Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2025
  • December
  • 2
  • Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim

Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim

Editor Muslimah Times 02/12/2025
WhatsApp Image 2025-12-02 at 11.11.02
Spread the love

Oleh. Afifah

Muslimahtimes.com–Miris, ketika teknologi digital hari ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan generasi muda muslim. Hari ini kondisinya malah justru menjadikan generasi makin tak jelas identitasnya. Dikutip dari website dataindonesia.id, hasil riset We Areal Reporter 2025 menunjukkan bahwa anak muda berusia 16 hingga 24 tahun, menghabiskan rata-rata 7 hingga 9 jam per hari di internet. Sementara lebih dari 97% menggunakan smartphone sebagai perangkat utama.

Paparan masif ini bukan hanya membentuk cara berpikir dan bersikap, tetapi juga memengaruhi cara mereka memahami agama. Pola belajar agama yang dulu bertumpu pada guru dan majelis ilmu kini bergeser pada algoritma media sosial yang menonjolkan konten cepat dan instan. Ruang digital yang diakses generasi muda hari ini pada dasarnya telah dikuasai oleh segelintir perusahaan teknologi raksasa. Berdasarkan global internet phenomena report dari Senfine, lebih dari 65 hingga 70% traffic internet dunia dikuasai oleh layanan video online seperti YouTube, TikTok, dan Netflix. (www.tempo.co)

Dikutip dari laman kompas. Id, menyatakan bahwa Google sendiri menguasai lebih dari 90% pangsa pasar pencarian global. Sementara meta melalui Facebook, Instagram, dan WhatsApp menguasai miliaran interaksi sosial digital setiap harinya.

Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar arus informasi, hiburan, dan interaksi digital dunia kini berada di bawah kendali korporasi kapitalis global tersebut. Berdasarkan laporan internasional, menunjukkan bahwa ruang digital telah menjadi salah satu faktor paling berpengaruh dalam membentuk pola pikir dan identitas keagamaan generasi muda muslim.

Laporan UNESCO menegaskan bahwa platform digital kini menjadi ruang utama pertarungan nilai. Di mana anak muda setiap hari terpapar konten global yang mendorong individualisme, budaya liberal, hingga gaya hidup sekuler.

Dominasi ini menjadikan dunia digital sebagai instrumen kontrol global. Bahkan ada pihak-pihak yang sengaja menggunakannya sebagai alat penjajahan dan ekonomi. Akibatnya, lahirlah generasi muslim yang mengalami split personality. Satu sisi, ingin menjadi muslim taat. Namun di sisi lain, larut dalam nilai sekuler yang terus mereka konsumsi.

Mereka memiliki identitas yang rapuh, kehilangan kepercayaan diri sebagai muslim dan tumbuh dengan pemahaman agama yang sempit yang bahkan terbentuk oleh algoritma bukan oleh ulama. Ini menunjukkan bahwa dunia digital bukan ruang netral, melainkan arena ideologis yang secara sistematis membentuk cara pandang generasi muda terhadap agama, kehidupan, dan masa depan mereka.

Kemajuan teknologi termasuk digitalisasi pada dasarnya merupakan keniscayaan dalam peradaban umat manusia. Namun, ketika perkembangan ini berada di bawah hegemoni kapitalisme global. Ia justru berubah menjadi sumber berbagai bencana sosial bagi generasi muda. Ruang digital hari ini dipenuhi paparan konten merusak seperti pornografi, judi online, pinjaman online yang menjerat, cyber bullying, human trafficking, serta propaganda moderasi dan liberalisasi nilai.

Semua itu tidak hanya menghancurkan kepribadian individu, tetapi juga menggerogoti pondasi keimanan generasi muslim. Di saat ancaman tersebut makin masif, negara sekuler sebagaimana negeri ini justru tidak hadir sebagai penjaga. Alih-alih menciptakan ekosistem digital yang aman dan bersih.

Negara gagal membangun regulasi sistemik yang melindungi generasi dari kerusakan, yang terjadi malah sebaliknya. Kebijakan digitalisasi yang diambil hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, investasi, dan kepentingan industri. Bukan visi ideologis untuk menjaga umat. Akibatnya, digitalisasi tanpa arah ini mempercepat proses sekularisasi dan liberalisasi di tengah masyarakat. Nilai-nilai Islam terkikis secara perlahan melalui konten, algoritma, dan budaya konsumtif yang diimpor dari luar. Jika dibiarkan, hal ini tidak hanya melemahkan kualitas generasi, tetapi juga memperpanjang hegemoni ideologis bangsa-bangsa penjajah atas dunia Islam.

Problem ini hanya mungkin diselesaikan dengan hadirnya negara khilafah yang memiliki fungsi utama sebagai ‘raa’in'(pengurus urusan rakyat) dan ‘junnah'(pelindung). Hal ini pernah disabdakan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Di mana seluruh kebijakan negara Khilafah dirancang untuk menjaga dan menyelamatkan generasi.

Perlindungan ini tidak hanya berlaku di dunia nyata, tetapi juga mencakup ruang digital yang hari ini menjadi lingkungan hidup utama bagi anak muda. Dengan visi ideologis yang jelas, Khilafah memastikan bahwa setiap kebijakan digital, pendidikan, dan informasi selalu berpihak pada penjagaan akidah, akhlak, dan intelektualitas umat.

Khilafah adalah negara independen yang tidak bergantung pada kekuatan asing, termasuk dalam bidang teknologi digital. Kemandirian ini memungkinkan negara untuk mengembangkan sendiri infrastruktur digital, perangkat lunak, keamanan cyber, dan teknologi kecerdasan buatan yang ditujukan sepenuhnya untuk kemaslahatan Islam dan kaum muslimin. Dunia pendidikan, riset, dan inovasi akan mendapat dukungan penuh dari negara. Sehingga ,teknologi menjadi alat penguatan umat, bukan instrumen penjajahan budaya maupun politik.

Dalam pengelolaan ruang digital, negara akan melakukan penyaringan ketat terhadap seluruh konten yang merusak akidah, kepribadian Islam, dan struktur sosial umat menggunakan teknologi yang paling mutakhir. Ruang digital justru diarahkan menjadi sarana pendidikan Islam, penyebaran dakwah, dan media propaganda negara untuk menunjukkan kekuatan, peradaban, dan ketangguhan umat Islam kepada dunia.

Penegakan syariat Islam secara kaffah akan menghilangkan akar-akar kerusakan yang saat ini subur di ruang digital, baik pornografi, kriminalitas, penipuan, maupun liberalisasi. Karena itu, perjuangan menegakkan Khilafah bukan sekedar kewajiban syari, tetapi juga kebutuhan mendesak demi menyelamatkan generasi dari kehancuran peradaban modern. Wallaahua’lam

Continue Reading

Previous: Cara Islam Mengatasi Bullying

Related Stories

Cara Islam Mengatasi Bullying WhatsApp Image 2025-11-27 at 10.13.57

Cara Islam Mengatasi Bullying

27/11/2025
Perceraian Marak; Keluarga Runtuh, Generasi Rapuh WhatsApp Image 2025-11-26 at 20.59.02(1)

Perceraian Marak; Keluarga Runtuh, Generasi Rapuh

27/11/2025
Sudan Membara,  Ada Apa dengan Sudan? WhatsApp Image 2025-11-15 at 05.40.50

Sudan Membara,  Ada Apa dengan Sudan?

14/11/2025

Recent Posts

  • Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim
  • Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis
  • Penculikan Anak Terjadi Lagi, Siapa yang Bertanggung Jawab Melindungi?
  • Ditolak Empat RS, Ibu Hamil Meninggal Dunia; Kejamnya Liberalisme Kesehatan
  • Normalisasi Istri Tidak Bekerja

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim WhatsApp Image 2025-12-02 at 11.11.02

Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim

02/12/2025
Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis WhatsApp Image 2025-12-02 at 11.02.36

Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis

02/12/2025
Penculikan Anak Terjadi Lagi, Siapa yang Bertanggung Jawab Melindungi? WhatsApp Image 2025-12-02 at 10.50.29

Penculikan Anak Terjadi Lagi, Siapa yang Bertanggung Jawab Melindungi?

02/12/2025
Ditolak Empat RS, Ibu Hamil Meninggal Dunia; Kejamnya Liberalisme Kesehatan WhatsApp Image 2025-12-02 at 10.13.19

Ditolak Empat RS, Ibu Hamil Meninggal Dunia; Kejamnya Liberalisme Kesehatan

02/12/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.