Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2025
  • July
  • 2
  • Birrul Walidain Menguatkan Otoritas Orang Tua

Birrul Walidain Menguatkan Otoritas Orang Tua

Editor Muslimah Times 02/07/2025
WhatsApp Image 2025-07-02 at 20.48.08
Spread the love

Oleh. VieDihardjo

Muslimahtimes.com–Perasaan seperti disayat-sayat saat membaca berita seorang anak yang tega menganiaya bahkan membunuh orangtuanya karena sebab-sebab receh, tidak membelikan barang yang diinginkan anak, misalnya skincare, handphone, motor dan lainnya. Tak kalah miris, ada anak-anak yang mengadukan orangtuanya tersebab harta warisan hingga menuntut mengganti rugi miliaran kepada orangtuanya. Fenomena anak-anak yang mengontrol dan mengatur orantua untuk menuruti kemauannya makin banyak dan membuat miris. Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Sonny Diah Judiah menyatakan bahwa anak tidak boleh melaporkan atau menuntut orangtua karena hal tersebut adalah penyimpangan norma yang diatur dalam Undang-Undang Perkawinan.

Mengapa hal semacam ini semakin banyak terjadi?

Hilangnya Otoritas Orangtua

Mendidik anak memerlukan otoritas orangtua. Yaitu kemampuan orangtua untuk mempengaruhi, mengarahkan, mendidik anak-anaknya untuk melakukan hal-hal positif. Sementara anak-anaknya merespon orangtuanya tanpa paksaan atau takut dihukum namun didasarkan pada kerpercayaan, rasa menghargai dan mencintai kedua orangtuanya. Hilangnya otoritas orangtua bisa dikarenakan banyak hal. Diantaranya, Pola asuh yang tidak sehat. Mengasuh dengan menekan atau memaksa atau mengasuh dengan longgar (terhadap aturan).

Hilangnya otoritas juga dikarenakan inkosistensi terhadap aturan dan konsekuensinya, Hari ini orangtua bilang boleh, besok tidak boleh, akibatnya anak menjadi bingung. Disebabkan juga oleh gaya komunikasi yang buruk, dengan mengancam, membentak, menuduh, melabel yang akan berdampak munculnya rasa takut dan tidak percaya diri.

Jauhnya Agama Dari Keluarga

Tidak bisa dipungkiri untuk memenuhi kebutuhan dasar seperi kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan dan keamanan membutuhkan biaya yang cukup tinggi, sehingga banyak orangtua berjibaku mencari uang untuk membayar kebutuhan pokok (dasar) tersebut. Akibatnya, orangtua kehilangan waktu untuk belajar dan mengajarkan agama pada anak-anaknya. Tanpa memiliki pemahaman ajaran agama yang baik, anak-anak tidak memiliki arah dan batasan, standar benar dan salah. Sibuknya orangtua menjadikan mereka tidak bisa hadir baik secara fisik maupun psikologis bagi anak-anaknya, hal ini mengakibatkan renggangnya ikatan orangtua dan anak sekaligus rapuhnya otoritas sehingga orangtua merasa kesulitan membuat aturan, mengarahkan dan membimbing anak.

Sekularisme Merusak Rasa Hormat Anak Pada Orangtua

Sekularisme adalah sistem hidup yang menjauhkan agama dari kehidupan. Salah satu prinsip dalam sekularisme adalah kebebasan yang dijunjung tinggi bahkan ditempatkan diatas ketaatan kepada agama, sehingga agama bukan lagi sebagai standar benar salah, hubungan orangtua dan anak hanyalah hubungan etis dan bisa dinegosiasikan. Fakta runtuhnya adab kepada orangtua dan keluarga justru dinormalisasi di media sosial. Media sosial membawa gagasan sekularisme, yaitu keluarga setara yang cenderung menolak hierarki dalam keluarga. Orangtua dianggap ‘teman’ bukan pemimpin atau pendidik, akibatnya nasihat atau aturan dari orangtua dianggap sebagai ‘pengekangan’ dan anggapan ini menjadikan anak-anak itu tidak hormat pada orangtuanya.

Bebasnya media sosial dan cepatnya teknologi telah melahirkan anak-anak cerdas secara intelektual, namun miskin rasa hormat dan empati. Generasi niradab bukan hanya merusak diri sendiri tetapi ancaman bagi peradaban manusia. Binatang tidak pernah menggunakan adab dalam hidupya, sedangkan manusia memerlukannya.

Dari Anas bin Malik dia berkata: Nabi pernah ditanya tentang dosa-dosa besar, maka beliau bersabda: “Berbuat kesyirikan terhadap Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh, dan persaksian palsu.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Birrul Walidain Menguatkan Otoritas Orangtua

 وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Qs. Al Israa ayat 23)

Ayat ini menggambarkan bahwa taat kepada orangtua adalah ibadah. Allah menyandingkan ketaatan kepada Allah dengan ketaatan kepada orangtua. Melaksanakan ibadah adalah bentuk ketaatan kepada Allah, maka jika seorang anak melakukan birrul walidain maka otoritas itu akan tumbuh atas dasar ketaatan kepada Allah, bukan karena tekanan atau paksaan.

Dalam islam birrul walidain diajarkan semenjak dini. Diantara bentuknya adalah, mentaati perintah orangtua selama tidak bertentangan dengan syariat, berkata dengan lemah lembut (tidak kasar), mendoakan keduanya baik semasa mereka hidup maupun setelah mereka wafat, menjaga nama baik keduanya, membantu keduanya, menemani, mengunjungi dan menyenangkan hati keduanya.

Teladan sahabat dalam hal  birrul walidain misalnya kisah Uwais Al Qarni yang dimuliakan Allah karena baktinya kepada ibunya, sampai Nabi bersabda kepada Umar ibn Khattab untuk meminta doa kepada Uwais al Qarni. Juga kisah Abu Hurairah yang selalu menyambut panggilan ibunya dengan penuh cinta dan merendahkan suara.

Pelaksanaan kewajiban birrul walidain secara otomatis akan membangun otoritas atau kewibawaan orangtua. Allah memerintahkan anak bersyukur pada orangtuanya, sebagaimana Allah berfirman,

 أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (Qs.Lukman ayat 14)

Mengajarkan birrul walidain dalam aktivitas mendidik anak bisa dilakukan sesuai tahapan usia anak, memberi teladan ucapan dan perilaku, seperti menghormati yang lebih tua (kakek-nenek anak) karena anak belajar dari melihat, mengajarkan kata-kata sopan santun (maaf, tolong, terima kasih), melatih anak-anak membantu orangtua sejak kecil (membereskan mainan, mengambil barang kecil), menjawab panggilan orangtua dengan cepat dan tersenyum, menceritakan kisah teladan, melibatkan anak dalam do’a  رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا “

“Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.”.

Birrul walidain meskipun sebagai kewajiban individu namun memerlukan dukungan dari masyarakat juga negara. Masyarakat menghidupkan amar ma’ruf nahi mungkar, saling mengingatkan dalam kewajiban berbakti pada orangtua. Sementara negara membangun jawil iman (situasi keimanan) ditengah masyarakat dengan  penerapan Islam secara menyeluruh (kaffah) dalam Khilafah’ala min hajin nubuwwah melalui  sistem pendidikan, ekonomi, dan sosial.

Dengan keimanan yang diwujudkan oleh individu, masyakarat dan negara maka otoritas orangtua sebagai pembimbing dan pendidik anak-anaknya  akan bisa diwujudkan dan dilaksanakan.

Wallahu’alam bisshowab

Continue Reading

Previous: Kini Keindahan Raja Ampat Sirna

Related Stories

Kini Keindahan Raja Ampat Sirna WhatsApp Image 2025-06-18 at 09.47.45(2)

Kini Keindahan Raja Ampat Sirna

18/06/2025
Keterampilan Hidup untuk Meningkatkan Taraf Hidup IMG_20250523_173105

Keterampilan Hidup untuk Meningkatkan Taraf Hidup

23/05/2025
Mengapa Tak Hiraukan Panggilan Gaza? WhatsApp Image 2025-04-16 at 20.21.51

Mengapa Tak Hiraukan Panggilan Gaza?

16/04/2025

Recent Posts

  • Birrul Walidain Menguatkan Otoritas Orang Tua
  • Mafia Beras Merajalela, Negara Bisa Apa?
  • Palestina Masih Diserang, Pemimpin Negeri Muslim Diam
  • Hijrah, Momen Istimewa Menuju Perubahan Hakiki
  • Potensi Tambang dalam Jerat Kapitalisme

Recent Comments

  1. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  2. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  3. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  4. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan
  5. wulan on Surya Dalam Dekap

Read This

Birrul Walidain Menguatkan Otoritas Orang Tua WhatsApp Image 2025-07-02 at 20.48.08

Birrul Walidain Menguatkan Otoritas Orang Tua

02/07/2025
Mafia Beras Merajalela, Negara Bisa Apa? WhatsApp Image 2025-07-02 at 20.34.11

Mafia Beras Merajalela, Negara Bisa Apa?

02/07/2025
Palestina Masih Diserang, Pemimpin Negeri Muslim Diam WhatsApp Image 2025-07-01 at 20.02.57

Palestina Masih Diserang, Pemimpin Negeri Muslim Diam

02/07/2025
Hijrah, Momen Istimewa Menuju Perubahan Hakiki WhatsApp Image 2025-07-01 at 20.02.39

Hijrah, Momen Istimewa Menuju Perubahan Hakiki

02/07/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.