
Oleh. Naila Zayyan
Muslimahtimes.com–Krisis kemanusiaan di Gaza saat ini sangat parah. Sekitar 2 juta warga terperangkap dalam blokade penuh yang telah diberlakukan sejak 2 Maret 2025 setelah gencatan senjata gagal diperpanjang. Blokade ini menyebabkan kelaparan sistemik yang menyerupai genosida karena bantuan yang diizinkan masuk sangat terbatas, nyaris hanya simbolis. Kelaparan di Gaza bukan sekadar soal pangan, tapi sudah menjadi alat kejam untuk menghancurkan penduduk Palestina. Berbagai laporan mencatat ribuan anak-anak Gaza meninggal karena kekurangan gizi, rumah sakit kehabisan obat, dan penghancuran wilayah terus berlanjut akibat blokade (Republika, 28/07/2025).
Kekejaman Zionis tidak berhenti hanya di situ. Mereka terus mendapatkan dukungan penuh dari Amerika Serikat yang bahkan memveto usaha PBB untuk menghentikan blokade serta membantu kemanusiaan. Laporan PBB mengungkapkan bahwa lebih seribu truk bantuan hancur akibat serangan langsung, memperparah krisis yang sudah kritis ini. Strategi ini bukan perang biasa, melainkan tindakan sistematis untuk memusnahkan warga Palestina (CNBC Indonesia, 23/07/2025; Tempo, 20/05/2025; Sindonews, 27 Juli 2025.
Analisis Islam: Refleksi atas Kezaliman dan Tanggung Jawab Umat
Dari perspektif Islam, kondisi ini bukan sekadar masalah kemanusiaan biasa, melainkan bukti nyata kezaliman yang terstruktur dan didukung propaganda Barat. Perlakuan terhadap saudara seiman di Gaza adalah bentuk penindasan serius yang tak dapat dibiarkan. Kelaparan yang dihadapi merupakan serangan langsung terhadap nilai kemanusiaan dan agama.
Al-Qur’an dan hadis memerintahkan umat Islam untuk menolong kaum yang teraniaya dan melawan ketidakadilan. Dalam surat An-Nisa ayat 75, Allah mengajak berjuang di jalan-Nya dengan mengorbankan diri dan harta demi menegakkan keadilan. Sikap diam umat terhadap penderitaan Gaza menjadi bukti lemahnya keyakinan dan semangat perjuangan—padahal Islam sejak lama mengajarkan jihad sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan keimanan.
Sejarah membuktikan, umat Islam bisa menjadi kekuatan besar bila akidah dijunjung tinggi dan pemerintahan yang adil tegak melalui Khilafah. Khilafah sebagai institusi telah membawa umat bersatu dan mampu mengusir penjajah. Sayangnya hari ini, kebanyakan umat terjebak propaganda Barat hingga terpecah belah dan kehilangan arah perjuangan.
Oleh sebab itu, kondisi Gaza harus dijadikan momentum agar umat kembali sadar dan bangkit. Kelemahan yang ada bukan takdir, melainkan akibat kurangnya kepemimpinan dakwah yang efektif dan pemahaman agama yang kuat. Ulama dan tokoh dakwah perlu berperan memelopori kebangkitan semangat jihad dan mewujudkan Khilafah sebagai solusi nyata untuk menyelesaikan persoalan umat.
Solusi Sistem Islam: Tegaknya Daulah Islamiyyah sebagai Jawaban
Solusi terbaik atas penderitaan Gaza dan umat Islam seluruh dunia adalah penerapan sistem Islam secara utuh dalam bentuk Daulah Islamiyyah atau Khilafah. Khilafah merupakan negara yang berdiri di atas syariat Islam, yang menegakkan keadilan dan mengatur distribusi kekayaan dengan adil sehingga tidak ada yang menderita karena kelaparan atau penindasan.
Daulah Islamiyyah tidak sekadar pemerintahan politik, melainkan sistem komprehensif yang menyatukan aspek agama, hukum, ekonomi, sosial, dan keamanan dalam satu kesatuan yang kokoh. Sistem ini membebaskan umat dari penjajahan dan memastikan kesejahteraan serta keadilan bagi seluruh rakyat.
Dalam Khilafah, jihad bukan lagi pilihan, tapi kewajiban kolektif untuk melindungi umat dan mempertahankan hak-hak mereka dari serangan dan penjajahan seperti apa yang dialami Gaza. Sejarah mencatat saat Khilafah berdiri, umat Islam menjadi kekuatan besar yang dihormati dan mampu melindungi semua kaum yang tertindas.
Para dai dan pemimpin dakwah harus terus menggerakkan umat dengan pendekatan yang bijak dan penuh hikmah, meningkatkan pemahaman dan kesiapan politik menuju tegaknya Khilafah. Mereka harus mampu membangkitkan kesadaran, menggugah hati, dan menumbuhkan istiqamah di dalam perjuangan dakwah ini.
Tegaknya Daulah Islamiyyah bukan hanya impian, melainkan kebutuhan mendesak agar darah dan penderitaan saudara-saudara kita di Gaza tak sia-sia. Dengan sistem ini, umat Islam bukan lagi korban, melainkan pelaku utama perubahan dan peradaban dunia. Wallahu a’lam bis-showab. []