Oleh : Susi Susanti & Dini Prananingrum
#MuslimahTimes — Riuh mengema sampai ke selasar Masjid Arroyyan yang bertempat dikomplek perumahan wirosaban barat, Yogyakarta ketika sapaan khas pengajian Keluarga Sakinah Yogyakarta yang dibuka oleh bunda Upik Lestari, S.Si berkumandang. Pada hari yang masih pagi tersebut, matahari pun bersinar redup, namun hal ini tak menyurutkan langkah para jama’ah dari kalangan muda milenia hingga ibu–ibu usia senja yang kurang lebih berjumlah 125 orang untuk menghadiri taman surga ini.
Pada Ahad 25 November 2018 pengajian bulanan yang diadakan oleh Komunitas Ibu Peduli Negeri ini rutin diadakan setiap pekan ke-4 ini, mengusung tema “Melahirkan Generasi Pembuka Jalan Surga”.
Tahfidz anak shalih yang dilantunkan adik Shiham dan Fahri mengawali acara. Penampilan mereka berdua membuat jama’ah haru dan merindukan anak-anak sholih seperti mereka.
Anak shalih dan shalihah merupakan dambaan setiap orangtua. Selain sebagai penyejuk hati orangtua, anak juga tabungan diahirat kelak. Namun saat ini tantangan begitu besar. Mendidik anak di zaman now perlu dibekali ilmu yang akan menunjang perkembangan pertumbuhan anak–anak. Masifnya media sosial yang tak terkendali, serta lingkungan yang tak sejalan dengan pendidikan Islam, tak dipungkiri membuat kondisi sang anak akhirnya jauh dari harapan orangtua.
Mendidik dan mengasuh anak dengan sungguh-sungguh merupakan kewajiban orangtua, karena anak adalah amanah dari Allah SWT. Tentunya hal ini tidak mudah, karena itu banyak orang tua pun menjadi resah.
“Dalam sebuah ikatan suci pernikahan orangtua mendambakan anak yang shalih dan shalihah. Karena anak-anak shalih-shalihah tak mungkin lahir dari cara-cara yang haram seperti perzinahan, kumpul kebo dan sejenisnya, bahkan perkawinan LGBT.” Papar Ustazah Atik Mulyati,S.Si mengawali materinya.
Selanjutnya beliau menjelaskan makna pernikahan dalam pandangan Islam. Yaitu merupakan salah satu pemenuhan dari naluri manusia dalam rangka melestarikan jenis dengan cara yang halal. Adapun tujuan menikah adalah untuk menjalankan ibadah, menjaga kehormatan dan melangsungkan keturunan.
Namun saat ini potret generasi milenial jauh dari gambaran generasi pembuka jalan surga. Jauh dari kehidupan islami. Mulai dari terjerat pergaulan bebas, narkoba, dan tawuran antar pelajar, termasuk klitih dikalangan pelajar Jogja yang marak dan meresahkan warga. Ungkap Ustazah Atik miris.
Maka menurut beliau diperlukan faktor pendukung untuk mewujudkan cita–cita melahirkan generasi yang berkualitas pembuka jalan surga ini, diantaranya adalah :
1. Keluarga
Orangtua terutama ibu memiliki peran besar dalam proses perkembangan anak dalam memetakan masa depan anak. Bahkan ibu punya peran besar dalam memetakan masa depan umat. Karena keluarga adalah kelompok sosial paling kecil yang membentuk karakter anak. Untuk itu peran ibu tidaklah main-main, diperlukannya bekal dalam mendidik anak dengan memiliki segudang ilmu. Ibu juga harus mengenalkan Islam sejak awal kehidupan anak dan siap memberikan teladan bagi anak. Memilihkan lingkungan dan kawan yang baik untuk anak. Memiliki visi misi yang jelas dalam mendidik anak. Serta harus sabar, ikhlas dan istikamah dalam merawat dan mendidik anak
2. Masyarakat
Berperan dalam mengembangkan jiwa sosial dan pergaulan anak dilingkungan sekitar, dengan adanya masyarakat yang beramar ma’ruf nahi mungkar akan menjadikan anak tumbuh menjadi generasi yang taat.
3. Negara
Menjaga fungsi ibu dengan memberdayakan ayah ayah saja dan para laki-laki bekerja menafkahi keluarga. Memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam pendidikan kepada para Ibu. Mensejahterakan para ibu, memfasilitasi akses kesehatan dengan mudah dan menjamin rasa aman.
Dengan itu semua, peran ibu sebagai ummun wa rabbatul bayt dapat terlaksana dengan baik dan tercipta generasi-generasi tangguh, berjiwa pemimpin, cerdas, dirindukan surga dan pejuang Islam seperti pernah terjadi pada masa kejayaan Islam, layaknya Muhammad Al Fatih, Abbas bin firnas, Ibnu Sina, Imam Syafi’I dll.
Selanjutnya Ustazah Atik yang juga aktif dalam FORMUDA (Forum Muslimah untuk Peradaban) menutup materi dengan menyampaikan penghormatan tertinggi yang pantas diberikan anak untuk ibunya adalah dengan senantiasa menjadi anak yang sholih, mengamalkan ilmu yang bermanfaat yang diajarkan oleh ibunya, serta senantiasa taat terhadap Allah SWT dan RasulNya.
Maka, ketika seorang anak menebarkan kebaikan pada orang lain, akan membuat langkah-langkah telapak kaki ibunya menuju surga. Hingga pahala jariyah senantiasa mengalir.
Sebelum masuk ke sesi tanya jawab, sebuah puisi anak negeri mengiringi asa seorang anak yang merindukan kasih sayang dan teladan takwa seorang Ibu dibacakan oleh adik Diah. Dimana bait demi baitnya menggetarkan dan menjadi muhasabah bagi para jama’ah yang hadir.
Disela acara, Bunda Upik mengumumkan hadiah doorprize bagi pendaftar online pertama, peserta yang hadir pertama dan juga memberikan kesempatan peserta untuk mengajukan pertanyaan seputar materi. Serta menegaskan panitia membuka kesempatan khusus bagi peserta yang mau mengkaji lebih dalam tentang Islam bisa mengikuti kegiatan pekanan, yaitu kajian rumahan (home coaching) yang di asuh oleh Ustazah Dini prananingrum, ST sebagai ketua dan pembina Pengajian Keluarga Sakinah Yogyakarta.
Acara pun ditutup dengan pembacaan doa yang menyetuh hati dan penuh kekhusyukan oleh Bunda Eva yang sontak membuat gerimis dihati peserta dan panitia. Dimana sebagian besar adalah para ibu yang masih memiliki banyak PR dalam upaya mendidik dan mencetak anak–anak mereka menjadi generasi pembuka jalan surga.
Wallahu a’lam Bishowab