
Oleh. Sinta Lestari
Muslimahtimes.com–Beberapa waktu lalu, di hadapan sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Presiden Prabowo menyampaikan pidato tentang krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Ia mengecam keras segala bentuk kekerasan, termasuk genosida yang dialami rakyat Palestina.
Namun, sangat disayangkan, ia juga menyampaikan dalam pidatonya bahwa ia mendukung solusi dua negara dan akan mengakui Israel sebagai negara setelah Israel mengakui kemerdekaan Palestina. (Dikutip dari video kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Kamis, 25 September 2025).
Pernyataan Presiden Prabowo menuai pujian dari Perdana Menteri (PM) Netanyahu. Ia mengatakan bahwa apa yang disampaikan Presiden Prabowo merupakan semangat bagi Israel sekaligus sinyal masa depan bagi berdirinya negara Israel kelak.
Jelas hal ini selain bertentangan dengan Nash Al-Qur’an, ini merupakan bagian dari menormalisasi penjajahan dan bertentangan dengan amanat konstitusi Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Ada tiga poin yang harus dikoreksi atas pernyataan Presiden Prabowo:
Pertama, keberadaan Israel di Palestina jelas merupakan tindakan ilegal. Kedatangan Israel adalah sebagai penjajah. Kita sebagai umat Islam jelas paham bahwa tanah Palestina bukanlah tanah kosong, namun merupakan tanah kharajiyah sejak masa Khalifah Umar bin Khattab. Sejak saat itulah, tanah Palestina menjadi tanah kaum muslimin hingga saat ini. Peristiwa Nakba menjadi bukti kuat sejarah bagaimana entitas Zionis Israel mengusir paksa rakyat Palestina dari tanah airnya.
Kedua, mendukung solusi dua negara jelas bukan solusi hakiki. Justru hal ini tidak boleh diambil bahkan didukung oleh pihak mana pun. Sebab, itu berarti secara eksplisit kita mengakui negara penjajah. Bagaimana bisa penduduk Gaza berdamai dengan menyerahkan sebagian tanahnya untuk Israel dan menerima untuk hidup berdampingan dengan penjajah yang secara terang-terangan sudah meluluhlantakkan rumah-rumah mereka, mengusir mereka, dan menumpahkan darah penduduk Palestina? Ini merupakan ketidakadilan nyata bagi penduduk Gaza.
Ketiga, pemerintah entitas Zionis Israel sendiri menolak mengakui kemerdekaan Palestina secara mutlak. Dan hal ini telah disahkan di Knesset dengan jumlah suara mayoritas: 68 mendukung dan hanya 9 yang menolak.
Kesimpulan dan Solusi Islam
Maka, tak mungkin tawaran solusi dua negara ini menjadi solusi hakiki. Sebab, entitas Zionis Israel telah tegas menyatakan menolak mengakui kemerdekaan Palestina.
Solusi hakiki bukan dengan two state solution sebab solusi ini bukan berasal dari penduduk Gaza. Kita harus memahami ambisi Trump dan entitas Zionis Israel adalah membumihanguskan Gaza agar mereka bisa menguasai Palestina secara utuh tanpa campur tangan rakyat Gaza.
Solusi dua negara hanya akan melanggengkan penjajahan. Penjajah yang seharusnya dihukum di Mahkamah Internasional karena telah melanggar banyak hukum internasional, justru malah ingin diakui keberadaannya. Ini merupakan kekeliruan yang fatal. Tidak seharusnya pernyataan ini keluar dari mulut seorang pemimpin Muslim.
Dalam Islam, hal ini bertentangan. Allah berfirman, “Perangilah mereka di mana saja kalian jumpai, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS. Al-Baqarah: 191).
Allah juga berfirman: “Siapa saja yang menyerang kalian, maka seranglah dia seimbang dengan serangan terhadap kalian.” (QS. Al-Baqarah: 194).
Ayat tersebut jelas merupakan bentuk sikap yang harus diambil oleh seorang Muslim bila ada yang menyerang atau mengancam keamanan kaum Muslimin lainnya. Kekuatan militer harus dilawan dengan kekuatan militer yang seimbang pula. Bukan mengambil solusi dua negara. Bahkan dalam Islam, penjajah harus diusir, bukan justru diberikan tempat bagi mereka.
Saatnya umat Islam memahami bahwa permasalahan Palestina tidak akan pernah selesai dengan mengikuti kemauan para penjajah. Umat Islam memiliki solusi sesuai perintah agamanya, yaitu hanya dengan komando jihad fi sabilillah melawan dan mengusir penjajah. Bukan hanya sekadar kecaman, mengirim obat-obatan, makanan, bahkan kain kafan, ataupun dengan puluhan perjanjian, apalagi mengambil solusi dua negara. Hanya dengan seruan jihad yang akan melepaskan kita dari belenggu penjajah dan jerat hegemoni Barat di seluruh negeri Muslim lainnya.
Wallahu a’lam bish-shawab