Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2025
  • July
  • 16
  • Kebebasan Berekspresi Bermasalah, Demokrasi Biang Keroknya

Kebebasan Berekspresi Bermasalah, Demokrasi Biang Keroknya

Editor Muslimah Times 16/07/2025
WhatsApp Image 2025-07-16 at 21.04.59
Spread the love

Oleh. Ranita

Muslimahtimes.com–Menepuk air didulang, terpercik muka sendiri. Kira-kira itulah yang dialami oleh kartunis dan tiga karyawan majalah LeMan di Turki. Sejak awal berdiri, majalah ini memang sering memberikan kritik kepada pemerintah Turki ketika mereka menganggap pemerintah Turki tidak merealisasikan demokrasi. Di tengah memanasnya hubungan Iran dan Israel, pada 26 Juni 2025 majalah ini menerbitkan komik yang di dalamnya tergambar dua tokoh kartun bersayap bernama Muhammad dan Musa. Penerbitan komik ini akhirnya mendorong protes keras dari rakyat Turki. Meski menyangkal bahwa yang digambar adalah Nabi, pemerintah Turki tetap menetapkan empat tersangka dalam kasus penistaan agama ini.

Demokrasi Biang Masalah

Kasus penistaan terhadap tokoh dan simbol agama bukanlah kali ini saja. Di Prancis, Swedia, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya telah terjadi hal serupa. Semua pelaku menganggap apa yang mereka lakukan adalah bagian dari kebebasan berekspresi yang dijamin oleh demokrasi. Di sinilah letak permasalahannya. Ketika manusia dibiarkan berekspresi tanpa batasan, hasilnya adalah hilangnya kehormatan manusia lainnya. Tak ubahnya hewan yang hidup tanpa aturan, norma dan kepantasan seakan hilang. Hasilnya, chaos. Kehidupan manusia kacau karena batas antara kebebasan dan hak manusia lain untuk menjunjung tinggi nilai-nilai agama menjadi hilang.

Biang masalah dari kebebasan berekspresi adalah demokrasi. Dalam demokrasi, manusia menjadi pembuat hukum, penentu benar-salah. Padahal, jangankan menyelesaikan permasalahan rakyat banyak, seringkali manusia sudah kewalahan menyelesaikan masalah pribadinya. Ketika demokrasi membebaskan manusia berekspresi semaunya, kehormatan dan kemuliaan manusia dan agama bisa saja hilang. Karenanya, kebebasan berekspresi yang merupakan anak kandung demokrasi harus dihilangkan. Caranya adalah dengan menghilangkan sang induk, demokrasi itu sendiri. Dengannya nilai manusia yang mulia akan tetap ada.

Panduan Berekspresi di Dalam Islam

Dalam sepanjang peradaban Islam, akidah Islam menjadi asas bagi setiap undang-undang dan peraturan yang dilegislasi oleh negara. Tujuan pelaksanaan undang-undang dan peraturan tersebut bukanlah sekedar adanya maslahat, tapi agar mendapatkan keridaoan Allah karena ketaatan terhadap syariat tersebut.

Dalam rangka mendapatkan rida Allah itulah, aktivitas mengekspresikan diri setiap manusia juga harus terikat dengan syariat Allah. Ekspresi diri yang senantiasa diselaraskan dari syariat, menjadikan kehormatan dan kemuliaan manusia senantiasa terjaga.

Selain dengan penerapan syariat Islam, penjagaan terhadap penerapan syariat juga harus dilaksanakan. Caranya dengan menjalankan kembali sanksi dalam Islam. Sanksi ini haruslah menimbulkan efekjera bagi para pelaku dan menimbulkan efek mencegah berulangnya kemaksiatan yang sama. Dalam kasus penghinaan para nabi, syariat telah menentukan dengan detil  beragam sanksi bagi para pelakunya, baik yang menghina secara langsung dan jelas substansi penghinaannya, maupun   penghinaan dengan pernyataan yang multitafsir.

Sistem sanksi di dalam Islam ini akan diterapkan kepada siapapun yang melakukan pelanggaran, baik itu kafir harbi, kafir dzimmi maupun muslim. Dengan inilah penghinaan kepada simbol-simbol Islam dapat dicegah dan dihilangkan. Allahu a’lam bishshowwaab.

Continue Reading

Previous: Kebiadaban Zionis, Hentikan dengan Khilafah
Next: Kriminalitas Makin Kronis, Butuh Solusi Komprehensif

Related Stories

Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan WhatsApp Image 2025-12-02 at 21.13.27

Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan

02/12/2025
Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis WhatsApp Image 2025-12-02 at 11.02.36

Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis

02/12/2025
Penculikan Anak Terjadi Lagi, Siapa yang Bertanggung Jawab Melindungi? WhatsApp Image 2025-12-02 at 10.50.29

Penculikan Anak Terjadi Lagi, Siapa yang Bertanggung Jawab Melindungi?

02/12/2025

Recent Posts

  • Generasi Rapuh di Pusaran Konten yang Rusuh
  • Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan
  • Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim
  • Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis
  • Penculikan Anak Terjadi Lagi, Siapa yang Bertanggung Jawab Melindungi?

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Generasi Rapuh di Pusaran Konten yang Rusuh WhatsApp Image 2025-12-02 at 21.44.15

Generasi Rapuh di Pusaran Konten yang Rusuh

02/12/2025
Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan WhatsApp Image 2025-12-02 at 21.13.27

Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan

02/12/2025
Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim WhatsApp Image 2025-12-02 at 11.11.02

Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim

02/12/2025
Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis WhatsApp Image 2025-12-02 at 11.02.36

Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis

02/12/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.