Oleh : Sunarti PrixtiRhq
Seteguk air iringi sahur, sepenggal asa tertancap di benak
Tanpa tahu, masihkah bertemu Magrib
Bersyukur atas nikmat masih mengguyur
Temui Ramadan di suasana sesak
Bibir tak lekang kalimat toyibah
Lantunan ayat suci jadikan senyuman
Dada penuh semangat tanpa celah
Raga sigap sepanjang jalan, meski perut tak kenyang
Masjid jadi tujuan mantab
Bertaqarub mendekat Allah Taala
Langkah pun kian sigap hadapi siang
Tak peduli berondong nuklir datang
Tatkala negeri lain gegap gempita sambut Ramadan
Anak Palestina sambut jihad jiwa raga
Ramadan jadi ajang sahid diri
Berlipat dan kian berlipat pahala terpatri
Wahai saudara muslim di penjuru dunia
Kebahagiaanmu sebatas ledakan petasan
Tawamu sebatas hidangan mewah dan mapan
Kebanggaanmu sebatas gadget mahal di tangan
Mereka membusung dada di Palestina
Ledakan nuklir jadi kebiasaan
Debu campur darah jadi hiasan
Kebanggaan adalah senjata di tangan
Yakin, pintu jannahNya menanti setia
Kalian berbuka dengan lezatnya hidangan
Mereka, anak Palestina berbuka dengan cekaman
Harum makanan di meja kalian
Bau amis di tangan saudara Palestina
Hingga detik ini,
Palestina masih berlumur merah darah
Anak-anak tak berdosa bergelimpangan
Sekarat menahan tajam tembusan kimia setan
Kaum laknat membabi buta gencarkan serangan
Yaa Rabb,
Turunkan pertolonganMu atas kaum muslim
Agar banjir darah di Palestina segera tersapu
Jadikan ini Ramadan terakhir umat Islam tanpa perisai
Jadikan langkah kami kuat jauh dari gontai
Kami rindu kepemimpinan ala manhaj nubuwah
Agar Bumi al Anbiya, Palestina terbebas
Musuh-musuh Islam tertumpas
Dengan kembalinya Daulah Khilafah