengejar untuk memberikan sengatan menyakitkan kepada siapa saja yang mengganggu mereka. Walaupun mereka tahu, ketika sengatannya digunakan, maka itu adalah akhir dari hidupnya. Ya, lebah madu akan mati seusai ia menyengat. Karena saat menyengat, lebah madu tidak dapat menarik kembali alat sengatnya sehingga akan mati. Saat terus menarik alat sengatnya dengan kuat, bagian perut lebah justru robek dan terbuka. Kondisi inilah yang menyebabkan lebah madu mati usai menyengat. Meskipun ada konsekuensi yang akan didapat, para lebah tetap mempertahankan sarangnya bersama-sama untuk melindungi koloni mereka agar tetap aman. Dari sinilah kita dapat memetik pelajaran dari kesetiaan, ketangguhan, dan kerja sama lebah yang berjuang mempertahankan sarang dan wilayahnya dari serangan musuh secara bersama.
Seharusnya kisah lebah ini dapat menjadi tamparan untuk umat muslim saat ini, dimana mereka tidak memiliki kekompakan dalam melindungi satu koloni atau yang kita sebut dengan umat, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, sibuk memikirkan kerugian jika membantu saudara kita yang tertindas. Padahal saudara kita di Palestina sedang berjuang mati-matian untuk tetap mempertahankan wilayah umat muslim di seluruh dunia. Karena sejatinya tanah palestina adalah tanah kharaj, tanah yang hingga hari kiamat menjadi milik kaum muslimin. Tanah Kharaj artinya tanah yang dibebaskan oleh kaum muslimin dan menjadi milik kaum muslimin melalui peperangan. Sebagai tanah Kharaj, Palestina adalah hak seluruh kaum muslim. Pantaskah kita membiarkan saudara kita berjuang sendirian demi mempertahankan tanah kaum muslimin, tanah Masjidilaqsa yang dibebaskan ratusan tahun lalu dengan kobaran semangat jihad dan tauhid serta dengan tetesan darah suci para syuhada terdahulu. Relakah kita melihat saudara kita semakin tertindas dengan para tentara zionis Israel yang terus menjajah dan mencabik-cabik saudara kita dengan kejam?
Kondisi Palestina hancur, rudal-rudal terus meledak di langit Palestina, membuat anak anak ketakutan. Negeri yang indah kini menjadi negeri yang mencekam. Bangunan-bangunan tempat tinggal mereka kini hancur menjadi puing-puing lebur. Kini tak lagi ada tempat tinggal untuk bernaung, hanya menyisakan dingin yang meraung takala malam menyapa. Sebab tak ada atap tempat berlindung, yang ada hanya langit dengan pemandangan rudal yang terus membidik. Banyak syuhada yang syahid di bawah puing-puing yang tak berbentuk, anak anak kecil yang mencari keluarganya, ada yang menangis, berteriak memanggil keluarganya, menahan rasa sakit di sekujur badan bahkan menangis meratapi kondisi negeri yang tak bisa melindunginya. Banyak orang tua yang kehilangan anak mereka, menangis melihat anak-anak mereka yang kini syahid dengan mengenaskan, darah terus menggenang di bawah puing puing yang runtuh, suara sirene ambulan terus berbunyi melengking bersama dengan suara rudal yang tak mau kalah menandingi. Rumah sakit penuh dengan pasien yang berebut untuk disembuhkan. Bahkan tak sedikit rumah sakit yang menjadi sasaran rudal zionis Isreal, sehingga membuat mereka semakin ketakutan.
Dengan membuka mata kita terhadap kondisi saudara kita di Palestina, sudah cukupkah kita tersadar bahwa perpecahan kaum muslimin saat ini begitu memprihatinkan? Tanpa ada ukhwuah islamiyah yang kuat mereka bagai semut yang mudah sekali diinjak. Kini mungkin banyak negara-negara muslim yang selalu membantu Palestina dengan memberikan sumbangan berupa makanan, obat obatan dan pakaian. Namun, itu semua tak diiringi dengan adanya keinginan membantu membebaskan Palestina dari kekangan Israel, karena takut kerugian ekonomi yang akan ditanggung nantinya jika membantu Palestina.
Akhirnya walaupun Palestina adalah negara muslim dan dikelilingi oleh negara muslim lain, seperti Yordania dan Mesir, namun tak membuat mereka merasakan rasa aman. Ini membuktikan bahwa rendahnya ukhuwah islamiyah menjadi sebab dari rasa ketidakpedulian kaum muslimin di seluruh dunia. Apa kabar kaum muslimin ketika saudara kita ditindas? Masihkah tenang menghirup udara segar? Atau masihkah tenang menyelenggarakan festival musik, sedangkan saudara kita di Palestina mendengarkan ribuan rudal yang terus meledak bersahutan. Apa kabar kaum muslimin? masihkah tuli mendengar jeritan anak-anak Palestina yang berteriak pilu dibanding teriakan suporter bola yang lebih menarik. Apa kabar kaum muslimin? Dimana keberadaannya jika saudara kita tertindas? Masihkah peduli?
Apa yang terjadi di Palestina, sesungguhnya menguji ukhuwah islamiyah kita. Seberapa kuat ikatan iman kita ketika melihat saudara-saudara kita tertindas di belahan bumi lain? seberapa sakitkah rasa yang kita alami ketika saudara- saudara kita mengalami kesulitan hidup di bawah kekangan zionis Israel laknatullah? masihkah ada rasa peduli, bukankah kita saudara sesama muslim yang diibaratkan satu tubuh jika ada bagian tubuh yang terluka, maka satu tubuh akan ikut merasakannya.
Tanah palestina adalah tanah yang wajib dilindungi oleh umat muslim di berbagai belahan dunia. Karena Palestina adalah tanah umat muslim yang spesial, di sana ada Masjidilaqsa yang harus dilindungi, sebab Masjidilaqsa adalah sejarah umat muslim yang tidak akan bisa dilupakan. Di sanalah tempat Rasulullah naik ke langit saat Isra Mi’raj untuk mendapatkan perintah salat pertama dari Allah Swt. Di sana juga pernah menjadi kiblat pertama kaum muslimin. Maka dari itu, sebagai umat muslim yang terikat kuat dengan tali keimanan dan akidah yang kuat, kita tidak bisa melihat saudara kita tertindas merasakan sakit sendirian. Kita harus bangkit bersama, mendukung, menguatkan dan membela sekuat tenaga demi kebebasan rakyat palestina. Segala usaha harus kita keluarkan demi kebebasan Palestina, karena rasa penderitaan, ketakutan dan kecemasan mereka adalah tanggung jawab kita semua yang wajib kita selesaikan bersama. Karena tanah palestina adalah tanah bagi umat muslim di seluruh dunia yang wajib dipertahankan.