Oleh. Mey Afiddatul Asmara Arini Nabela, S.Pd
MuslimahTimes– Tahun baru Muharram tahun 1442 H ini yang bertepatan dengan tanggal 20 Agustus 2020, dunia maya digemparkan dengan film dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara. Sebuah film premier yang mengungkap hubungan kekhilafahan dan nusantara dari sudut pandang historis yang selama ini telah terkubur dan dikuburkan. Menunjukkan bukti-bukti yang otentik bahwasannya keagungan Islam dan khilafah pernah sampai di berbagai wilayah nusantara. Kejayaan Islam sebagai negara adidaya yang menguasai hampir 2/3 dunia, sangat logis jika utusan-utusan dari kekhilafahan dikirim ke berbagai wilayah termasuk Nusantara untuk mendakwahkan syariat Islam yang mulia.
Adanya hubungan Khilafah dengan Nusantara, khususnya kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara, juga ditegaskan oleh Sejarahwan UIN Bandung, Dr. Moeflich Hasbullah. Ia mengatakan bahwa khilafah waktu itu adalah negara adidaya yang sangat besar. Jadi sangat logis, jika Nusantara mempunyai hubungan dengan Khilafah (Mediaumat.news, 24/8/2020)
Meskipun telah melalui riset ilmiah yang sangat panjang dan diungkapkan faktanya oleh berbagai intelektual muslim, film yang disutradarai Niko Pandawa ini ternyata tetap menuai kontroversi. Ya begitulah, kebenaran di negeri ini tidak dipandang secara objektif namun hanya subjektif belaka. Sesuatu yang dianggap merugikan rezim, pasti akan dihalangi. Farming negatif tentang film-film ini bermunculan dan dikeluarkan oleh para cendekiawan Muslim yang menjadi tangan kanan rezim. Tidak berhenti sampai di situ, rezim berusaha secara massif untuk menghentikan film ini diluncurkan ke publik, karena mereka ketakutan jika masyarakat semakin tercerahkan akan kebenaran fakta sejarah bahwa keagungan cahaya Islam pernah sampai di nusantara.
Tindakan masif rezim dapat dibuktikan sepanjang penayangan film JKDN, telah terjadi lebih dari tiga kali pemblokiran. Hal ini membuktikan bahwa film ini merupakan film yang luar biasa. Adapun dari pihak penyelenggara sudah memprediksi hal ini terjadi, dan sudah menyiapkan alternatif lain untuk mengatasi pemblokiran tersebut. Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah pihak penyelenggara sukses menayangkan film JKDN sampai selesai, meskipun melaui berbagai hambatan.
Begitulah ironi di negeri ini, film yang menayangkan kebenaran tentang fakta sejarah justru diblokir. Sedangkan film yang menayangkan aksi-aksi asusila dibiarkan menjamur di masyarakat. Entahlah, apa yang ada di pikiran mereka yang buta akan kebenaran. Hal ini semakin menunjukkan sistem demokrasi yang katanya memberikan kebebasan kepada rakyat untuk mengungkapkan aspirasinya hanya omong kosong belaka. Bagaimana tidak? Ketika ada generasi bangsa yang melakukan berbagai penelitian ilmiah untuk mengungkap fakta sejarah yang dikemas dalam film yang elegan dan kreatif justru dikriminalisasi.
Allah telah berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 6-7 yang terjemahannya : “Sesungguhnya, orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci mata mereka, dan pada penglihatan ada penutup. Dan bagi mereka siksa yang amat pedih.”
Seberapa besar mereka menghalangi terbitnya fajar, mereka akan tidak mampu menghalanginya karena fajar itu akan terbit pada waktu yang telah diizinkan oleh Allah sesuai janji Allah dan bisyarah Rasulullah. Orang-orang kafir bisa meredam semangat umat Islam, tapi mereka tidak akan mampu meredam kemenangan Islam. Sebagaimana mereka bisa merusak bunga tapi tidak bisa menahan musim semi datang. Musim semi bagi Islam adalah kemenangan bagi kaum muslimin dengan tegaknya Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah. Semoga kita menjadi bagian dari barisan pejuangnya. Aamiin yaa mujiibas Saailiin.