Oleh : Wahyu Utami, S.Pd
(Guru di Bantul Yogyakarta)
#MuslimahTimes — Idul Adha disebut sebagai hari raya kurban karena pada hari ini umat Islam disyariatkan untuk menyembelih hewan kurban. Allah berfirman di dalam QS Al kautsar ayat 1-2 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah memberi kamu nikmat yang banyak. Karena itu dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”.Dari ayat ini kita pahami bahwa Alloh mensyariatkn kurban karena Alloh telah memberi nikmat yang banyak.
Sesungguhnya ibadah kurban mengandung nilai historis yang sarat dengan keteladanan. Allah telah menguji keimanan dua manusia mulia, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih putra tercinta, Nabi Ismail AS. Ketaatan dan keimanan yang sangat besar telah meringankan hati keduanya untuk melaksanakan perintah Alloh.
Perayaan Idul Adha Dalam Keprihatinan
Sejatinya sebagai Hari raya di antara dua hari raya di dalam Islam, kaum muslimin merayakan hari raya Idul Adha dengan penuh kegembiraan. Namun, tahun ini kita merayakan Idul adha di tengah keprihatinan karena pandemi Covid-19 yang masih mengancam. Hingga memasuki bulan kelima sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan di Presiden Jokowi, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia telah menembus angka 100 ribu. Jumlah ini telah menempatkan Indonesia pada urutan 24 sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Bagaimana Indonesi bisa mencapai angka sebesar ini? Kalau kita lihat dari sejak awal diumumkan hingga akhir Bulan Maret, pemerintah belum melakukan langkah darurat untuk mencegah penularan. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) baru dikeluarkan Presiden Jokowi pada 31 Maret, itupun setelah mendapat desakan dari berbagai pihak. Pada Bulan Mei pemerintah pusat mulai menggaungkan pelonggaran meskipun angka penularan masih tinggi. Kemudian pada Bulan Juni hingga Juli, Karena pertimbangan ekonomi kenormalan baru (new normal) dibuka di berbagai wilayah.
Menatap bulan agustus 2020, umat masih bertanya-tanya kapan derita akibat pandemi ini akan berakhir. Penularan berjalan sangat cepat, vaksin belum ditemukan sedangkan tekanan ekonomi menuntut warga kembali beraktivitas seperti sediakala. Oleh karena itu, hari raya Idul Adha yang jatuh pada Hari Jumat, 31 Juli 2020 menjadi momentum yang sangat tepat untuk bermuhasabah diri dan meningkatkan ketaatan total dalam keimanan kepada Allah SWT.
Wujud Kufur Nikmat
Semua cobaan yang diberikan Allah sesungguhnya tidak terlepas dari akibat kaum Muslimin tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan Alloh kepada mereka (kufur nikmat). Mereka tidak mau menaati dan melaksanakan semua syariat Alloh sebagai wujud rasa syukur kepada-Nya. Kaum muslimin justru mengabaikan bahkan mencampakkan syariat-Nya yang merupakan karunia sekaligus rahmat bagi mereka.
Sungguh segala musibah yang menimpa saat ini terjadi karena syariat Alloh telah dijauhkan dari kehidupan umat. Virus Covid-19 bermula dari perbuatan buruk sekelompok manusia yang makan makanan yang haram dan menjijikkan. Dan yang paling utama tentu diakibatkan dicampakannya syariat Islam dalam urusan politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan l(kufur nikmat)ain-lain.
Oleh karena itu, wahai kaum Muslimin saatnya kita bertaubat, kembali pada syariat Allah yang mulia yang hanya bisa diterapkan dalam naungan khilafah yang mulia. Hanya dengan khilafah, umat Islam bisa bertakbir dalam kemenangan. Wujudkan semangat berkorban di masa pandemi ini dengan bekerja keras mencurahkan waktu, tenaga, pikiran dan harta kita untuk kemenangan Islam dan kaum Muslimin. Wallohu ‘alam bish showab.