Oleh : Nurul Rachmadhani
(Revowriter Bogor)
#MuslimahTimes — Untuk yang kesekian kalinya terjadi lagi tawuran yang memakan korban jiwa. Seorang siswa (13) SMP Negeri Cibungbulang Kabupaten Bogor ditemukan dalam kondisi menggenaskan, akibat luka bacokan di bagian kepala dan sekujur tubuhnya (selasa, 31/7/18). Kasat Reskrim PolrestaBogor Kota Kompol Agah Sanjaya menuturkan, tawuran terjadi sekitar pukul 19.30 yang melibatkan kelompok dari tiga sekolah yang berbeda. Di hari yang sama tawuran pelajar juga terjadi di Tanggerang Selatan, tawuran terjadi tepat di depan Pergudangan Taman Tekno, Jalan Puspitek Raya Kademangan Setu, selasa (31/7/18) sore. Aksi tawuran tersebut terekam oleh sebuah video dan beredar di media sosial. Dalam video tersebut tampak dua kelompok pelajar berjalan saling berhadapan membawa senjata tajam. Puluhan pelajar yang mengenakan seragam sekolah itu membawa beragam jenis senjata tajam seperti celurit, golok dan lainnya, bahkan ada satu pelajar dikabarkan terluka karena senjata tajam. (Sumber, Radar Bogor 1/8/18).
Sebenarnya sudah tidak asing lagi telinga kita mendengar kata tawuran, dari dulu hingga sekarang tawuran dijadikan sebagai ajang untuk adu kekuatan. Mereka yang melakukan aksi tawuran bertindak semaunya tidak menggunakan akal sehatnya, tidak berfikir apa manfaatnya, tidak berfikir efek setelah aksi tawuran yang mereka lakukan. Aksi tawuran ini sudah sangat meresahkan masyarakat, sudah banyak korban jiwa dalam aksi anarkis ini.Miris rasanya,disaat negeri ini sedang membutuhkan para remaja yang berkualitas untuk menjadi generasi bangsa yang membanggakan, tapi kenyataanya para remaja sekarang sangat sulit untuk dijadikan tumpuan. Kenakalan remaja semakin merebak, seolah mereka tidak pernah mendapatkan pendidikan. Menghilangkan nyawa orang lain bagi mereka adalah sebuah kemenangan, padahal itu adalah bisikan syaitan yang menghantarkan mereka kedalam perbuatan kriminalitas dan dosa besar. Pihak sekolah yang terkait aksi ini, seharusnya bisa lebih ketat dan bisa memberi sanksi yang keras bagi para siswa yang terlibat aksi tawuran, lebih ketat dalam memantau pergaulan para siswasiswinya disekolah maupun diluar sekolah, bila perlu pihak sekolah dapat bekerja sama dengan aparat hukum. Bukan hanya sekolah saja yang bertanggung jawab dalam kenakalan remaja ini, tetapi orangtua sebagai sekolah pertama untuk anak-anaknya juga ikut andil untuk mengawasi pergaulan mereka.
Tidak bisa dipungkiri remaja seperti ini adalah salah satu generasi gagal buah dari sistem kapitalisme, dimanamereka melakukan suatu perbuatan tanpa didasari akal yang sehat, tidak melihat lagi mana yang baik mana yang buruk. Karena sistem kapitalisme telah memisahkan agama dari kehidupan, ini sangat mempengaruhi sikap dan akhlak para remaja saat ini.Negeri ini sudah darurat dengan kenakalan remaja, salah satunya aksi tawuran ini. Para remaja saat ini seperti tidak memiliki iman, kurangnya pemahaman Islam secara keseluruhan. Pendidikan agama Islam yang ada di sekolah tidak cukup untuk membuat perilaku para remaja ini berubah, remaja seperti ini memerlukan pembinaan khusus. Guru dan pihak sekolah lainnya harus bisa memberikan sanksi yang membuat pelaku aksi jera, pentingnya siraman rohani bagi remaja seperti ini, karena mereka harus menyadari bahwa hidup di dunia hanya sementara, memanfaatkan waktu di dunia dengan amalan terbaik bukan dengan perbuatan sia-sia.Orangtua juga berkewajiban memberikan anak-anaknya pemahaman Islam secara benar, mendidik mereka agar memiliki akhlak yang baik dan akidah Islam yang kuat menancap di benak mereka. Tak hanya pihak sekolah dan orangtua saja, negara juga turut serta dalam membina para generasi muda.
Negara harus bisa bekerja sama dengan aparat hukum untuk memberikan sanksi kepada pelaku aksi anarkis ini, memberikan efek jera kepada mereka. Hanya saja ini tidak akan bisa terlaksana selama sistem kapitalis yang berjalan saat ini, walaupun sudah ada Undang- Undangnya tapi hukumannya tidak sebanding dengan apa yang ditimbulkan. Hukuman yang membuat jera para pelaku ini adalah dengan menggunakan hukum Islam yang berada di dalam negara Islam, sistem yang harus dijalani juga sistem Islam. Selama sistem Islam belum ada maka permasalahan ini belum bisa tuntas, pasti akan ada lagi kedepannya. Dalam Islam sudah ada hadist yang mengatakan “Barangsiapayang membunuh dengan sengaja, maka ia diserahkan kepada keluarga yang terbunuh. Apabila mereka menghendaki, maka membunuhnya, dan apabila mereka menghendaki ambillah diyat, yaitu tiga puluh ekor unta hiqqah, tiga puluh ekor unta jadzaah, dan empat puluh ekor unta khalafah. Hasil perdamaian itu untuk mereka (ahli waris). Demikian itu untuk menakutkan terhadap pembunuhan “ (HR Tirmidzi).
Semoga kejayaan Islam cepat kembali sehingga sistem Islam dapat diterapkan diseluruh negeri, sehingga kasus kenakalan remaja seperti tawuran ini tidak akan ada lagi, karena Islam akan selalu menjaga akhlakpara remaja agar bisa menjadi generasi Islam yang membanggakan.
Wallahua’lambish-showab.
============================================
Sumber Foto : Radar Cirebon