
Oleh. Ayu Mela Yulianti, SPt
Muslimahtimes.com–Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani menjelaskan dalam kitabnya nidzomul Islam, bahwa ideologi dunia terbagi atas tiga macam, yaitu ideologi sekuler kapitalisme, ideologi sosialis komunis, dan ideologi Islam. Ketiga ideologi ini berbeda satu sama lain, dan ketiganya pernah diemban oleh negara-negara di dunia, sehingga mampu mengantarkan negara pengembannya menjadi negara adidaya dunia.
Ideologi sekuler kapiitalisme diterapkan oleh Amerika Serikat dan negara Eropa lainnya, juga menguasai negara persemakmuran dari Amerika dan Eropa, diterapkan hari ini secara meluas hingga menguasai hampir seluruh negara didunia. Ideologi sekuler kapitalisme mampu menguasai dunia setelah meruntuhkan kekhilafahan Islam sebagai pengemban ideologi Islam, dengan serangkaian drama politik termasuk didalamnya perang tsaqofah (pemikiran), yang ditembakan pada pemikiran kaum muslimin, sehingga kaum muslimin mengambil ideologi sekuler kapitalisme dalam kehidupannya tanpa disadarinya. Berislam namun asing dengan pemikiran Islam.
Adapun ideologi sosialis komunis hari ini diterapkan oleh Rusia dan China, juga sebagian kecil negara sosialisasi lainnya didunia saat ini. Ideologi sosialis komunis mampu mengantarkan Uni Soviet sebagai negara adidaya yang kemudian terpecah menjadi 15 negara bagian, termasuk didalamnya adalah negara Rusia, sebelum diruntuhkan oleh ideologi sekuler kapitalisme yang diemban oleh Amerika. Sedangkan ideologi Islam diterapkan oleh negara Khilafah, dari mulai khulafaur rasyidin hingga kekhilafahan Utsmaniy, hingga tahun 1924. Selepas keruntuhan kekhilafahan Utsmaniy, hari ini ideologi Islam tidak diemban oleh satu negara manapun, namun masih tertanam kuat dibenak dan hati individu – individu kaum muslimin.
Walaupun ketiga macam ideologi dunia ini pernah diemban oleh negara dan mengantarkannya menjadi negara adidaya, hanya saja ideologi yang manusiawi, sesuai fitrah manusia, memuaskan akal, dan menentramkan jiwa, hanyalah ideologi Islam. Sebab ideologi Islam ini lahir dari tuntunan wahyu Allah swt, Tuhan semesta alam yang Maha mengatur.
Ideologi Islam yang diemban oleh kekhilafahan Islam mampu membangun peradaban manusia yang mumpuni secara sains dan teknologi, namun juga mampu membangun masyarakat yang bermoral dan beradab tinggi, yang adil dan beradab. Berbeda dengan ideologi sekuler kapitalisme, yang membentuk peradaban yang maju secara sains dan teknologi, namun mundur secara adab dan moral. Ideologi sekuler kapitalisme membentuk peradaban yang absurb, yang mengantarkan pada kesengsaraan manusia.
Sedangkan ideologi Islam yang diemban oleh kekhilafahan, mampu menjadikan manusia hidup layaknya manusia, yang memiliki akal dan hati nurani, sehingga mampu membangun tatanan kehidupan yang baik. Terjaga nasab, akal, dan perasaannya. Setiap kalangan masyarakat baik kalangan atas maupun kalangan bawah terayomi secara sempurna, terpenuhi segala kebutuhan kehidupannya. Semua terurus dengan baik oleh Khalifah yang menerapkan ideologi Islam.
Adapun dalam aspek hubungan luar negeri, maka misi menyebarkan ideologi Islam, adalah misi mulia yang diemban negara khilafah, dalam bentuk aktivitas dakwah dan jihad. Sebab penerimaan dalam aktivitas dakwah ini beragam, antara lain peluang untuk di tolak dengan penolakan secara fisik, maka ideologi Islam telah menetapkan agar negara mempersiapkan segala hal yang dapat menghilangkan rintangan fisik akibat penolakan dakwah tersebut, antara lain dengan mempersiapkan pasukan jihad, yang sangat berkaitan erat dengan aktivitas militer dan pembentukan barak dan pangkalan militer.
Hanya saja, tujuan utama jihad dalam pandangan ideologi Islam adalah untuk menghilangkan rintangan fisik berupa tantangan perang dari pihak yang memusuhi Islam, bukan untuk membunuh manusia, bukan untuk menjajah, apalagi untuk mengeruk kekayaan alam sebuah negeri dan memiskinkan penduduknya. Bukan.
Para tentara Islam yang berjihad, dibekali pengetahuan ( tsaqofah ) Islam, yang dengannya mereka mampu berperilaku sebagai manusia beradab, yang kelak akan membimbing masyarakat yang ditaklukannya dengan aktivitas dakwah. Membimbingnya dengan Islam, sehingga penakluk dan yang ditaklukan setara dan sederajat. Sama-sama taat pada syariat Allah Swt.
Keberadaan pangkalan militer dalam Islam akan menjadi basis penyebaran dakwah Islam, membimbing masyarakat dengan Islam sehingga semua manusia mengenal Islam sebagai rahmatan lil alamiin. Pangkalan militer bukan hanya sekedar tempat untuk menampung seluruh sarana dan prasarana dalam kegiatan untuk melaksanakan aktivitas jihad, bahkan sebagai tempat dilahirkannya para kader dakwah yang berani dalam menyampaikan kebenaran Islam, dan siap dengan segala risikonya.
Dalam Islam, pangkalan militer tidak akan didirikan di tanah negara lain, namun akan dibangun ditanah sendiri yang berdaulat. Untuk kepentingan aktivitas dakwah dan jihad. Sebagaimana Rasulullah saw juga para Khalifah setelahnya, membuat hima yaitu wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan lindung atau larangan, yang salah satu tujuannya adalah untuk menjaga ketersediaan padang rumput bagi kuda-kuda perang umat Islam dan unta. Hima an-Naqi’ adalah contoh hima yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai tempat penggembalaan kuda perang dan unta. Yang bisa diibaratkan sebagai pangkalan militer kaum muslimin, yang waktu itu terletak 20 farsakh dari Kota Madinah, di tanah kekuasaan Rasulullah Muhammad Saw, di tanah Islam milik kaum muslimin.
Sebab itu, jika Amerika hari ini memiliki banyak pangkalan militer di banyak negara, walaupun dengan dalih kerjasama militer, artinya negara yang memberikan tanahnya untuk dijadikan sebagai pangkalan militer Amerika, sejatinya adalah negara yang ada dibawah dikte dan tunduk patuh kepada Amerika. Sebab pemberian ijin pendirian pangkalan militer kepada negara lain sama dengan menyerahkan keamanan pada negara lain , dan sama dengan penyerahan kekuasaan tanpa sadar, dan pengakuan secara tidak langsung bahwa penguasanya adalah agen dari tuan pemilik pangkalan militer.
Padahal menyerahkan keamanan negeri kepada negara lain adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt dan Rasul Nya, sebab Rasulullah saw memberikan contoh kemandirian hingga dalam aspek pertahanan dan keamanan negara, yang tidak mengizinkan negara lain dengan dalih apapun untuk mendirikan pangkalan militer di wilayah milik kaum muslimin. Maka, menjadi hal yang sangat penting untuk kembali menjadikan ideologi Islam sebagai landasan hingga dalam masalah militer sekalipun, sehingga terjaga kemuliaannya sebagai pemilik tanah dan pemilik kedaulatan, pemilik sejati ideologi Islam, yang dengannya akan mampu menyebarkan dakwah Islam sebagai sebuah ideologi dunia yang paling layak dalam mengatur kehidupan umat manusia sebagai khalifatul fil ardi, yang rahmatan lil alamin.
Wallahualam.