Oleh. Endang Widayati
Muslimahtimes.com–Dunia masih dalam kondisi suram. Warga Palestina masih terluka dan terbunuh. Lebih dari 30.000 warga Palestina meregang nyawa sejak agresi 7 Oktober 2023 lalu. Al-Quds masih diserang secara membabi-buta. Al-Aqsha terus menerus dinista. Siapa lagi pelakunya kalau bukan kaum Zionis, sang durjana.
Duka makin menyesakkan dada saat dunia kembali tak kuasa berbuat lebih kecuali diam semata. Para pejuang HAM kembali bungkam. Para penguasa negara adidaya, seperti AS, kembali menunjukkan sikap bermuka dua. Sebagaimana tuannya, AS dan Barat, para penguasa Muslim, khususnya para penguasa Arab, kembali menjadi pecundang. Hanya pandai mengecam. Hanya pintar beretorika. Ditambah sedikit bantuan kemanusiaan. Itu pun sering hanya demi pencitraan. Tak sedikitpun ada kemauan untuk mengirimkan tentaranya. Untuk berjihad membela kaum Muslim di Palestina.
Padahal, terpampang jelas ribuan korban wafat akibat keganasan kaum Zionis. Korban terluka tak terhitung jumlahnya. Allah SWT secara gamblang memberitahu kita, jangankan ratusan jiwa, membunuh satu orang saja tanpa haq sama dengan membunuh seluruh manusia. Allah Swt berfirman, yang artinya “Siapa saja yang membunuh satu orang, bukan karena orang itu membunuh orang lain atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seolah-olah dia akan membunuh seluruh manusia.” (TQS al- Maidah:32)
Bahkan jika yang terenggut nyawanya adalah seorang Muslim, maka itu jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan kehancuran dunia ini. Rasulullah saw bersabda, “Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang Muslim.” (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i)
Apalagi, derita kaum Muslim Palestina tidak terjadi saat ini saja. Hal itu sudah berlangsung lama. Juga sudah sering terjadi. Seperti diketahui, penjajahan sekaligus pendudukan Palestina oleh Zionis Yahudi sudah berlangsung lebih dari 70 tahun jika dihitung sejak tahun 1948. Sejak itu, hingga kini, tragedi demi tragedi yang dialami kaum Muslim Palestina terus terjadi. Derita Palestina terus berulang. Ribuan bahkan ratusan ribu korban terus berjatuhan. Tanpa ada yang benar-benar serius berusaha memberikan pertolongan. Tidak PBB. Tidak AS, Rusia, Eropa atau Cina. Begitu juga penguasa Muslim. Apalagi para penguasa Arab yang menjadi tetangganya. Semuanya hanya menonton. Mereka hanya bisa mengutuk dan mengecam.
Kalaupun akhir- akhir ini AS bersama negeri-negeri muslim lainnya mengirimkan bantuan melalui jalur udara, nyatanya hal itu tidaklah efektif dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza. Seorang warga Gaza mengatakan bahwa ribuan warga melihat bantuan jatuh ke arah mereka, namun hanya sekitar 10 hingga 20 orang yang mendapatkan barang, sementara sisanya tidak mendapatkan apa-apa.(bbc.com,06/03/2024). Bahkan pengiriman bantuan melalui jalur udara ini pun diduga akan menjadi akses untuk membantu zionis Israel dalam memperoleh senjata.
Jalan Pembebasan Palestina
Karena itu, untuk mengembalikan al-Quds dan memerdekakan kembali Palestina dari cengkeraman kaum Zionis Yahudi yang diperlukan adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Salahuddin al-Ayyubi. Tidak lain dan tidak bukan adalah jihad. Jihadlah jalan satu-satunya bagi pembebasan al-Quds dan Palestina.
Jika ada niatan politik dari para penguasa Arab dan Muslim, sebetulnya langkah jihad untuk mengusir kaum Zionis Yahudi bukanlah hal yang sulit dilakukan. Namun faktanya, agresi kaum Zionis Yahudi terhadap Palestina telah berjalan lebih dari 70 tahun. Tindakan nyata yang diharapkan adalah bahwa para penguasa Arab dan Muslim mau mengerahkan pasukan mereka untuk berjihad membela Palestina. Namun, semua itu ibarat jauh panggang dari api.
Apalagi tragedi Palestina hanyalah repetisi belaka dari ratusan bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di seluruh dunia. Jelasnya, Palestina bukanlah tragedi pertama — bahkan mungkin bukan yang terakhir — yang menimpa umat Islam. Sebelum ini, bahkan hingga kini, masih berlangsung tragedi kematian umat Islam di Myanmar (Burma); di Xinjiang, Cina; di Kashmir, India; dll.
Dengan banyaknya penderitaan umat di berbagai belahan dunia saat ini, jelas umat semakin membutuhkan Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah. Sebabnya jelas, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Imam (khalifah) adalah laksana perisai; kaum Muslim diperangi (oleh kaum kafir) di belakang dia dan dilindungi oleh dirinya sendiri.” (HR Muslim).
Apa yang disabdakan Rasulullah saw di atas pernah dibuktikan dalam sejarah oleh para khalifah pada masa lalu. Salah satunya Khalifah Al-Mu’tashim Billah yang sukses menaklukkan Kota Amuriyah, kota terpenting bagi kekuasaan Romawi saat itu, selain Konstantinopel. Al-Qalqasyandi dalam kitabnya, Ma’âtsir al-Inâfah, menjelaskan salah satu sebab penaklukan kota itu pada tanggal 17 Ramadhan 223H.
Dituturkan bahwa penguasa Amuriyah, salah seorang raja Romawi, telah menawan wanita mulia keturunan Fathimah ra. Wanita itu dinistakan hingga berteriak dan menjerit meminta pertolongan. Menurut Ibnu Khalikan dalam Wafyah al-A’yan, juga Ibnu al-Atsir dalam Al- Kâmil fî at- Târîkh, saat berita penawanan wanita mulia itu sampai ke telinga Khalifah Al-Mu’tashim Billah, saat itu sang Khalifah sedang berada di atas tempat tidurnya. Ia segera bangkit seraya berkata, “Aku segera memenuhi panggilanmu! Tanpa berpikir lama, Khalifah Al-Mu’tashim Billah segera mengerahkan sekaligus memimpin sendiri puluhan ribu pasukan kaum Muslim menuju Kota Amuriyah.
Terjadilah peperangan sengit. Kota Amuriyah pun berhasil ditaklukkan. Pasukan Romawi bisa dilumpuhkan. Sekitar 30 ribu tentaranya terbunuh. Sebanyak 30 ribu lainnya ditawan oleh pasukan kaum Muslim. Khalifah pun berhasil memerdekakan wanita mulia tersebut. Khalifah lalu berkata di hadapan wanita itu, “Jadilah engkau saksi untukku di depan kakekmu (Nabi Muhammad saw), bahwa aku telah datang untuk memerdekakan kamu.” Semoga Allah SWT merahmati Al-Mu’tashim Billah.
Alhasil, sekali lagi, umat memang membutuhkan Khilafah, juga seorang khalifah seperti Al-Mu’tashim Billah. Semoga saja umat Islam di seluruh dunia segera memiliki kembali Khilafah, juga pemimpin pemerintahan yang mengayomi seperti Khalifah Al-Mu’tashim Billah yang akan menduduki Amerika, Eropa, Rusia dan Cina; menyatukan berbagai negeri Islam; menjaga kehormatan kaum Muslim; dan membantu kaum tertindas. Insya Allah masa yang mulia itu akan segera tiba karena memang telah di-nubuwwah-kan oleh Rasulullah saw, “Kemudian akan datang kembali masa Khilafah yang mengikuti metode kenabian. (HR Ahmad). Wallahua’lam.