Oleh : Vivin Indriani
(Anggota Komunitas Revowriter)
#MuslimahTimes –– Ketika terjadi transfer kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari peradaban khilafah Islam ke Eropa, salah satu yang ikut terbawa adalah karya seni. Disamping gaya-gaya arsitektur Islami, hiasan dan motif islami baik dalam kain maupun lukisan, juga beraneka karya seni lainnya pun turut berpindah ke Eropa.
Gustave Le Bon mengatakan, “Kelayakan seni kaligrafi menjadi hiasan indah telah dipakai oleh seniman Nashrani untuk menyalin tulisan-tulisan Arab di tembok-tembok bangunan gereja. Mereka melakukannya hanya atas dorongan suka keindahan. Lungabrih, MonsieunLavara dan lainnya menyaksikan hal itu banyak terjadi di Italia.”(The Arab Civilization, Gustave Le Bon, hlm. 531).
Di tempat barang-barang di Katedral Millano terdapat sebuah pintu yang dibangun dengan model gambar dua kompas. Pintu tersebut dilingkari dengan dekorasi batu yang tersusun kalimat-kalimat Arab yang berulang-ulang. Tulisan kaligrafi juga terdapat di sekitar kepala Isa Al-Masih yang digambar di atas pintu-pintu Santo Petrus dan Santo Paulus.
Giotto adalah seorang seniman yang pertama kali menggunakan corak ornamen Islam dalam papan lukisannya. Pelukis Florentin FilippoLippi menggunakan kaligrafi Arab untuk membatik pakaian di abad XV. Florence juga mengambil manfaat dari Fariekyu dari tulisan Arab ketika membentuk ornamen papan penghormatan para raja yang tersimpan di Florencia.
Di Museum Louvre yang terletak di RiveDroiteSeine di Paris juga menyimpan lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus dengan kain jubah yang terulur bertuliskan inskripsi Arab berbentuk kufic yang jika dieja berbunyi “Laailaha Illa Allah.”
Karya seni Islam ini menyebar ke seluruh penjuru Eropa. Barang-barang dagangan seperti peralatan makan, kain, lemari dan sebagainya penuh dengan hiasan kific yang menarik minat seniman Eropa. Kufic adalah bentuk kaligrafi tertua dari berbagai aksara Arab dan terdiri dari bentuk yang dimodifikasikan dari aksara Nabataealama.Kufic yang ada di benda-benda seni Eropa dinamakan Pseudo. Orang-orang Eropa mencontoh aneka bentuk kufic ini tanpa tahu maknanya. Sebagian besar kufic memang dibuat rumit dan artistik. Sehingga Pseudo Kufic ini lebih sulit dibaca.
Begitulah kekayaan khazanah seni di masa peradaban Islam dulu. Seniman muslim tak perlu menabrak aturan syariat untuk memperoleh hasil seni bernilai tinggi. Misalnya larangan menggambar makhluk bernyawa atau unsur-unsur ketelanjangan dalam seni. Kaligrafi dan kufic adalah contoh ketinggian nilai seni Islam yang diakui dunia, bernilai tinggi dan membawa risalah Islam ke penjuru dunia.