Oleh. Arum
Muslimahtimes.com–Kondisi Palestina terus memburuk. Upaya gencatan senjata yang dilakukan selama ini ternyata tak lebih dari sekadar ilusi. Faktanya, hingga saat ini saudara-saudara kita di Gaza masih harus menghadapi serangan bom yang mengancam nyawa mereka setiap saat. Gaza terus menjadi sasaran genosida dengan cara yang makin mengerikan. Bahkan, diduga kuat wilayah ini dijadikan tempat uji coba senjata.
Zionis Yahudi yang berambisi menguasai Palestina terus mencari berbagai cara untuk memusnahkan penduduk yang ada di sana. Salah satu taktik yang mereka gunakan adalah menggempur Gaza dengan serangan udara besar-besaran, menghambat distribusi bantuan pangan yang menyebabkan kelaparan dan kematian, serta menentukan titik-titik distribusi bantuan yang kemudian diserang setelah warga berkumpul di lokasi tersebut.
Dikutip dari tirto.id (11/7/2025), Kepala Eksekutif LSM Rabin Torbay menjelaskan bahwa banyak keluarga tak berdosa diserang secara brutal ketika tengah mengantre di pos medis Deir Al-Balah untuk mendapatkan layanan kesehatan dan bantuan gizi. Tindakan ini jelas merupakan pelanggaran internasional yang dilakukan secara terang-terangan oleh Zionis Israel.
Genosida di Gaza telah melampaui batas-batas kemanusiaan. Sayangnya, para pemimpin negeri-negeri muslim, alih-alih membantu mengusir penjajah Zionis, justru memilih untuk bersekutu dan bergandengan tangan dengan sekutu-sekutu Israel. Mereka adalah para pengkhianat sejati, yang tidak peduli terhadap penderitaan saudara seiman mereka. Seolah-olah, apa yang terjadi merupakan hal yang wajar dan dapat dimaklumi. Inilah buah dari sistem kapitalisme yang mengatur umat saat ini.
Sistem ini telah mematikan rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap saudara seakidah yang telah puluhan tahun mempertaruhkan nyawa. Para pemimpin hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Sistem yang ada saat ini sangat jauh dari harapan. Seharusnya, para penguasa dipilih untuk menyelesaikan segala persoalan rakyat. Namun kenyataannya, mereka lalai, tidak peduli, bahkan enggan mengetahui penderitaan umat.
Di sisi lain, banyak masyarakat dari kalangan nonmuslim, serta sejumlah pengamat dengan pandangan dan keyakinan yang berbeda, ikut memberikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan. Mereka juga lantang mengkritik tindakan Zionis. Meski langkah mereka belum memberikan solusi tuntas, namun setidaknya mereka menunjukkan kepedulian jauh lebih baik daripada sikap para pemimpin Muslim saat ini.
Oleh karena itu, umat Islam harus terus membangun narasi positif yang mengarah pada solusi hakiki bagi Palestina. Solusi tersebut adalah persatuan umat Islam di bawah satu kepemimpinan, yaitu Khilafah Islamiyah. Mereka yang memahami pokok permasalahan Palestina wajib mengajak umat lain untuk turut menyadari kondisi tersebut.
Gerakan ini akan membangun kesadaran dan kekuatan umat berdasarkan pemahaman yang benar. Dengan begitu, akan tercipta kesadaran umum di kalangan mayoritas umat, yang akan mendorong perjuangan kolektif melalui jalan dakwah yang sesuai dengan thariqah Rasulullah.
Karena kemenangan umat hanya dapat tercapai melalui thariqah dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah tersebut. Umat juga perlu diingatkan untuk menjauhi metode-metode yang tidak akan membawa pada kemenangan hakiki, seperti people power maupun jalur demokrasi dan parlemen. Para pengemban dakwah harus tetap teguh dan waspada terhadap berbagai potensi ancaman yang mengintai perjuangan mereka, baik dari segi kelas maupun ideologi.
Kedua jenis ancaman ini harus diwaspadai dengan serius, karena dapat menyesatkan umat dari jalan dakwah yang ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka harus yakin bahwa thariqah inilah yang akan membawa umat Islam menuju kemenangan, termasuk dalam mengusir penjajah Yahudi dari bumi Palestina. Waallahua’alam bishowab
